parboaboa

Studio Rekaman di Kota Siantar Jadi Penggerak Kreativitas Musisi Lokal

Roy Syahputra | Daerah | 09-01-2024

Eko (43), drumer Band KakiLangit sekaligus pendiri D’Gilazt Record sedang mengolah rekaman di studio miliknya pada Kamis (4/1/2024). (Foto: PARBOABOA/Roy Syahputra)

PARBOABOA, Pematang Siantar - Kota Pematang Siantar, dikenal sebagai tempat lahirnya musisi legendaris seperti Bion dan Risol, kini menjadi pusat vital bagi industri musik lokal.

Transformasinya mencakup berbagai studio rekaman, salah satunya adalah D’Gilazt Record, yang tidak hanya menjadi tempat merekam tetapi juga menjadi medium untuk menggairahkan kreativitas musisi lokal.

Eko (43), drumer Band KakiLangit dan pendiri D’Gilazt Record, berbagi kisah awal berdirinya studio rekaman ini.

Ia memulai dengan peralatan sederhana di rumah orang tuanya di Simpang Kantor, Pematang Siantar.

Pekerjaan pertamanya adalah merekam karya band legendaris Siantar, Bion yang berjudul, ‘Rahasia Langit’, dan ‘Puisi Sang Perih’.

"Waktu itu studio belum ada, masih nebeng-nebeng dengan alat seadanya, dan lagu itu pun belum resmi rilis ke publik, hanya didengar di kalangan sendiri aja," ungkapnya kepada PARBOABOA, Kamis (4/1/2024).

D’Gilazt Record juga pernah menjadi saksi sejumlah rekaman penting, seperti album pertama Band Pakumati dan Blodnesia.

Saat ini studio milik Eko telah berpindah ke wilayah Simpang Kerang dan berkembang dengan berbagai alat perekam modern seperti soundcard tascam, compressor dbx, dan microphone condenser.

Prestasi D’Gilazt Record ditandai dengan keberhasilannya meraih penghargaan Home Production Terbaik di Kota Pematang Siantar pada 2016 silam. 

RekamLaguDiBuya: Etalase Musik Digital untuk Musisi Muda

Tak hanya D’Gilazt Record, studio RekamLaguDiBuya yang didirikan oleh Ayub Damanik, gitaris Band PunxGoaran, juga turut mewarnai industri rekaman di Kota Siantar.

Ayub mengungkap pada awal berdirinya studio ini, hanyalah untuk kepuasan pribadi. 

Namun seiring berkembangnya waktu, menjadi ruang kolaboratif bagi musisi lokal untuk menciptakan dan merekam karya.

"Hanya untuk kepuasan pribadi aja, karena emang mau produksi karya sendiri, tiba-tiba kawan minta diproduksiin karyanya, nah, akhirnya kita buka komersil," ujarnya.

Gitaris Band PunxGoaran ini menyebut, konsep studionya berfokus pada pengenalan karya di media sosial.

"Kalo aku lebih ke kaya etalase musik atau lebih fokus di portofolio musik di media sosial,” jelasnya. 

Salah satu hal yang menarik di studio milik Ayub ialah adanya konsep mobile recording.

Konsep ini dapat memberikan fleksibilitas bagi musisi untuk merekam lagunya di berbagai lokasi.

"Intinya mau dimana aja nyantai bang, tetap bisa recording yg penting sesuai kesepakatan, asal alat alat dan perlengkapannya di penuhi aja," jelasnya. 

Dalam perjalanannya, studio ini pernah merekam karya Band PunxGoaran yang berjudul ‘Hati yang Gembira’ dan lagu ‘Korupsi’ karya Band Rumput Liar. 

Studio Rekaman di Siantar Berdampak Positif bagi Industri Musik Lokal

Keberadaan studio rekaman seperti D’Gilazt Record dan RekamLaguDiBuya tidak hanya meningkatkan kualitas produksi musik lokal, tetapi juga mempercepat pertumbuhan industri kreatif.

"Industri musik yang maju akan membawa dampak positif pada industri yang lain, seperti merchandise, kaos, dan stiker," ucap Eko. 

Dengan tumbuhnya berbagai studio rekaman, membuat banyak musisi lokal dapat menciptakan karya berkualitas di lingkungan sendiri, tanpa harus mencari peluang di luar kota.

Salah satu musisi yang telah menjajaki rekaman di studio lokal Siantar ialah Madan Siregar, drumer Blodnesia yang telah merekam karya ‘Bring Me’ di D’Gilazt Record. 

"Salah satu tempat record terbaik di Siantar, sangat puas lah dengan instrumen yang cocok," tuturnya kepada PARBOABOA, Jumat (5/1/2024). 

Senada dengan Madan, Tony Pranawijaya juga menyatakan kepuasannya saat merekam lagu karyanya bertajuk ‘Korupsi’ di studio RekamLaguDiBuya. 

Musisi yang juga drumer Band Rumput Liar ini mengungkap, terdapat kepuasan emosional saat merekam lagu di sana. 

"Kepuasannya itu tadi, ide ide dari dia itu bisa kami tangkap dan kami kembangkan lagi, seperti dia ngasih ide ke kami, Rahmat mengembangkan lagi itu ide dari dia," pungkasnya.

Editor : Atikah Nurul Ummah

Tag : #musik metal pematang siantar    #studio rekaman siantar    #daerah    #rumput liar    #industri kreatif    #studio rekaman    #musik   

BACA JUGA

BERITA TERBARU