Ratni Dewi Sawitri | Parenting | 17-07-2023
PARBOABOA - Apakah Bunda memiliki lebih dari dua anak? Jika iya, pernahkah Bunda mendengar tentang istilah Middle Child Syndrome atau sindrom anak tengah?
Mengasuh anak kedua atau anak tengah memiliki tantangan dan keunikan tersendiri dibandingkan mengasuh anak sulung atau anak bungsu.
Anak kedua atau anak tengah biasanya memiliki pengalaman berbeda dalam keluarga karena sudah memiliki kakak atau saudara di atasnya.
Seorang dokter dan psikolog dari Austria, Alfred Adler mengungkapkan sebuah teori mengenai hubungan urutan kelahiran dengan karakteristik anak pada tahun 1964. Menurut Adler, meskipun semua anak dirawat dengan cara yang sama, namun ururtan kelahiran anak akan mempengaruhi psikologisnya.
Jika anak sulung cenderung memiliki sifat sebagai pemimpin dan merasa memiliki kekuasaan dan kontrol karena ekspektasi berlebihan yang didapatkan dari orang tuanya. Sementara, anak bungsu memiliki sifat yang manja karena dianggap tidak bisa melampaui kakak-kakaknya.
Berbeda dengan anak tengah, mereka mempunyai emosi yang lebih stabil dibandingkan saudara-saudaranya.
Tetapi, anak tengah lebih sulit untuk beradaptasi dengan lingkungannya karena berada di posisi antara saudara yang lebih tua dan saudara yang lebih muda sekaligus.
Anak tengah cenderung tidak mendapatkan perhatian yang sama seperti kakak dan adiknya. Kondisi ini dapat membuat anak mengalami middle child syndrome.
Lantas, apa itu middle child syndrome? Berikut Parboaboa akan memberikan ulasannya secara jelas. Simak penjelasannya di bawah ini ya, Bunda.
Middle Child Syndrome adalah kondisi psikologis yang dapat membuat anak tengah merasa dikucilkan atau diabaikan.
Hal ini disebabkan karena orang tua lebih memperhatikan anak sulung dan memanjakan anak bungsu, sehingga anak tengah merasa terlupakan dan diabaikan. Sebagai bentuk pelampiasannya, ia akan cenderung berulah, misalnya ia akan menjadi anak yang pemberontak untuk mendapatkan penuh orang tua kepada dirinya.
Middle Child Syndrome adalah kondisi yang dapat berlangsung hingga si anak tumbuh menjadi orang dewasa.
Anak yang diabaikan akan merasakan ketergantungan berlebihan kepada orang lain. Selain itu, ia akan merasa tidak percaya diri dan selalu membutuhkan persetujuan orang lain sebelum melakukan sesuatu karena tidak percaya akan kemampuannya memutuskan sesuatu.
Umumnya, orang dewasa yang mengidap syndome ini akan merasa ragu apakah dirinya bisa menjadi orang yang baik untuk orang lain. Mereka cenderung membandingkan diri dengan orang lain dan merasa selalu ada yang kurang dalam dirinya.
Sindrom anak tengah keyakinan bahwa anak tengah dikucilkan atau bahkan diabaikan karena urutan kelahirannya. Berikut ini karakteristik anak dengan Middle Child Syndrome adalah sebgai berikut:
Ketika si anak tengah merasa dikucilkan, diabaikan, didiskriminasi, atau bahkan tidak disayang oleh orang tuanya, maka ia bisa memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah. Hal ini juga dipercaya dapat mengundang masalah mental lainnya.
Takut bersosialisasi mungkin menjadi salah satu karakteristik anak tengah. Hal ini terjadi karena ketika anak tengah merasa kurang perhatian dari orangtuanya, ia cenderung merasa takut untuk bersosialisasi dan lebih suka menyendiri. Mereka mungkin berpikir bahwa teman-teman di luar keluarga akan memperlakukan mereka dengan cara yang sama, sehingga menyebabkan rasa enggan untuk bergaul.
Situasi ini cukup kompleks karena anak tengah membutuhkan perhatian, tetapi juga takut akan ditolak oleh orang lain.
Middle Child Syndrome adalah kondisi yang dapat menyebabkan anak tengah merasa kurang terhubung dengan orangtuanya. Hal ini diyakini dapat menyebabkan mereka menyalahkan diri sendiri dan merasa kurang berarti.
Fakta tentang anak tengah perlu dipahami dan segera ditangani agar mereka tidak terjebak dalam perasaan bersalah.
