PARBOABOA - Husnudzan sama artinya dengan .... ? Husnudzan adalah perilaku terpuji yang wajib dimiliki oleh seseorang dan kata ini termasuk salah satu yang sering digunakan oleh umat Islam. orang yang husnudzan kepada diri sendiri akan memiliki sifat percaya kepada diri sendiri.
Husnudzan atau prasangka baik berasal dari kata Arab yaitu husnu yang artinya baik, dan zan yang artinya prasangka.
Jadi prasangka baik atau positive thinking dalam terminologi Islam dikenal dengan istilah husnudzon. Secara istilah, husnudzon adalah sikap orang yang selalu berpikir positif terhadap apa yang telah diperbuat oleh orang lain. Lawan dari sifat ini adalah buruk sangka (suudzon), yaitu menyangka orang lain melakukan hal-hal buruk tanpa adanya bukti yang benar. Allah SWT berfirman:
يٰۤـاَيّÙهَا الَّذÙÙŠÛ¡Ù†ÙŽ اٰمَنÙوا اجۡتَنÙبÙوۡا ÙƒÙŽØ«Ùيۡرًا مّÙÙ†ÙŽ الظَّنّ٠اÙنَّ بَعۡضَ الظَّنّ٠اÙثۡمٌۖ وَّلَا تَجَسَّسÙوۡا وَلَا يَغۡتَبْ بَّعۡضÙÙƒÙÙ…Û¡ بَعۡضًا Ø• اَ ÙŠÙØÙبّ٠اَØَدÙÙƒÙÙ…Û¡ اَنۡ يَّاۡكÙÙ„ÙŽ Ù„ÙŽØÛ¡Ù…ÙŽ اَخÙيۡه٠مَيۡتًا ÙَكَرÙهۡتÙÙ…ÙÙˆÛ¡Ù‡Ù Ø• وَاتَّقÙوا اللّٰهَ Ø• اÙنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّØÙÙŠÛ¡Ù…ÙŒ
Yaaa ayyuhal ladziina aamanuj tanibuu kasiiram minazh zhanni inna ba'dazh zhanniismunw wa laa tajassasuu wa la yaghtab ba'dhukum ba'dhaa; ay yuhibbu ahadukum ay yaakula lahma akhiihi maitan fakarih tumuuh; wattaqul laahaa; innal laaha tawwaabur Rahiim
Artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.
Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang." (QS. Al-Hujurat: 12).
Manfaat Husnudzan
Husnudzon selalu memiliki banyak manfaat, yaitu:
- Menumbuhkan perasaan cinta kepada Allah;
- Menumbuhkan perasaan syukur kepada Allah atas segala nikmat-Nya;
- Menumbuhkan sikap sabar dan tawakal;
- Menumbuhkan keinginan untuk berusaha beroleh rahmat dan nikmat Allah SWT;
- Menjadi seorang yang Al–afwu (pemaaf);
- Selalu bersikap Ar–rahmah (kasih sayang);
- dan Suka At–ta’awwun (tolong menolong).
Macam-Macam Husnudzan
Dalam ilmu akhlak, husnudzan dikelompokkan ke dalam tiga bagian, yaitu:
- Husnudzon kepada Allah Swt, yakni dengan cara berprasangka baik dengan apa yang telah ditakdirkan oleh Allah SWT.
- Husnudzon kepada diri sendiri, yaitu seseorang yang husnudzan kepada diri sendiri akan memiliki sifat percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri.
- Husnudzon kepada orang lain, dengan cara semua orang dipandang baik sebelum terbukti kesalahan atau kekeliruannya, sehingga tidak menimbulkan kekacauan.
Prasangka baik adalah sifat sangat penting dimiliki oleh setiap orang yang beriman. Sebaliknya, prasangka buruk adalah sifat yang harus dijauhi dan dihindari.
Sikap husnudzon akan melahirkan keyakinan bahwa segala kenikmatan dan kebaikan yang diterima manusia berasal dari Allah, sedangkan berikut adalah yang bukan perilaku husnudzan terhadap sesama manusia adalah suka mencurigai teman.
Tidak seorang pun bisa lari dari takdir yang telah ditetapkan Allah. Tidak ada yang terjadi di alam semesta ini melainkan apa yang Dia kehendaki dan Allah SWT tidak meridhai kekufuran untuk hamba-Nya, Allah SWT telah menganugerahkan kepada manusia kemampuan untuk memilih dan berikhtiar.
Segala perbuatannya terjadi atas pilihan dan kemampuannya yang harus dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT.
Seorang muslim wajib bersopan santun terhadap saudara, karib-kerabatnya dan kepada orang-orang yang ada hubungan silaturahmi, seperti bersopan santun terhadap kedua orang tuanya, anak-anaknya dan saudara-saudaranya, jadi hilangkanlah perasaan suudzon.
Beberapa di Sebutkan Manfaat Husnudzan Kepada Allah SWT yaitu :
- Hidup akan tenang, tentram dan tanpa ada rasa khawatir sebab dia merasa Allah selalu ada di dekatnya dan akan memberikan pertolongan kepadanya.
- Menganggap semua takdir selalu baik baginya.
- Bersikap rendah hati dan evaluasi diri sekaligus menyadari bahwa setiap manusia mempunyai kesalahan.
- Menahan diri untuk memberikan reaksi terhadap masalah yang terjadi.