PARBOABOA – Albino adalah istilah yang mungkin sudah tidak asing bagi sebagian besar orang. Kata ini seringkali digunakan untuk menggambarkan individu yang memiliki kulit, mata, dan rambut yang sangat terang atau bahkan putih sepenuhnya.
Dikutip dari buku Cerdas Belajar Biologi, oleh Oman Karmana, albino adalah kelainan yang terjadi pada kulit dan organ tubuh lainnya.
Kelainan itu terjadi karena tubuh seseorang tidak mampu membentuk enzim pengubah asam amino tirosin menjadi beta 3,4 dihidroksi fenilaninan yang selanjutnya akan diubah menjadi pigmen melalin.
Kekurangan melanin inilah yang mengakibatkan rambut dan kulit individu dengan albinisme menjadi putih.
Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya tentang apa itu albino, ciri-ciri, gejala, penyebab, dan cara penanganan yang dapat dilakukan. Yuk, disimak!
Apa itu Albino?
Albino adalah suatu kondisi yang dialami individu dengan kondisi genetik yang menghasilkan warna rambut dan kulit lebih pucat. Istilah ini juga mengacu pada orang albino, sebuah kelainan genetik akibat kurangnya melanin dalam tubuh.
Melanin adalah pigmen yang memberi warna kulit, rambut, dan mata, serta berperan dalam pengembangan saraf mata dan fungsi penglihatan. Kekurangan melanin bisa menyebabkan kelainan warna rambut dan kulit, serta gangguan penglihatan.
Jika seseorang mengalami penyakit ini biasa disebut dengan orang albino, dengan ciri rambut, kulit, dan mata lebih terang dari warna kulit agak pucat. Kurangnya melanin dapat mengakibatkan komplikasi seperti penurunan penglihatan dan risiko kanker kulit. Meskipun tak ada pengobatan menyembuhkan albino, perawatan tetap diperlukan untuk menjaga kesehatan kulit.
Albino ditemukan relatif umum, tak memandang ras atau etnis. Sebagian besar anak dengan albino lahir dari orangtua dengan warna mata dan rambut normal sesuai ras mereka. Penting bagi manusia albino untuk bisa melindungi kulit dan matanya dari sinar matahari, serta selalu memeriksakannya secara teratur.
Ciri-Ciri Albino
Albino adalah sebuah kondisi genetik langka yang mengakibatkan ketiadaan pigmen warna (melanin) pada kulit, mata, dan rambut seseorang atau hewan.
Dilansir dari jurnal “Albinism: Epidemiology, Genetics, Cutaneous Characterization, Psychosocial Factors” oleh ABD (2019), albino adalah penyakit resesif autosomal yang disebabkan oleh tidak adanya atau penurunan biosintesis melanin dalam melanosit.
Orang atau hewan dengan kondisi albino sering memiliki ciri-ciri fisik yang khas sebagai akibat dari ketiadaan melanin. Berikut adalah beberapa ciri-ciri albino pada manusia dan hewan:
- Kulit yang sangat terang atau putih
- Rambut putih atau kekuningan
- Mata merah muda atau merah terang
- Ketidakmampuan toleransi terhadap sinar matahari
- Ketidakmampuan melihat dengan jelas dalam cahaya terang
Penting untuk diingat bahwa albino adalah kondisi genetik yang tidak dapat diubah, dan individu atau hewan yang mengalami kondisi ini memerlukan perhatian khusus terutama dalam hal perlindungan dari sinar matahari dan kesehatan mata.
Gejala Albino
Dilansir dari buku Penyakit Menurun dan Pecegahannya, oleh Ryzald Mahendra Putra, gejala-gejala albino dapat diobat dengan berbagai macam metode, umumnya kelainan mata pada penderita albino adalah Nystagmus artinya pergerakan bola mata irregular dan rapi dalam pola melingkar.
Selain itu, Strabismus (crossed eyes or lazy eye), ambliopia atau penurunan akuisitas dari satu atau kedua mata karena buruknya transmisi ke otak, sering karena kondisi lain seperti strabismus.
Adapun gejala lainnya adalah:
1. Gejala Mata pada Albino
Mata biru umum terjadi pada orang dengan albinisme. Namun terkadang, kurangnya pigmen pada iris dapat membuat mata tampak merah muda atau kemerahan karena pembuluh darah terlihat.
Melanin sangat penting untuk perkembangan saraf optik yang memungkinkan kamu fokus pada gambar seperti kata dan wajah yang dicetak. Masalah ini tidak dapat diperbaiki menjadi penglihatan normal, bahkan dengan kacamata atau lensa kontak.
Gejala albinisme mungkin tidak selalu jelas bagi semua orang. Masalah mata atau penglihatan mungkin menjadi petunjuk pertama bahwa kamu mungkin memiliki kondisi ini. Gejala lainnya termasuk:
- Sensitivitas terhadap cahaya
- Gerakan mata yang cepat atau tidak terkendali
- Mata yang melintasi (strabismus)
- Kesulitan melihat dekat (rabun dekat) atau jauh (rabun jauh)
- Penglihatan kamu cenderung memburuk seiring berkurangnya pigmen di mata.
Namun, penglihatan dapat tetap stabil seiring waktu dan kamu bisa melihat warna secara normal.
Beberapa orang albino mungkin memiliki penglihatan cukup baik untuk mengemudi dengan pembatasan tertentu, seperti hanya pada siang hari atau di wilayah tertentu.
2. Gejala Kulit pada Albino
Seringkali tampak pucat, krem, atau merah muda. Tetapi individu dengan albinisme okular mungkin memiliki kulit coklat atau mirip dengan keluarga tanpa albinisme.
Beberapa anak yang lahir dengan albino mungkin mengalami peningkatan produksi melanin saat mereka memasuki usia remaja. Kulit mereka mungkin agak gelap. Orang albino rentan terhadap sunburn dan risiko kanker kulit, beberapa di antaranya terjadi pada usia remaja.
3. Gejala Rambut pada Albino
Rambut, bulu mata, dan alis bisa bervariasi dari putih, kuning, hingga kemerahan. Seiring bertambahnya usia, rambut mungkin menjadi lebih gelap, dari pirang hingga coklat muda.
Penyebab Albino
Mengutip Jurnal National Library of Medicane, penyebab albino adalah suatu kondisi genetik langka yang terjadi akibat perubahan pada gen tertentu yang memengaruhi produksi melanin dalam tubuh yang mengakibatkan penurunan pigmentasi warna kulit.
Sehingga akan berubah menjadi lebih terang dan pucat. Orang albino rentan terhadap kerusakan akibat sinar matahari, dan harus menerapkan tindakan pencegahan perlindungan sinar matahari seumur hidup.
Banyak kasus, albino terjadi ketika seseorang mewarisi gen yang menyebabkan kondisi ini dari kedua orang tua mereka.
Namun, penting untuk dicatat bahwa menjadi "pembawa" gen albino dengan memiliki satu salinan gen tersebut tidak secara otomatis menyebabkan seseorang mengalami albino.
Pada kebanyakan kasus, orang tua yang membawa gen albino tidak menunjukkan gejala apapun dari kondisi ini.
Selain itu, terkadang albino juga dapat terjadi karena adanya perubahan gen baru, yang disebut mutasi genetik. Mutasi ini dapat timbul secara spontan dan tidak terkait dengan warisan genetik dari orang tua.
Cara Penanganan Penyakit Albino
Albino adalah kelainan genetik yang saat ini belum memiliki pengobatan. Fokus dalam cara penanganannya untuk menjaga perawatan mata yang sesuai dan memantau masalah kulit. Tim yang terlibat dalam penanganan ini meliputi penyedia layanan primer, dokter mata sebagai spesialis perawatan mata, dan dokter kulit sebagai ahli dalam merawat kulit.
Spesialis genetika memiliki peran penting dalam mengidentifikasi jenis albino tertentu. Informasi ini memiliki potensi untuk membimbing cara penanganan, mengenali komplikasi yang mungkin muncul, serta menilai risiko kondisi ini pada anak-anak di masa depan.
Cara penanganan umumnya meliputi:
- Penanganan Mata: Ini mencakup pemeriksaan mata tahunan oleh dokter mata. Kamu mungkin memerlukan koreksi penglihatan dengan lensa. Meskipun jarang diperlukan operasi pada masalah mata yang terkait dengan albino, dokter mata bisa merekomendasikan operasi otot mata untuk mengurangi nistagmus atau memperbaiki strabismus.
- Penanganan Kulit dan Pencegahan Kanker Kulit: Ini melibatkan pemeriksaan kulit tahunan untuk mendeteksi kanker kulit atau tanda-tanda yang berpotensi menjadi kanker. Kanker kulit agresif, seperti melanoma, bisa muncul sebagai tahi lalat atau pertumbuhan berwarna merah muda atau merah. Apapun perubahan pada kulit, terutama yang berwarna merah muda atau merah dan berubah, sebaiknya segera diperiksakan ke dokter kulit.
- Penanganan Alat Bantu Penglihatan: Kenakan bantuan alat seperti kaca pembesar genggam, teleskop, atau kaca pembesar yang terpasang pada kacamata. Alat bantu lainnya termasuk tablet yang terhubung dengan papan tulis digital di dalam kelas. Gunakan juga tabir surya dengan SPF 30 atau lebih tinggi untuk melindungi kulit dari sinar UVA dan UVB.
Penting untuk menghindari paparan sinar matahari berisiko tinggi atau berkepanjangan, serta mengenakan pakaian pelindung berwarna. Mata perlu dilindungi dengan kacamata hitam yang dapat memblokir sinar UV, atau menggunakan lensa transisi yang berubah gelap dalam cahaya terang.
Itulah informasi terlengkap perihal penyakit albino. Ayo, semangati mereka yang mengalami albinisme dengan memberikan dukungan moral, membagikan informasi yang akurat.
Jangan lupa untuk mengambil tindakan pencegahan yang direkomendasikan untuk melindungi diri sendiri dari risiko sinar matahari, sambil tetap memahami penyakit langka genetik dan tantangan yang dihadapi oleh manusia albino. Semoga bermanfaat!
Editor: Sari