Kegembiraan Berpuasa: Ini 2 Keutamaan Awal Ramadan 2024

Ilustrasi Keutamaan Awal Ramadan. (Foto: PARBOABOA/Beby Nitani)

PARBOABOA, Jakarta ­­– Bulan Ramadan merupakan momen yang sarat akan berkah dan keistimewaan bagi umat Islam, menawarkan kesempatan emas untuk mengumpulkan pahala dan semakin mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa ta'ala (SWT). 

Bulan suci ini dibagi menjadi tiga fase, dengan masing-masing keutamaannya, yakni sepuluh hari pertama fase rahmat, sepuluh hari berikutnya fase ampunan (maghfiroh), dan sepuluh hari terakhir fase pembebasan dari api neraka.

Saat ini, umat Muslim tengah dihadapkan dengan awal Ramadan yang merupakan fase berat. Di mana setiap individu ditantang untuk merefleksikan diri dan melakukan perubahan positif. 

Ini adalah saat yang tepat untuk meninggalkan kebiasaan buruk dan mengadopsi perilaku yang lebih baik, sebagai langkah menuju ketakwaan yang lebih dalam. 

Dengan berbuat demikian, peluang untuk mendapatkan pahala dari Allah SWT menjadi lebih besar, mengingat setiap usaha kebaikan, sekecil apa pun, akan dilihat dan dihargai.

Hal ini ditegaskan dalam firman Allah SWT pada QS. Al-Zalzalah ayat 7 dan 8 yang mengatakan, “فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ ۝٧ وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗࣖ ۝٨.”

(Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan) nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan) nya). 

Pada fase awal ini, Allah SWT menawarkan keutamaan yang melimpah, yang dapat dijadikan pelajaran dan motivasi untuk menjalani bulan yang penuh berkah ini dengan semangat dan keikhlasan. 

Dilansir dari channel Youtube Ustadz Adi Hidayat Official pada Rabu (13/03/2024), terdapat dua keutamaan awal Ramadan, yakni: 

Kerjakan Karena Iman

Ustadz Adi Hidayat mengatakan, ibadah di bulan Ramadan harus dilakukan dengan penuh iman dan keikhlasan kepada Allah SWT. 

Ini berarti setiap amalan harus dilandasi oleh keyakinan untuk menyembah, mengagungkan, dan menaati perintah-Nya. 

Iman di sini berperan sebagai dasar yang menyatu dengan amal saleh, menegaskan bahwa ibadah akan dikatakan benar dan baik jika dilakukan semata-mata untuk Allah SWT. 

Oleh karena itu, membuka kewajiban puasa harus diawali dengan panggilan iman dalam QS. Al-Baqarah: 183 yang berbunyi, “يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ ۝١٨٣.”

(Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa).

Evaluasi Diri

Bulan Ramadan juga merupakan waktu untuk muhasabah. Menurut Ustadz Adi Hidayat, momen ini cocok untuk mengevaluasi diri dari dosa pikiran, dosa telinga, dan dosa lisan sampai ujung kaki.

Dengan niat puasa yang tulus, menjalaninya dengan benar, dan berbuka pada waktunya, maka berpeluang untuk mendapatkan pengampunan dari Allah SWT. 

Inilah yang menjadikan momen berbuka puasa begitu istimewa, karena di saat itu, terdapat kebahagiaan yang luar biasa. 

Hal ini tertuang dalam HR Muslim yang berbunyi, “لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ.”

(Orang yang berpuasa akan meraih dua kegembiraan, kegembiraan ketika berbuka puasa/berhari raya, dan kegembiraan ketika bertemu Tuhannya).

Dengan menerapkan kedua keutamaan tersebut, maka dapat menjalani bulan puasa dengan semangat dan ikhlas. 

Editor: Beby Nitani
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS