PARBOABOA, Tanjungbalai – Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) menyebutkan, dalam tiga bulan terakhir 215 orang menjadi korban penyeludukan manusia yang berkedok penyaluran pekerja migran Indonesia (PMI) di wilayah Sumatera Utara (Sumut).
Sekjen SBMI Bobi Anwar Maarif, pada Kamis (21/7) lalu menyebutkan, Asahan menjadi daerah paling strategis di Indonesia dalam tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
"Inilah yang disebut dengan perbudakan modern. Salah satu lokasi rawannya ada di Asahan. SBMI mencatat rentan tiga bulan terakhir ada 215 orang yang menjadi korban perdagangan manusia di wilayah Sumut," kata Bobi.
Sejak saat itu perairan Asahan menjadi lokasi pantauan Satuan Polisi Perairan dan Udara (Polairud) Sumut I.
Saat melakukan patroli rutin pada Selasa, (26/7/2022) pagi, Satuan Polisi Air (Satpolair) hendak menangkap kapal nelayan tanpa nama. Ternyata, kapal tersebut berisikan 91 orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal atau tanpa dokumen keimigrasian dari wilayah perairan Asahan.
Rencananya, TKI ilegal dari berbagai daerah itu akan berlayar menggunakan kapal laut menuju Malaysia. Selain mengamankan 91 orang TKI ilegal, polisi juga berhasil meringkus tiga orang anak buah kapal (ABK) untuk menjalani pemeriksaan.
Kasat Polres Tanjungbalai, AKP TP Sianturi membenarkan penangkapan tersebut.
"Iya benar ada diamankan totalnya 91 orang. Kita hanya membantu pengamanannya sebab yang melakukan operasi ini Dit Polairud Polda Sumut l," kata AKP TP Sianturi.
Seluruh calon TKI ilegal dibawa ke Aula Polres Tanjungbalai. Polisi melakukan pendataan identitas. Sementara, tekong kapal dan ABK ditahan untuk dilakukan pemeriksaan secara intensif.