PARBOABOA, Lumajang – Update korban akibat erupsi gunung Semeru di Lumajang, jawa Timur per Minggu (05/12/2021) menjadi 14 orang meninggal dunia. Sementara korban luka-luka berjumlah 69 orang yang terdiri atas 35 orang luka berat dan lainnya ruka ringan.
Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Munhari mengatakan bahwa korban meninggal dunia itu ada 2 orang dari Desa Supiturang Lumajang atas nama Puniyem dan Bangun Triyono. Kemudian 5 jasad ada di Rumah Sakit Haryoto, 5 jasad di Rumah Sakit Bhayangkara belum teridentifikasi identitasnya dan dua korban jiwa di Desa Sumber Wulung.
“Update jumlah korban meninggal dunia ada 14 orang. Artinya jumlah korban meninggal bertambah satu orang,” kata Munhari saat konferensi pers secara virtual, Minggu, 5 Desember 2021.
Munhari menjelaskan para korban meninggal dunia masih berada di RS Haryoto. Dari keempat belas korban, sebanyak 9 jenajah sudah diketahui identitasnya sementara 5 lainnya masih belum diperoleh identitasnya.
“Untuk jasad yang ada di itu dari Desa Curah Kobokan teridentifikasi atas nama Yatifa, Muluk Edi, Edi Pranowo. Sebanyak lima korban lainnya dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara belum diperoleh identitasnya, untuk Kecamatan Candipuro ada 3 orang meninggal yaitu Dafa (14), Siti (40) dan Besut (50),” kata dia.
Sementara itu, kata Munhari, 35 orang korban luka berat masih di rawat, yaitu di RS Haryoto sebanyak 8 orang dan di RSUD Pasirian Lumajan ada 16 orang. Sedangkan 3 orang ada di Rumah Sakit Bhayangkara lalu di RS Penanggal ada 8 orang. Untuk korban dengan luka ringan yang mendapat perawatan ada 21 orang.
Bencana Erupsi Gunung Semeru yang ada di Lumajang, Jawa Timur yang terjadi pada Sabtu (4/12/2021) juga menyebabkan 5.205 jiwa warga yang terdampak yang diantaranya harus mengungsi sebanyak 1.300 orang. Kemudian masih ada 9 jiwa lagi yang masih dalam proses pendataan status, apakah hilang atau meninggal dunia.
Sementara itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mencatat data sementara sebanyak 2.970 rumah rusak berat akibat dampak awan panas erupsi Gunung Semeru.
Munhari mengatakan BNPB akan memberikan dana tunggu hunian hingga 6 bulan ke depan bagi masyarakat yang mengalami kerugian materil seperti rumah rusak berat atau rumah hancur.
Itu berarti dalam periode 6 bulan kedepan, warga yang terdampak bencana akan mendapat fasilitas hunian sementara, menunggu rumah mereka dibangun kembali oleh pemerintah.
“BNPB bersama Pemprov Jawa Timur, PMI, Kementerian Sosial dan Kementerian Kesehatan serta relawan juga sudah mengirimkan logistik dasar yang cukup. Saat ini kita akan memastikan kecukupan logistik bisa sampai kepada masyarakat terdampak,” pungkas Munhari.
Editor: -