PARBOABOA - Mengenal dan memahami sifat mustahil bagi Allah SWT dengan baik, merupakan cara yang bijak untuk meningkatkan iman kepada sang pencipta.
Sifat mustahil bagi Allah artinya adalah sifat yang tidak mungkin dimiliki Allah dan tidak layak disandarkan pada keagungan dan kekuasaan Allah.
Allah tidak terikat oleh batasan-batasan yang mengikat manusia atau ciptaan-Nya yang lain. Dia Maha Esa untuk melakukan apa pun yang Dia kehendaki.
Menurut Ilmu Tauhid, sifat mustahil bagi Allah merupakan sifat-sifat yang bertentangan atau sama sekali sifat yang tidak dimiliki oleh Allah.
Hal tersebut termaktub dalam surah Al-A’raf ayat 54, yang berbunyi:
اÙÙ†ÙŽÙ‘ رَبَّكÙم٠اللّٰه٠الَّذÙيْ خَلَقَ السَّمٰوٰت٠وَالْاَرْضَ ÙÙيْ سÙتَّة٠اَيَّام٠ثÙÙ…ÙŽÙ‘ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشÙÛ— ÙŠÙغْشÙÙ‰ الَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلÙبÙهٗ ØÙŽØ«Ùيْثًاۙ وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنÙّجÙوْمَ Ù…ÙسَخَّرٰتÙÛ¢ بÙاَمْرÙهٖٓ ۙاَلَا لَه٠الْخَلْق٠وَالْاَمْرÙÛ— تَبٰرَكَ اللّٰه٠رَبÙÙ‘ الْعٰلَمÙيْنَ
Artinya: “Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. (QS. Al-A’raf:54)
Dari ayat tersebut, dapat kita maknai bahwa sebagai umat muslim yang beriman dan bertakwa, sudah seharusnya mempercayai bahwa Allah tidak mempunyai sifat-sifat buruk.
Sifat Allah dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu sifat wajib bagi Allah, sifat mustahil dan sifat jaiz Allah. Mengetahui sifat-sifat Allah adalah salah satu bentuk ketaatan kita sebagai umatnya, atas kebesaran Allah. Dan juga memercayai segala sifat-sifat Allah merupakan rukun iman yang pertama.
Lantas, apa yang dimaksud sifat mustahil bagi allah? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini.
Pengertian Sifat Mustahil Bagi Allah
Dalam teologi Islam, terdapat konsep sifat-sifat Allah yang dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu sifat wajib dan mustahil bagi Allah.
Sifat wajib adalah sifat-sifat yang harus dimiliki oleh Allah SWT. Sifat-sifat ini mencerminkan kesempurnaan dan kebaikan-Nya. Beberapa contoh sifat wajib Allah adalah keesaan (tawhid), keabadian (qidam), kekuasaan (qudrah), pengetahuan (ilmu), dan kasih sayang (rahmah).
Sifat mustahil, di sisi lain adalah sifat-sifat buruk, kelemahan, atau ketidakmungkinan yang tidak mungkin dimiliki oleh Allah.
Allah adalah sempurna dan murni dari segala kelemahan atau keburukan. Beberapa contoh sifat mustahil Allah adalah ketidaktahuan mutlak (jahalah), kelemahan (za'f), ketidakberdayaan ('ajz), dan ketidakadilan (zulm).
Konsep sifat-sifat Allah ini penting dalam Islam karena memberikan pemahaman tentang keagungan dan kesempurnaan-Nya. Sifat-sifat ini juga membantu umat muslim dalam mengembangkan hubungan yang lebih baik dengan Allah dan memahami peran-Nya dalam kehidupan mereka bagi Allah.
20 Sifat Mustahil Bagi Allah Beserta Artinya
Berikut ini adalah 20 sifat mustahil bagi allah dan artinya yang dikutip dari buku Asmaul Husna & 20 Sifat Allah, yaitu:
1. Adam (ﻋﺪﻡ)
Sifat mustahil bagi Allah yang pertama adalah adam. Adam artinya tidak ada. Allah mustahil bersifat adam karena Allah tidak mungkin tidak ada. Semua yang ada di muka bumi ini merupakan ciptaan Allah dan mustahil jika Allah tidak ada.
Hal ini telah dijelaskan dalam firman Allah surah An Nahl ayat 3:
خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰت٠وَٱلْأَرْضَ بÙٱلْØَقّ٠ۚ تَعَٰلَىٰ عَمَّا ÙŠÙشْرÙÙƒÙونَ
Bacaan Latin: "Khalaqas-samÄwÄti wal-ará¸a bil-ḥaqq, ta'ÄlÄ 'ammÄ yusyrikụn."
