PARBOABOA, Pematang Siantar - Pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), tarif angkutan umum dalam kota (angkot) di Pematang Siantar mengalami lonjakan. Masyarakat umum juga mengeluh dengan kebijakan terbaru pemerintah tersebut, termasuk pekerja di sektor swasta.
Salah satu supir angkutan umum di Pematang Siantar, Hendro mengatakan, tarif terpaksa dinaikkannya karena biaya pembelian bahan bakar minyak (BBM) sudah membebani pengeluarannya. Ia yang melayani rute dalam kota kini menetapkan harga ke penumpang menjadi Rp5 ribu sekali jalan, dari sebelumnya Rp4 ribu.
“Iya benar tarif angkot sudah naik. Tidak hanya tarif untuk orang dewasa, tapi anak sekolah juga dinaikkan menjadi Rp3 ribu, dari sebelumnya Rp2 ribu. Sudah saya naikkan sejak Minggu (04/09) lalu,” ucap Hendro.
Terpisah, salah satu pengemudi ojek online, Khaidir Simanjuntak (28) menyebut jika biaya pengeluarannya membengkak akibat kenaikan BBM, karena tarif penumpang belum mengalami penyesuaian. Sementara itu, saat tarif disesuaikan, dia khawatir peminat menurun.
“Ini BBM naik, tapi tarif belum juga naik. Dengar-dengar besok, Rabu (7/9) baru ada penyesuaian tarif. Selain itu, kalo tarif naik, otomatis pelanggan berkurang. Semogalah kembali normal, itu harapan kami para ojol ini,” ucapnya kepada PARBOABOA, Selasa (6/9).
PARBOABOA juga melakukan wawancara dengan warga, Bahar (43) yang kesehariannya bekerjq sebagai buruh pabrik mengungkapkan kekesalannya atas kebijakan yang diambil pemerintah, karena upah yang ia terima belum ada mengalami penambahan.
“Ginilah, BBM naik tentu diikuti dengan kebutuhan pokok yang naik, tapi gaji tidak naik. Hancurlah kita memenuhi semua kebutuhan,” katanya, seraya berharap harga BBM bersubsidi kembali normal agar masyarakat tidak mengalami kesulitan yang berkepanjangan.
Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo menjelaskan, kenaikan harga BBM bersubsidi perlu dilakukan untuk menyesuaikan harga minyak dunia yang tinggi. Ditambah lagi, konsumsi minyak Indonesia cukup besar, di mana mencapai 1,4 juta barel per hari. Sementara, produksi minyak dalam negeri hanya sekitar 700 ribu barel per hari.
“Otomatis Indonesia kini menjadi negara pengimpor minyak. Hasilnya semua memang harga minyak per liter tinggi. Makanya pemerintah melakukan penyesuaian. Harga pertalite dan bisolar dijual dengan harga lebih murah dari SPBU swasta, dengan cara menambah subsidi,” jelasnya kepada PARBOABOA melalui pesan Whatsapp, Selasa (6/9).
Wahyu tidak memungkiri, jika kenaikan harga BBM ini akan berdampak pada kenaikan biaya transportasi dan harga barang-barang, kemudian akan memicu inflasi yang dimulai dari September tahun ini.
Wahyu juga mengatakan, kenaikan harga BBM ini tentunya akan berimbas kepada seluruh lapisan masyarakat, namun hal itu dianggap perlu dilakukan untuk menyelamatkan keuangan negara. Dan dia memberikan saran kepada masyarakat agar lebih berhemat dan sebaiknya mengurangi penggunaan atau konsumsi BBM yang tidak produktif.
“Masyarakat jelas mengeluh tetapi itulah pilihan. Karena kejadiannya juga tidak diharapkan. Kebijakan itu tidak populer. Tetapi demi menyelamatkan keuangan negara. Kalau tidak negara harus berutang lebih banyak lagi,” katanya.
Di samping itu, PARBOABOA juga sempat menanyakan tanggapan Wahyu terkait kebijakan pemerintah menaikkan tarif listrik. Ia menuturkan, hal itu juga sejalan dengan kenaikan harga BBM. Pasalnya, ia menyebutkan bahwa pembangkit listrik di Indonesia banyak menggunakan BBM.
Namun, ia sangat menyayangkan kenaikan ini terjadi secara serentak, karena hal ini akan sangat besar dampaknya terhadap masyarakat. Oleh karena itu, ia mengatakan kebijakan ini bisa dikaji ulang oleh pemerintah.
Ia berharap, pemerintah bisa menaikkan tarif secara bertahap, seperti dimulai dari masyarakat mampu, mall, hotel, dan juga industri yang menguntungkan dapat di naikkan terlebih dahulu.
“Tetapi sebaiknya pemerintah tidak menaikkan nya secara serentak agar tidak begitu besar dampak nya ke masyarakat,” ucapnya.
“Untuk rumah tangga miskin yangg 450 volt ampere (VA) jgn naik. Kemudian, 900 VA sampai dengan 1300 VA naik nya jangan saat ini, agar masyarakat bisa sedikit bernafas karena ada kenaikkan BBM,” tambahnya.
Editor: -