Presiden China, Xi Jinping mengumumkan akan memberikan tambahan bantuan hingga US$3 miliar atau setara Rp43,4 triliun untuk negara miskin dan berkembang yang sedang berjuang menangani pandemi Covid-19 dalam pertemuan virtual para pemimpin negara anggota APEC pada Jumat (16/7).
"[China] akan menambah US$3 juta bantuan
internasional dalam tiga tahun ke depan untuk mendukung penanganan Covid juga
pemulihan sosial dan ekonomi di negara berkembang lainnya," ujar Xi,
sebagaimana dilansir kantor berita Xinhua.
Dalam pidato itu, China juga menyatakan bahwa
sudah melakukan berbagai langkah lain untuk membantu penanganan pandemi global,
termasuk dengan menyumbangkan 500 juta dosis vaksin Covid-19.
Sebagaimana dilansir AFP, sejumlah pihak
menganggap bantuan ini sebagai cara China untuk menunjukkan citra pahlawan di
tengah kecaman terkait sikap tidak terbuka mereka dalam penyelidikan asal-usul
virus corona.
Pada Februari lalu, tim yang dipimpin
peneliti WHO menghabiskan empat minggu di Wuhan untuk melakukan penelitian asal
usul virus corona bersama dengan para peneliti China.
Dalam laporan bersama sebulan kemudian, tim
WHO menyatakan bahwa virus itu mungkin ditularkan dari kelelawar ke manusia
melalui hewan lain.
Banyak pihak merasa kecewa dengan
penyelidikan bersama WHO dan China itu lantaran dinilai tak memberikan
informasi baru dan berarti soal asal mula virus corona.
Kepala tim peneliti WHO dalam misi itu bahkan
sempat mengeluh bahwa mereka kesulitan mendapat dan mencari data selama
penyelidikan akibat dibatasi oleh pihak China.
Banyak pihak, termasuk AS dan beberapa
ilmuwan, menuntut penyelidikan lebih lanjut asal mula corona, terutama ke
Institut Virologi Wuhan. Virus corona disebut muncul dan menyebar ketika
laboratorium itu sedang melakukan penelitian tentang kelelawar.
Kini, WHO pun merencanakan penyelidikan fase
kedua terkait asal-usul virus corona di China, termasuk di laboratorium di
Wuhan.