Artinya: "Dia menciptakan langit dan bumi dengan kebenaran. Mahatinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan," (QS. An-Nahl: 3).
2. Hudus (ﺣﺪï»ïº™)
Hudus artinya baru. Sebab, Allah sudah ada sebelum semua makhluk dan ciptaan-Nya ada. Allah bersifat qidam atau terdahulu.
Ayat yang menerangkan bahwa Allah bersifat terdahulu sudah tercantum dalam QS Al-Hadid ayat 3:
Ù‡Ùوَٱلْأَوَّل٠وَٱلْءَاخÙر٠وَٱلظَّٰهÙر٠وَٱلْبَاطÙÙ†Ù Û– ÙˆÙŽÙ‡ÙÙˆÙŽ بÙÙƒÙلّ٠شَىْء٠عَلÙيمٌ
Bacaan Latin: "Huwal-awwalu wal-Äkhiru waẓ-ẓÄhiru wal-bÄá¹in, wa huwa bikulli syai`in 'alÄ«m."
Artinya: "Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu," (QS. Al-Hadid: 3).
3. Fana (ﻓﻨﺎﺀ)
Fana artinya tidak kekal. Fana juga diartikan binasa atau rusak. Allah memiliki sifat kekal dan abadi. Allah tidak ada permulaan dan tidak ada akhir.
Firman Allah tentang sifat kekalnya tertuang dalam surah Ar-Rahman ayat 27:
وَيَبْقَىٰ وَجْه٠رَبّÙÙƒÙŽ Ø°ÙÙˆ ٱلْجَلَٰل٠وَٱلْإÙكْرَامÙ
Bacaan Latin: "Wa yabqÄ waj-hu rabbika żul-jalÄli wal-ikrÄm."
Artinya: "Tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal," (QS. Ar-Rahman: 27).
4. Mummassalatu lil Hawadis (ï»£ï»¤ïºŽïº›ï» ïº˜ï»ª ï»Ÿï» ïº¤ï»®ïºïº©ïº™)
Mummassalatu lil Hawadis artinya Allah serupa dengan makhluk. Sifat ini juga merupakan sifat mstahil bagi Allah.
Allah mustahil seperti dengan makhluknya. Allah berbeda dengan makhluknya, baik zat, sifat, ataupun perbuatannya. Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai Allah.
Hal ini sesuai dengan firman Allah pada surah Al Ikhlas ayat 4:
وَلَمْ ÙŠÙŽÙƒÙÙ† لَّهÙÛ¥ ÙƒÙÙÙوًا Ø£ÙŽØَدٌۢ
Bacaan Latin: "Wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad."
Artinya: "Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia," (QS. Al-Ikhlas: 4).
5. Qiyamuhu Bighairihi (ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑï»ï»´ïº®ï»©)
Qiyamuhu Bighairihi yakni berdiri dengan yang lain atau membutuhkan orang lain. Allah tidak membutuhkan bantuan sesuatu apapun serta berdiri sendiri atau qiyamuhu binafsihi. Allah Maha Sempurna, hal ini tercantum dalam firman Allah surah Ankabut ayat 6:
ÙˆÙŽÙ…ÙŽÙ† جَٰهَدَ ÙÙŽØ¥Ùنَّمَا ÙŠÙجَٰهÙد٠لÙÙ†ÙŽÙْسÙÙ‡ÙÛ¦Ù“ Ûš Ø¥Ùنَّ ٱللَّهَ لَغَنÙىٌّ عَن٠ٱلْعَٰلَمÙينَ
Bacaan Latin: "Wa man jÄhada fa innamÄ yujÄhidu linafsih, innallÄha laganiyyun 'anil-'ÄlamÄ«n."
Artinya: "Dan barang siapa berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu untuk dirinya sendiri. Sungguh, Allah
6. Ta'addud (ﺗﻌﺪﺩ)
Dalam bahasa Arab, ta'addud artinya berbilang. Sifat ini tidak mungkin dimiliki Allah karena Allah Maha Esa atau tunggal.
Dalam surah Al Ikhlas Allah berfirman:
Ù‚Ùلْ Ù‡ÙÙˆÙŽ ٱللَّه٠أَØَدٌ ٱللَّهÙٱلصَّمَد٠لَمْ ÙŠÙŽÙ„Ùدْ وَلَمْ ÙŠÙولَدْ وَلَمْ ÙŠÙŽÙƒÙÙ† لَّهÙÛ¥ ÙƒÙÙÙوًا Ø£ÙŽØَدٌۢ
Bacaan Latin: "Qul huwallÄhu aḥad, AllÄhuá¹£-á¹£amad, Lam yalid wa lam yụlad, Wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad."
