Buang Limbah ke Danau Toba, Masyarakat Minim Manfaatkan IPAL

Instalasi Pengolahan Air Limbah, Ajibata, Kabupaten Toba (Foto: Parboaboa/Robin S)

PARBOABOA, Toba - Ribuan penduduk di sekitar Ajibata masih membuang limbah domestik ke Danau Toba, sebab saat ini baru 309 kepala keluarga yang sudah memanfaatkan layanan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), termasuk industri perhotelan dan tambak yang masih minim.

Kepala IPAL Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Lihou Kabupaten Simalungun Unit Ajibata, Tabsantar Damanik mengatakan, dibangunnya IPAL untuk menampung air limbah masyarakat dari dua daerah yakni Kabupaten Toba dan Kabupaten Simalungun, dengan harapan tingkat kebersihan Danau Toba terjaga.

“Hanya saja, hingga saat ini pelanggan yang memakai IPAL baru 309 rumah tangga,” jelasnya beberapa waktu lalu kepada Parboaboa.

Dikatakan Tabsantar, manfaat IPAL untuk pendauran, menetralisir air dan lenetralisir kuman sebelum jatuh ke sungai atau danau. Operasional mesin sendiri nyala setiap hari, namun karena jumlah pelanggan yang minim, saat ini hanya tiga jam saja.

"Sampai saat ini limbah mandi, cuci dan kakus (MCK) rumah tangga dan hotel masih dibuang tanpa melewati pipa IPAL, di mana rata-rata akan jatuh ke Danau Toba. Diperkirakan air untuk cucu kita sudah berkuman. Makanya dibuat IPAL, tetapi masyarakat masih kurang menyadari," ucap Tabsantar.

Mengingat Danau Toba adalah tempat wisata, Tabsantar berharap kepada masyarakat yang tinggal di kawasan sekitar danau, untuk lebih peduli menjaga kebersihan. Tarif IPAL sendiri hanya Rp7 ribu perbulan untuk rumah tangga dan Rp150 ribu untuk perhotelan.

“Memang betul, sinar matahari juga dapat menetralisir kuman, tapi kan jangan berharap ke matahari saja lah,” jelasnya.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS