PARBOABOA – Wallahu a'lam bishawab artinya sering kita dengarkan dalam ceramah. Frasa dalam bahasa Arab ini jika diartikan memiliki makna yang cukup luas dan dalam. Buku bertajuk “Al-Aqidah Al Wasithiyah” karya Imam Abu Hanafah, membahas tentang konsep-konsep dasar keimanan dan tauhid dalam Islam.
Dalam buku tersebut disinggung bahwa wallahu a'lam bishawab artinya Allah SWT lebih mengetahui tentang suatu hal, tanpa terikat dengan sebab dan akibat yang terlihat di depan kita. Dalam konteks keimanan dan tauhid, konsep ini menunjukkan bahwa hanya Allah yang mengetahui segala sesuatu, termasuk yang tersembunyi dan yang akan terjadi di masa depan.
Manusia sebagai makhluk yang lemah dan terbatas tidak dapat mengetahui hal-hal tersebut dengan pasti, sehingga perlu tawakkal, tawadhu serta mengembangkan keimanan dalam menjalani hidup. Konsep "Wallahu A'lam Bishawab" menunjukkan kebesaran Allah yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana, sehingga memunculkan rasa takjub dan ketaatan dalam hati orang yang mempercayainya.
Kalimat Wallahu A’lam (hanya Allah yang lebih mengetahui) pada dasarnya digunakan sebagai jawaban ketika seorang muslim ditanya suatu permasalahan ilmu yang kita tidak ketahui jawabannya, sebagaimana wasiat shahabat Abdullah bin Mas’ud:
يا أيها الناس من سئل منكم عن علم هو عنده Ùليقل به Ùإن لم يكن عنده Ùليقل الله أعلم Ùإن من العلم أن تقول لما لا تعلم الله أعلم
Artinya: “Wahai manusia, barang siapa yang ditanya tentang suatu permasalahan ilmu kepadanya dan ia mengetahuinya maka hendaknya ia menjawabnya. Dan barang siapa yang tidak mengetahui jawabannya, hendaknya ia mengatakan Wallahu a’lam karena sesungguhnya sebagian dari ilmu adalah engkau mengatakan Wallahu a’lam terhadap sesuatu yang tidak engkau ketahui” (Imam Ahmad bin Hanbal, Musnad Imam Ahmad bin Hanbal, Kairo: Muassasah ar-Risalah, 2001, vol. 7 hal. 180).
Selain itu, para ulama Ahlusunnah wal Jam’ah telah menyepakati bahwa arti wallahu a'lam bishawab diucapkan sebagai kode etik dalam menutup fatwa.
وإذا أجاب المÙتي ينبغي أن يكتب عقب جوابه والله أعلم ونØÙˆ ذالك، وقيل ÙÙŠ المسائل الدينية التي أجمع عليها أهل السنة والجماعة ينبغي أن يكتب والله المواÙÙ‚ØŒ وأمثله.
Artinya: “Dan ketika ulama ahli fatwa selesai memberikan fatwa dalam suatu permasalahan hendaknya ia menulis kalimat Wallahu a‘lam dan sesamanya. Dikatakan juga bahwa hendaknya setelah menjelaskan pendapat yang disepakati ulama Ahlussunnah wal Jama’ah untuk menulis kalimat Wallahul muwaffiq dan sejenisnya” (Syekh Mula Ali bin Sulthan al-Qari, Kitab Syam al-‘Awaidh fi Dzamm ar-Rawafidh, Kairo: Dar ash-Shafwah, 2004, hal. 137).
Lantas, wallahu a'lam bishawab artinya apa? bagaimana tulisan Arabnya, serta jawaban yang tepat untuk menjawab wallahu a'lam bishawab.
Berikut ini Parboaboa akan menjelaskan secara mendalam terkait hal tersebut. Yuk, simak penjelasannya di bawah ini ya.
Apa Artinya Wallahu A'lam Bishawab
Secara harfiah, "Wallahu a'lam bishawab" terdiri dari tiga kata dalam bahasa Arab:
- "Wallahu" yang berarti "dan Allah"
- "a'lam" yang berarti "lebih mengetahui"
- "bishawab" yang berarti "dengan benar"
Wallahu a'lam bishawab artinya adalah ungkapan dalam bahasa Arab yang artinya "Dan Allah lebih mengetahui dengan benar". Ungkapan ini sering digunakan untuk menunjukkan ketidakpastian seseorang terhadap suatu pernyataan atau pendapat, dan mengakui bahwa hanya Allah yang benar-benar mengetahui kebenaran suatu hal.
Tulisan Wallahu A'lam Bishawab Artinya, Arab dan Latin
والله أعلم٠بالـصـواب
Bacan latin: “Wallahu a'lam bishawab“
Artinya: "Allah lebih mengetahui dengan benar" atau "Allah lebih tahu dengan benar".
Jawaban Wallahu A'lam Bishawab
Biasanya, ketika seseorang mengatakan "Wallahu a'lam bishawab" dalam suatu diskusi atau percakapan, itu menunjukkan bahwa mereka tidak yakin tentang kebenaran atau ketepatan pernyataan atau informasi yang diberikan. Dalam hal ini, jawaban yang tepat mungkin bergantung pada konteks dan isu yang sedang dibahas.
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata:
يا أيها الناس من علم شيئا Ùليقل به ومن لم يعلم Ùليقل الله أعلم Ùإن من العلم أن يقول لما لا يعلم الله أعلم
Artinya: “Wahai manusia barangsiapa yang berilmu tentang sesuatu maka hendaklah ia berkata dengan ilmunya tersebut dan barangsiapa yang tidak berilmu (tidak mengetahui) maka hendaklah ia berkata “Allahu A’lam” (Allahlah yang labih mengetahui) karena sesungguhnya merupakan ilmu seseorang berkata “Allahu A’lam” tentang perkara yang ia tidak mengetahui ilmunya”[Atsar riwayat Al-Bukhori dalam shahihnya 4/1809 no 4531]
Waktu Terbaik Mengucapkan Wallahu A'lam Bishawab
Selain diucapkan saat menutup sebuah penjelasan, dalam kitab Hasyiyah I’anatut Thalibin, disebutkan bahwa ada waktu lain yang dianjurkan untuk mengucapkan wallahu a'lam bishawab artinya ketika ditanya mengenai masalah tertentu dan tidak mengetahui jawabannya, maka seseorang dianjurkan untuk mengatakan ‘Allahu wa Rasuluhu A’lam’ atau ‘hanya Allah dan Rasul-nya yang mengetahui’.
Sebagaimana disebutkan sebagai berikut:
ويسن لمن سئل عما لا يعلم أن يقول الله ورسوله أعلم
Artinya: “Disunnahkan bagi seseorang yang ditanya mengenai sesuatu yang ia tidak ketahui untuk mengatakan ‘Allahu wa Rasuluhu A’lam (Allah dan Rasul-Nya yang mengetahui),”.
Jadi, mengatakan Wallahualam merupakan perkataan yang dianjurkan untuk diucapkan saat selesai menyampaikan ilmu tertentu, terutama ilmu yang tidak kita ketahui kebenarannya dengan pasti.
Anjuran Rasulullah Mengucapkan Wallahu A'lam Bishawab Artinya
Dalam kita Shahih Bukhari, ada hadits yang menunjukkan bahwa Rasulullah SAW mengajarkan agar umat muslim mengucapkan wallahualam jika merasa tidak tahu akan sesuatu.
Abdullah bin Mas’ud RA berkata:
يَا Ø£ÙŽÙŠÙّهَا النَّاسÙØŒ مَنْ عَلÙÙ…ÙŽ شَيْئًا ÙَلْيَقÙلْ بÙÙ‡ÙØŒ وَمَنْ لَمْ يَعْلَمْ ÙَلْيَقÙل٠اللَّه٠أَعْلَمÙØŒ ÙÙŽØ¥ÙÙ†ÙŽÙ‘ Ù…ÙÙ†ÙŽ العÙلْم٠أَنْ ÙŠÙŽÙ‚Ùولَ Ù„Ùمَا لاَ يَعْلَم٠اللَّه٠أَعْلَمÙØŒ قَالَ اللَّه٠عَزَّ وَجَلَّ Ù„ÙنَبÙÙŠÙّه٠صَلَّى الله٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ: {Ù‚Ùلْ مَا أَسْأَلÙÙƒÙمْ عَلَيْه٠مÙنْ أَجْر٠وَمَا أَنَا Ù…ÙÙ†ÙŽ المÙتَكَلÙÙ‘ÙÙينَ}
Artinya: “Wahai sekalian manusia, siapa yang mengetahui tentang sesuatu, sampaikanlah. Dan jika tak tahu, ucapkanlah, ‘Allahu a’lam’ (Allah Mahatahu). Karena, sungguh, termasuk bagian dari ilmu, jika engkau mengucapkan terhadap sesuatu yang tidak kau ketahui dengan ucapan: ‘Allahu a’lam’.
Allah berfirman kepada Nabi-Nya: ‘Katakanlah (hai Rasul): ‘Aku tidak meminta upah sedikit pun pada kalian atas dakwahku dan bukanlah Aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan,” (QS Shad: 86) (HR Bukhari).
Ini menjadi landasan bahwa menutup atau mengatakan wallahualam saat menyampaikan pendapat atau setelah menyelesaikan pembahasan tertentu sangat dianjurkan oleh para ulama.
Ini dimaksudkan agar seseorang tetap menjaga adab kepada Allah SWT, bahwa setiap ilmu yang disampaikan kepada orang lain tidak lain hanya berupa pemberian ilmu dari Allah, dan Allah yang sangat mengetahui mengenai kebenaran ilmu tersebut.
Seperti disingguh di atas, para ulama juga memakai kalimat tersebut sebagai kode etik dalam menutup fatwa. Spirit wallahu a'lam bishawab artinya menjadikan Islam sebagai agama yang mempunyai kekayaan tafsir, pendapat, pandangan, tradisi, kebudayaan, dan khazanah literasi.
Dalam Islam, konsep ilmu sangat tinggi karena tidak hanya sebagai pembuktian dari sesuatu, namun juga mengembalikan kepada kekuasaan Allah SWT.
Misalnya, menurut penelitian Kalimah Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam Unida Gontor, konsep sains dalam Islam memiliki dimensi universal, metafisik dan empiris, dan berbeda dengan sains yang berasal dari pandangan dunia Barat yang terbatas pada dimensi empiris.
Ini menjadi ciri khas yang berbeda dengan konsep ilmu lain di peradaban lain. Ini menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan dalam Islam sangat erat kaitannya sebagai bukti Maha Besar Allah SWT.
Maka dari itu, sebaiknya setiap perkataan atau penjelasan manusia disampaikan dengan kerendahan hati, karena hanya Allah SWT yang memiliki kebenaran sejati.
Hikmah Pengucapan Wallahu A'lam Bishawab Artinya
Mengutip NU Online, Syekh Ali Jum’ah dalam laman resminya mengatakan bahwa oleh para ulama, mengucap wallahu a’lam bishawab memiliki hikmah sebagai berikut;
- Pengucapan wallahu a’lam bishawab artinya sebagai bentuk pengakuan para alim ulama bahwa fatwa yang mereka utarakan adalah terbatas yang dapat ditinjau kembali di kesempatan yang lain. Para ulama juga tak akan segan untuk mengubah fatwanya apabila ditemukan sudut pandang ataupun dalil hukum lain yang dapat mengubah pendapatnya.
- Pengucapan wallahu a’lam bishawab adalah sebagai bentuk pengakuan para alim ulama bahwa fatwa mereka bersumber dari ilmu yang mereka dapatkan. Dan, seluruh ilmu tersebut bersumber dari Allah subhanahu wata’ala. Oleh karena itu, ucapan wallahu a’lam bishawab dikeluarkan sebagai bentuk tawadhu’ (kerendahan hati) di hadapan Allah yang telah memberikan mereka petunjuk dalam memahami ilmu.
Para ulama memberi hukum atas suatu permasalahan sesuai dengan bentuk lahiriah dan kasuistiknya. Sementara di balik itu semua, tetap hanya Allah SWT saja yang paling mengetahui hakikatnya sebagaimana ungkapan dalam kaidah ushul fiqh.
Contoh Mengucapkan Wallahu A'lam Bishawab Artinya dalam kehidupan sehari - hari
Berikut adalah beberapa contoh penggunaan "Wallahu a'lam bishawab" dalam kehidupan sehari-hari:
1. Diskusi atau debat: Ketika sedang berdiskusi atau berdebat tentang suatu topik, kita bisa menggunakan ungkapan "Wallahu a'lam bishawab" untuk menunjukkan bahwa kita tidak yakin atau tidak memiliki informasi yang cukup tentang suatu hal.
Contoh: "Saya tidak yakin apakah informasi yang Anda berikan benar atau tidak, tapi Wallahu a'lam bishawab."
2. Mengambil keputusan: Ketika kita sedang mengambil keputusan penting dan tidak yakin, kita bisa mengucapkan "Wallahu a'lam bishawab" untuk mengakui bahwa hanya Allah yang benar-benar mengetahui apa yang terbaik untuk kita.
Contoh: "Saya masih ragu untuk memilih antara kedua pilihan ini, tapi Wallahu a'lam bishawab, saya akan berdoa dan memilih yang terbaik menurut pertimbangan saya."
3. Mengomentari kejadian atau berita: Ketika kita mendengar berita atau kejadian yang tidak pasti atau kontroversial, kita bisa mengucapkan "Wallahu a'lam bishawab" untuk menunjukkan ketidakpastian kita dan menghindari menyebarkan informasi yang tidak akurat.
Contoh: "Saya mendengar kabar tersebut juga, tapi saya tidak yakin kebenarannya. Wallahu a'lam bishawab, kita harus menunggu informasi yang lebih akurat."
4. Menghargai keragaman pendapat: Ketika kita berbicara dengan orang yang memiliki pendapat atau keyakinan yang berbeda dengan kita, kita bisa mengucapkan "Wallahu a'lam bishawab" untuk menghormati perbedaan pendapat dan mengakui bahwa hanya Allah yang benar-benar mengetahui kebenaran suatu hal.
Contoh: "Saya menghargai pandangan Anda tentang hal ini, tapi Wallahu a'lam bishawab, saya memiliki pandangan yang berbeda."
Dengan mengucapkan Wallahu A'lam Bishawab artinya “Dan Allah lebih tahu dengan benar", kita menyadari bahwa hanya Allah SWT-lah yang Maha Mengetahui segala hal. Kita sebagai makhluk-Nya yang lemah dan terbatas pengetahuannya, seharusnya selalu merendahkan diri dan tidak terlalu berkeyakinan atas pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu, marilah kita selalu berusaha untuk belajar dan mencari kebenaran dalam segala hal dengan tetap bersandar pada ajaran agama dan petunjuk Allah SWT.
Editor: Lamsari Gulo