PARBOABOA, Medan – Harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat pada Juli terpantau stabil, dengan sebagian mengalami penurunan.
Di antaranya adalah penurunan pada harga komoditas cabai merah yang turun dari kisaran Rp40 sampai Rp45 ribu per kilogram, menjadi Rp25 sampai Rp30 ribuan per kilogram saat ini di wilayah Sumut (Sumatera Utara)
Selanjutnya, ada harga bawang merah yang juga turun dalam rentang harga Rp18 hingga Rp28 ribu per kilogram saat ini, dari posisi sebelumnya di Juni yang sempat di atas Rp35 ribu per kilogram.
Selebihnya, harga daging ayam ditransaksikan relatif stabil sehingga sulit untuk menentukan bagaimana kontribusinya terhadap inflasi atau deflasi di bulan ini.
Selanjutnya harga tomat juga terpantau relatif stabil, termasuk juga harga beras, daging sapi dan gula pasir.
Sementara itu, bawang putih juga terpantau relatif stabil dengan kecenderungan naik.
Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin mengatakan harga minyak goreng juga terpantau mengalami kenaikan, meskipun lebih dikarenakan oleh kenaikan HET (Harga Eceran Tertinggi) untuk MinyaKita (subsidi).
HET Minyakita naik dari Rp14.500 menjadi Rp15.700 per liter. Hal ini mengakibatkan dorongan kenaikan pada harga minyak goreng curah sebesar Rp500 hingga Rp1.000 per kilogram.
“Sulit untuk memastikan seberapa besar kontribusi inflasi dari minyak goreng ini,” ucap Gunawan Benjamin kepada PARBOABOA, Rabu (31/07/2024).
Hal itu menurut Gunawan Benjamin mengingat minyak goreng curah dan MinyaKita merupakan komoditas minyak goreng yang banyak dikonsumsi masyarakat.
Selain minyak goreng, ikan tongkol tercatat mengalami kenaikan. Saat ini ikan tongkol ditransaksikan di kisaran harga Rp20 ribu per kilogram.
Sementara harga ikan dencis terpantau ditransaksikan stabil di kisaran Rp25 ribu per kilogram.
Selanjutnya, harga emas juga cenderung mengalami kenaikan pada Juli ini. Harga emas ditransaksikan menguat seiring dengan kenaikan harga emas global.
Pada Juli ini, sejumlah harga kebutuhan pangan di Sumut bergerak lebih murah dibandingkan rata-rata harga pada bulan Juni sebelumnya.
“Saya menilai Sumut akan merealisasikan deflasi paling besar 0.27 persen di Juli ini,” kata Gunawan Benjamin.
Menurutnya, Sumut akan membukukan deflasi ketiga selama tahun 2024. Dengan realisasi deflasi tersebut Sumut akan menjadi wilayah yang memiliki kinerja bagus dalam pengendalian inflasi.
Mengingat, Sumut sempat kedodoran menghadapi tingginya laju tekanan inflasi pada bulan lima bulan pertama.
Sementara itu, meskipun harga sejumlah kebutuhan pokok mengalami penurunan para penjual mengatakan pengunjung sepi.
Hal ini diperkirakan karena Juli adalah dimulainya tahun ajaran baru bagi anak-anak sekolah. Sehingga para orang tua melakukan penghematan dari sisi pangan untuk mencukupi kebutuhan sekolah.
Seperti yang diungkapkan oleh Septi, seorang ibu rumah tangga di kawasan Jalan Ayahanda Medan.
Ia mengaku di bulan ini pembelian akan kebutuhan pangan wajib di hemat mengingat besarnya pengeluaran untuk membeli kebutuhan sekolah anak.
“Wajib dihemat, karena anak sekolah ini banyak pengeluarannya. Sepatu, buku, tas dan macam lah,” ucapnya.
Menurutnya, penurunan sejumlah harga kebutuhan pokok cukup menggembirakan. Namun, tentunya kebutuhan lain juga penting.
Editor: Fika