Artinya: Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia," (QS. Al-Ikhlas ayat 1-4).
7. Ajzun (ﻋﺟﺰ)
Ajzun artinya lemah. Ini juga merupakan sifat mustahil bagi Allah. Allah tidak lemah dan tidak akan ada alam semesta beserta isinya jika Allah lemah.
Hal ini telah tertuang dalam surah Al-Baqarah ayat 20:
Firman Allah ini dituangkan dalam surah Al-Baqarah ayat 20:
يَكَادÙٱلْبَرْق٠يَخْطَÙ٠أَبْصَٰرَهÙمْ Û– ÙƒÙلَّمَآ أَضَآءَ Ù„ÙŽÙ‡ÙÙ… مَّشَوْا۟ ÙÙيه٠وَإÙذَآ أَظْلَمَ عَلَيْهÙمْ قَامÙوا۟ Ûš وَلَوْ شَآءَ ٱللَّه٠لَذَهَبَ بÙسَمْعÙÙ‡Ùمْ وَأَبْصَٰرÙÙ‡Ùمْ Ûš Ø¥Ùنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ ÙƒÙلّ٠شَىْء٠قَدÙيرٌ
Bacaan Latin: "Yakaadul barqu yakhtafu absaarahum kullamaaa adaaa'a lahum mashaw fiihi wa izaaa azlama 'alaihim qoomuu; wa law shaaa'al laahu lazahaba bisam'ihim wa absaarihim; innal laaha 'alaa kulli shai'in Qadiir."
Artinya: "Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali (kilat itu) menyinari, mereka berjalan di bawah (sinar) itu, dan apabila gelap menerpa mereka, mereka berhenti.
Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia hilangkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu," (QS. Al-Baqarah: 20).
8. Karahah (ﻛﺮïºï»«ï»ª)
Karahah artinya terpaksa. Sifat ini juga termasuk dalam sifat mustahil bagi Allah. Allah tidak terpaksa dalam melaksanakan apa yan Dia kehendaki, hal ini tertuang dalam surah Al-Buruj ayat 16.
Ùَعَّالٌ لّÙمَا ÙŠÙرÙيدÙ
Bacaan Latin: "Fa' 'aalul limaa yuriid."
Artinya: "Maha Kuasa berbuat apa yang Dia kehendaki," (QS. Al-Buruj: 16).
9. Jahlun (ﺟﻬﻞ)
Sifat mustahil bagi Allah selanjutnya adalah jahlun. Jahlun adalah sebutan lain dari kata bodoh. Mustahil bagi Allah bersifat jahlun, sebab Allah Maha Mengetahui segala sesuatu yang ada d alam semesta.
Tidak ada makhluk yang bersembunyi dari Allah, hal ini telah tercantum dalam surah Al-Hujurat ayat 18.
Ø¥Ùنَّٱللَّهَ يَعْلَم٠غَيْبَ ٱلسَّمَٰوَٰت٠وَٱلْأَرْض٠ۚ وَٱللَّه٠بَصÙيرٌۢ بÙمَا تَعْمَلÙونَ
Bacaan Latin: "Innal laaha ya'lamu ghaibas samaawaati wal ard; wallaahu basiirum bimaa ta'maluun."
Artinya: "Sungguh, Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan," (QS. Al-Hujurat: 18).
10. Mautun (ïºï»Ÿï»¤ï»®ïº•)
Mautun yang berarti mati. Allah tidak akan pernah mati dan akan selalu hidup serta kekal. Sifat mautun telahtertuang dalam surah Al-Furqan ayat 58:
وَتَوَكَّلْ عَلَى ٱلْØَىّÙٱلَّذÙÙ‰ لَا ÙŠÙŽÙ…Ùوت٠وَسَبّÙØÙ’ بÙØَمْدÙÙ‡ÙÛ¦ Ûš ÙˆÙŽÙƒÙŽÙَىٰ بÙÙ‡ÙÛ¦ بÙØ°ÙÙ†Ùوب٠عÙبَادÙÙ‡ÙÛ¦ خَبÙيرًا
Bacaan Latin: "Wa tawakkal 'alal Haiyil lazii laa yamuutu wa sabbih bihamdih; wa kafaa bihii bizunuubi 'ibaadihii khabiiraa."
Artinya: "Dan bertawakallah kepada Allah Yang Hidup, Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya," (QS. Al-Furqan: 58).
11. Shamamun (ïºï»Ÿïº»Ù…Ù…)
Shamamun adalah tuli. Ini merupakan sifat mustahil bagi Allah karena Allah Maha Mendengar. Tidak ada yang luput dari pendengarannya.
Tidak mungkin Allah tidak mendengar walau hanya sedikit pun. Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 127:
Ø¥Ùنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمÙيعÙٱلْعَلÙيمÙ
Bacaan Latin: ".....innaka Antas Samii'ul Aliim."
Artinya: ".....Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui," (QS. Al-Baqarah: 127).
12. Umyun (ïºï»Ÿï»Œï»¤ï»²)
Umyun berarti buta. Allah tidak buta, Allah Maha Melihat. Karena Allah melihat segala yang tampak dan segala yang tersembunyi. Tidak ada sesuatu apapun yang luput dari penglihatan-Nya. Allah berfirman:
Ø¥Ùنَّٱللَّهَ يَعْلَم٠غَيْبَ ٱلسَّمَٰوَٰت٠وَٱلْأَرْض٠ۚ وَٱللَّه٠بَصÙيرٌۢ بÙمَا تَعْمَلÙونَ
Bacaan Latin: "Innal laaha ya'lamu ghaibas samaawaati wal ard; wallaahu basiirum bimaa ta'maluun."
Artinya: "Sungguh, Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan," (QS. Al-Hujurat: 18).
13. Bukmun (ﻟﺑﻜﻢ)
Bukmun artinya bisu. Ini merupakan sifat mustahil bagi Allah karena Allah bersifat kalam artinya beriman.
Jika Allah bisu, tidak mungkin Allah menurunkan wahyu kepada para nabi.
وَكَلَّمَٱللَّه٠مÙوسَىٰ تَكْلÙيمًا
Bacaan Latin: "....wa kallamallaahu Muusaa takliimaa."
Artinya: "....Dan kepada Musa, Allah berfirman langsung," (QS. An-Nisa: 164).
14. Kaunuhu 'Ajizan (ﻛﻮﻧﻪ ﻋﺎﺟﺰïº)
Ajizan artinya yang lemah. Allah mustahil bersifat ini, sebab Allah Maha Berkuasa. Mustahil jika Allah itu lemah. Segala sesuatu yang terjadi itu atas kehendak dan kekuasaan Allah. Allah pun tidak memerlukan bantuan siapa pun.
15. Kaunuhu Karihan (ﻛﻮﻧﻪ مكرها)
Sifat mustahil bagi Allah selanjutnya adalah kaunuhu karihan yang artinya maha terpaksa. Tidak mungkin Allah bersifat ini karena Allah Maha Berkehendak. Semua yang ada di alam semesta ini terjadi atas
16. Kaunuhu Jahilun (ﻛﻮﻧﻪ ﺟﺎﻫﻼ)
Jahilun berarti maha bodoh. Ini merupakan sifat mustahil bagi Allah karena Allah Maha Mengetahui. Semua ilmu itu bersumber pada Allah Swt.
17. Kaunuhu Mayyitan (ﻛﻮﻧﻪ ﻣﻴﺘﺎ)
Mayyitan artinya mati. Hal ini juga termasuk dalam sifat mustahil bagi Allah SWT.
Padahal Allah kekal abadi dan tidak ada awal maupun akhir. Allah tidak akan pernah mati. Bahkan, Allah itu tidak pernah tidur dan tidak pernah lupa.
Allah pun tidak pernah merasa lelah. Jadi, mustahil Allah bersifat mayyitun.
18. Kaunuhu Asshama (ﻛﻮﻧﻪ ﺃﺻﻢ)
Asshama artinya yang maha tuli. Allah itu Maha Mendengar bahkan yang paling tersembunyi sekalipun.
Allah mendengar apa yang tidak kita dengar. Allah tidak mungkin bersifat maha tuli.
19. Kaunuhu 'Ama (ﻛﻮﻧﻪ ﺃﻋﻤﻰ)
Sifat mustahil bagi Allah selanjutnya adalah ama atau maha buta. Sebab, Allah Maha Melihat.
Allah melihat semua ciptaan-Nya tanpa terkecuali. Allah pun dapat melihat apayang tersembunyi di dalam hati.
20. Kaunuhu Abkama (ﻛﻮﻧﻪ ﺃﺑﻜﻢ)
Abkama artinya maha bisu. Allah mustahil mempunyai sifat abkama. Allah itu justru mempunyai sifat mutakalliman atau Maha Berfirman. Jika Allah bisu, tidaklah mungkin ada kitab yang diwahyukan kepada para nabi dan rasul.
Itulah sifat mustahil bagi Allah. Semoga dengan mengetahui sifat-sifat tersebut akan semakin mendekatkan kita kepada Sang Pencipta dan menambah keimanan dan ketakwaan.
Editor: Lamsari Gulo