PARBOABOA – Kisah Nabi Musa adalah salah satu kisah yang paling penting dan menginspirasi dalam sejarah agama Islam. Cerita tentang perjalanan hidupnya juga ditemukan dalam kitab suci agama Yahudi dan Kristen.
Nabi urutan ke-14 ini dikenal sebagai pemimpin agung Bani Israel yang dipilih oleh Allah SWT untuk membimbing umat-Nya keluar dari perbudakan di Mesir dan menuju tanah yang dijanjikan.
Cerita kisah Nabi Musa singkat memaparkan perjalanan hidupnya, mulai dari kelahiran yang ajaib hingga peristiwa-peristiwa besar yang terjadi selama masa kenabian dan akhirnya wafatnya beliau.
Salah satu aspek paling terkenal dalam kisahnya adalah keajaiban tongkat sakti yang membelah Laut Merah, menjadikannya salah satu tokoh agama yang paling dihormati dan diingat dalam sejarah agama monotheistik.
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang kisah Nabi Musa lengkap dari lahir sampai wafat. Berikut pembahasannya di bawah ini.
Kelahiran Nabi Musa AS hingga menjadi Anak Angkat Firaun
Melansir buku Seri Kisah Nabi & Rasul Nabi Musa oleh Abu Rana (2018), Negeri Mesir diperintah oleh Raja Firaun.
Raja Firaun adalah raja yang sombong dan menganggap dirinya adalah Tuhan. Dia memperlakukan rakyatnya yang sebagian besar dari Bani Israel dengan sewenang-wenang dan menjadikan mereka sebagai budak.
Suatu hari Raja Firaun dikejutkan oleh ramalan ahli nujum kerajaan. Ia meramal bahwa akan lahir bayi laki- laki dari kaum Bani Israel yang akan menjadi penguasa Mesir.
Raja pun ketakutan dan akhirnya memerintahkan prajuritnya untuk membunuh semua bayi laki-laki yang lahir dari rahim perempuan Bani Israel.
Pada saat itu bayi Musa lahir, ibunya sangat ketakutan dan menghanyutkan bayi Musa ke sungai Nil. Kemudian ia di temukan oleh istri Raja Firaun dan menjadikannya sebagai anak angkat. Begitulah kisah Nabi Musa AS pada saat awal kelahiran.
Musa Lari ke Madyan dan Bertemu Nabi Syuaib
Melansir buku Cara SMART Selesaikan Semua Soal PAI dalam Hitungan Detik SD Kelas IV, V, dan VI oleh Muhamad Mas’ud (2013), menginjak usia remaja, kisah Nabi Musa AS melihat dua orang yang sedang berkelahi.
Perkelahian antara keturunan Bani Israil dengan keturunan Qibti. Karena Musa adalah keturunan Bani Israil, maka dia membela orang yang keturunan Bani Israil.
Tanpa sengaja, Nabi Musa as. memukul orang yang keturunan Qibti hingga tewas. Nabi Musa as. benar-benar menyesal.
Kabar terbunuhnya orang Qibti sampai ke telinga Firaun. Raja Firaun lalu menyuruh tentaranya untuk menangkap Nabi Musa. Nabi Musa lalu melarikan diri ke Madyan.
Kisah Gembala Hewan Ternak
Mengutip buku The Prophet; Kisah Hikmah 25 Nabi Allah oleh Dian Noviyanti (2017), kisah Nabi Musa pergi meninggalkan negeri Mesir untuk berlari. Ia berlari sejauh mungkin ke arah timur menghindari kejaran pasukan Mesir. Musa berlari hingga lelah. Dari Memphis hingga ke Madyan ditempuh selama 8 hari.
Saat itu ia merasakan lelah dan lapar luar biasa. Kemudian ia memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon dekat sebuah sumur.
Kisah Nabi Musa AS melihat para gembala berebutan mengambil dari sumur untuk minum ternak ternaknya. Sementara di belakang rombongan gembala itu ada dua gembala perempuan menanti dengan sabar. Ternak mereka terlihat kurus.
Musa mendekati kedua perempuan dan menanyakan kenapa mereka tidak turut mengambil air. Mereka menjawab harus menanti giliran karena mereka tidak bisa berebut air dengan gembala laki-laki lainnya. Ayah mereka sudah tua dan tak lagi memiliki tenaga untuk menggembalakan hewan ternak mereka.
Musa memutuskan menolong gembala perempuan mengambilkan air dari dalam sumur. Gembala perempuan merasa senang, setelah mengucapkan salam dan terima kasih, bergegas mereka kembali ke rumah.
Sesampainya di rumah, sang ayah bertanya mengapa mereka pulang lebih awal hari itu. "Hari ini, hari keberuntungan kami, ayah. Karena ada seorang pemuda yang membantu kami mengambilkan air untuk hewan ternak.
Hingga kami tak perlu berlama-lama antre menunggu yang lain mengambil air," jawab sang putri gembira. "Jika demikian mengapa tak kalian ajak ia ke sini? Jamulah tamu tersebut dengan baik.
Berikan makanan dan tempat tinggal untuknya beristirahat," demikian sang ayah berkata. Menuruti kata-kata sang ayah, mereka kembali ke sumur tadi dan mengajak Musa untuk menemui ayah mereka sebagai tanda ucapan terima kasih.
Musa memenuhi ajakan perempuan gembala tersebut. Adapun perempuan gembala tersebut merupakan putri dari seorang nabi bernama Syuaib. Nama Syuaib secara harfiah memiliki arti ‘yang menunjukkan jalan kebenaran'.