Middle Child Syndrome juga dapat membuat anak tengah merasa bahwa dirinya diperlakukan berbeda dari saudara kandungnya.Padahal, setiap anak pasti menginginkan kasih sayang dan perhatian dari orangtuanya. Jika ia merasa diperlakukan berbeda dengan saudara kandungnya, maka ia bisa merasa frustrasi bahkan menunjukkan perilaku agresif.
Perhatian dari orangtua dan lingkungan sekitar merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi seorang anak. Namun, Middle Child Syndrome adalah kondisi yang dapat menyebabkan mereka menuntut perhatian lebih dengan cara menciptakan kekacauan dan mengekspresikan kemarahan mereka terhadap hal-hal kecil.
Anak-anak akan mulai belajar untuk mempercayai seseorang jika mereka merasa disayangi. Namun, akibat sindrom anak tengah, beberapa anak bisa merasa sulit untuk percaya kepada orang lain.
Meskipun begitu, tidak semua anak dengan Middle Child Syndrome akan merasakan hal ini. Ada juga anak tengah yang mudah mempercayai orang lain.
Middle Child Syndrome adalah kondisi yang dianggap dapat membuat anak tengah melihat saudara kandungnya sebagai saingan. Hal ini terjadi ketika si anak tengah merasa cemburu melihat saudara kandungnya mendapatkan perhatian lebih dari orangtuanya.
Seiring waktu, anak dengan Middle Child Syndrome bisa melihat saudara kandungnya sebagai saingan yang harus dikalahkan.
Bermula dari perasaan tidak pernah dimengerti dan diperhatikan oleh anggota keluarga, anak tengah terbiasa melakukan banyak hal seorang diri. Hal ini kemudian memungkinkan anak tengah untuk tumbuh menjadi sosok yang mandiri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya sindrom anak tengah dapat sangat bervariasi dan kompleks. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi fenomena ini antara lain:
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi adalah urutan kelahiran dalam keluarga. Anak yang berada di tengah-tengah antara anak sulung dan anak bungsu cenderung mengalami perasaan terabaikan atau kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain.
Anak sulung sering diharapkan menjadi contoh dan pemimpin, sedangkan anak bungsu sering mendapatkan perhatian ekstra karena mereka adalah yang termuda. Di sisi lain, anak tengah mungkin merasa tidak memiliki peran khusus atau identitas yang jelas dalam keluarga.
Anak tengah sering dibandingkan dengan saudara-saudaranya dalam berbagai hal, baik itu prestasi, kepribadian, atau kemampuan. Perbandingan ini dapat menyebabkan perasaan cemburu, rendah diri, atau kurangnya kepercayaan diri.
Jika orang tua tidak memberikan perhatian yang cukup adil pada semua anak dalam keluarga, anak tengah bisa merasa diabaikan atau kurang dihargai. Kurangnya perhatian dari orang tua dapat menjadi faktor yang menyebabkan terjadinya middle child syndrome.
Dinamika keluarga dan interaksi antara anggota keluarga juga dapat mempengaruhi bagaimana anak tengah merasa dan berperilaku. Jika lingkungan keluarga kurang mendukung atau cenderung membanding-bandingkan anak-anak, hal ini dapat memperkuat perasaan middle child syndrome.
Perbedaan karakteristik individu juga dapat mempengaruhi bagaimana seorang anak merespons posisi mereka dalam keluarga. Beberapa anak tengah mungkin lebih sensitif terhadap perasaan diabaikan, sementara yang lain mungkin lebih mudah beradaptasi.
Pengalaman di sekolah atau masyarakat juga dapat memengaruhi cara seorang anak tengah berinteraksi dengan orang lain dan mengembangkan identitasnya di luar keluarga.
Pengaruh Saudara Lainnya: Selain anak sulung dan anak bungsu, saudara-saudara lainnya atau anggota keluarga lain juga dapat mempengaruhi dinamika dan perasaan anak tengah.
Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membantu anak mengatasi middle child syndrome adalah sebagai berikut:
Demikianlah penjelasan singkat tentang Middle Child Syndrome adalah beserta dengan ciri dan cara mengatasinya.
Perlu diingat, setiap anak pastinya membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya yang setara. Oleh karena itu, sebagai orang tua yang bijak Ayah dan Bunda wajib memberikan perhatian dan kasih sayang yang adil kepada anak-anak agar tumbuh kembang mereka tidak terganggu.
Editor : Sari
Tag : #middle child syndrome #pengertian middle child syndrome #parenting #faktor middle child syndrome