parboaboa

Harga Emas Kembali Menguat Pasca Inflasi AS Menurun

Wenti Ayu | Ekonomi | 17-11-2023

Selama dua hari berturut-turut, harga emas mengalami kenaikan signifikan, mencapai USD1.962,67 per troy ons. (Foto: Istock/Lemon)

PARBOABOA, Jakarta - Harga emas dunia menarik perhatian dalam perdagangan setelah data inflasi AS mengejutkan para pelaku pasar. 

Selama dua hari berturut-turut, harga emas tampaknya mengalami kenaikan signifikan, mencapai USD1.962,67 per troy ons pada penutupan pasar spot, dengan kenaikan sebesar 0,86 persen. 

Kenaikan ini terus berlanjut pada pembukaan perdagangan hari ini, menunjukkan peningkatan sebesar 0,01 persen dan mencapai USD1.962,79 per troy ons.

Analisis dari Deu Calion Futures (DCFX), Andrew Fischer, mengindikasikan bahwa pemicu kenaikan harga emas ialah data inflasi konsumen AS pada Oktober 2023. 

Inflasi AS menurun ke 3,2 persen secara tahunan (year on year/yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya dan di bawah ekspektasi pasar sebesar 3,3 persen. 

Fischer menyatakan bahwa berita inflasi AS menjadi pemicu utama penguatan emas, khususnya karena inflasi yang melandai cenderung memperkuat pergerakan emas dan melemahkan nilai Dolar AS.

Selain itu, data bulanan menunjukkan stagnasi inflasi AS pada 0 persen, sementara inflasi inti turun menjadi 4 persen yoy. 

"Hal ini mendapatkan respons positif dari pelaku pasar global. Diharapkan Federal Reserve (The Fed) dapat melonggarkan kebijakan moneternya lebih cepat dari yang diantisipasi sebelumnya," ujar Fischer kepada PARBOABOA, Jumat (17/11/2023).

Menurutnya, antisipasi terhadap penurunan inflasi terlihat dalam perkiraan pasar bahwa The Fed akan memulai pemangkasan suku bunga pada Mei 2024. 

Kemudian, berdasarkan data CME FedWatch tool, terdapat peluang 100 persen bahwa suku bunga akan dipertahankan pada tingkat yang sama pada Desember, meningkat dari 86 persen sebelum laporan inflasi.

Reaksi pasar terhadap data inflasi AS tercermin dalam penurunan indeks Dolar ke 104,08 dan penurunan imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun ke 4,45 persen pada 14 November 2023. 

Fischer menambahkan, ‘Shutdown Government AS’ juga menjadi perhatian, sehingga ketidakpastian ini akan terus mendorong pergerakan positif harga emas.

Lebih lanjut, Fischer juga menyoroti pengaruh konflik di Timur Tengah dan faktor geopolitik lainnya sebagai pendorong positif bagi harga emas. 

Secara keseluruhan, ia melihat perubahan tren signifikan dalam pergerakan emas (XAUUSD.

Ia menganggap, hal tersebut sebagai peluang bagi investor yang cermat untuk beralih ke emas sebagai perlindungan dan potensi keuntungan di tengah ketidakpastian pasar global. 

Dengan kondisi ini, prospek kenaikan harga emas secara signifikan di masa mendatang semakin mungkin terjadi.

Editor : Wenti Ayu

Tag : #emas    #harga emas    #ekonomi    #inflasi   

BACA JUGA

BERITA TERBARU