Qadarullah, hikmah pelarian Musa ke negeri Madyan malah mengantar dirinya pada seorang nabi besar saat itu. Musa tinggal sepuluh tahun lamanya berada dalam bimbingan Nabi Syuaib.
Di negeri Madyan, Nabi Musa bertemu Nabi Syuaib. Nabi Syuaib melindunginya. Kemudian Nabi Musa dinikahkan dengan salah satu putri Nabi Syuaib. Kisah Nabi Musa AS membantu Nabi Syuaib menggembalakan ternaknya.
Menerima Kitab Taurat di Gunung Sinai
Melansir buku Cara SMART Selesaikan Semua Soal PAI dalam Hitungan Detik SD Kelas IV, V, dan VI oleh Muhamad Mas’ud (2013), setelah sepuluh tahun, Nabi Musa kembali ke Mesir bersama istrinya.
Di tengah perjalanan menuju Mesir, tepatnya di Bukit Sinai, Nabi Musa mendapat wahyu dan diangkat menjadi rasul Allah. Allah SWT memberi Nabi Musa sebuah tongkat.
Mengutip buku Utusan Terakhir: Kajian Lintas Kitab Suci oleh Ridwan Abdullah Sani (2022), Nabi Musa menerima Taurat (secara lisan/suhuf) ketika bermunajat di Sinai dan meneruskannya kepada Yoshua.
Kemudian Yoshua meneruskan Taurat kepada Hakim-Hakim, Hakim-Hakim meneruskan pada Nabi, dan para Nabi menurunkannya kepada orang-orang dari Dewan Agung.
Selanjutnya, kisah Nabi Musa AS dan kaumnya melewati semenanjung Sinai menuju ke Palestina yang telah dijanjikan oleh Allah kepada mereka. Namun, untuk dapat memasuki Tanah Palestina, mereka dituntut untuk memerangi orang-orang Kan'an yaitu penduduk Palestina.
Pada saat itu mereka enggan dan takut untuk berperang karena sekian lama hidup dalam kesenangan. Allah menghukum mereka dengan mengharamkan mereka memasuki tanah suci Palestina yang telah dijanjikan oleh Allah kepada mereka.
Setelah itu, Bani Israel disesatkan oleh Allah di sebuah padang yang luas bernama Tieh selama 40 tahun. Mereka hanya dapat berpindah dengan memutari padang tersebut.
Selama menjalani hukuman tersebut, Allah telah mematikan orang orang yang ingkar. Pada masa itu, Nabi Harun AS juga wafat dan diikuti oleh wafatnya Nabi Musa AS.
Membelah Laut Merah & Menenggelamkan Firaun
Melansir buku Seri Kisah Nabi & Rasul Nabi Musa oleh Abu Rana (2018), setelah Musa dewasa, ia tidak suka melihat kekuasaan Firaun. Dia memilih untuk membela kaumnya yang tertindas. Akhirnya Raja Firaun memerintahkan prajurit untuk mengejar dan membunuh Musa bersama para pengikutnya.
Kisah Nabi Musa alaihissalam meminta bantuan Allah, dan Allah memerintahkan Nabi Musa untuk mengayunkan tongkatnya ke atas Laut Merah ini selalu diingat umat manusia sampai detik ini.
Sebagai mukjizat, Laut Merah terbelah, menciptakan jalan kering di tengah-tengahnya. Laut Merah pun terbelah, Nabi Musa dan pengikutnya melewati laut tersebut dengan aman.
Melihat jalan menuju selatan, pasukan Firaun berusaha mengejar bangsa Israel melalui jalan kering yang telah terbuka di Laut Merah.
Tetapi saat Firaun dan pasukannya menyebrangi Laut Merah, laut itu menutup kembali dan menenggelamkan mereka. Setelah terbebas dari Raja Firaun, Nabi Musa dan Bani Israel pergi ke daeran Kanaan. Di sanalah kisah Nabi Musa AS dan Bani Israel memulai kehidupan baru.
Walau kisah Nabi Musa membelah laut sudah berlalu, Nabi Musa masih diuji oleh Allah. Bani Israel adalah kamu yang tidak pandai bersyukur, tidak pernah merasa cukup, dan tidak pernah merasa puas.
Diturunkannya Kitab Taurat sebagai pedoman hidup Nabi Musa dan umatnya. Tapi hingga akhir hayat Nabi Musa, Bani Israel masih belum berubah sampai kini.
Sejarah kisah Nabi Musa lengkap, sebagai pemilik tongkat sakti yang membelah Laut Merah, menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia, tidak hanya dalam konteks agama, tetapi juga dalam hal keberanian, keadilan, dan ketabahan.
Kisah Nabi Musa adalah bukti keajaiban dan kuasa Allah dalam membimbing umat-Nya menuju kebebasan dan keadilan. Kepemimpinan, keberanian, dan keteguhan hati Nabi Musa adalah pelajaran berharga bagi kita semua.
Semoga dengan mengenal dan merenungkan kisahnya, Anda dapat menemukan inspirasi dan hikmah yang dapat membimbing Anda dalam menghadapi tantangan hidup dengan keyakinan dan keteguhan.
Cerita Nabi Musa dan Firaun adalah warisan berharga yang terus menerus mengingatkan Anda akan kekuasaan Tuhan dan tugas Anda untuk berjuang demi keadilan dan kebaikan di dunia ini.
Editor: Sari