PARBOABOA, Pematangsiantar - Warga Palestina dan polisi Israel terlibat bentrok di kompleks Masjid Al-Aqsa usai shalat Jumat (15/4/2022). Petugas medis menyebut, lebih dari 150 orang Palestina terluka dalam insiden itu.
Ini merupakan aksi kekerasan terbesar pertama dalam setahun terakhir, dan terjadi bertepatan dengan Jumat Agung umat Kristiani, Pesakh (Paskah) umat Yahudi, dan Ramadan umat Islam.
Rangkaian hari suci itu diperkirakan bakal membuat kompleks suci di Kota Tua Yerusalem tersebut dipadati puluhan ribu orang pada akhir pekan ini.
Kekerasan dan kerusuhan besar terakhir berujung pada perang 11 hari antara militan Hamas dan Israel di Jalur Gaza pada 2021 lalu.
Dan kerusuhan kali ini merupakan buntut dari memuncaknya ketegangan di wilayah suci Al-Aqsa.
Sebelum pecahnya kerusuhan, otoritas Israel sempat melakukan negosiasi dengan pemuka Muslim guna memastikan ketenangan serta keamanan saat menunaikan shalat Jumat.
Akan tetapi, suasana menjadi panas ketika sejumlah remaja Palestina mulai melemparkan batu ke arah Gerbang Mughrabi di Tembok Barat, yang merupakan situs suci Yahudi.
Seorang warga Palestina anonim yang menyaksikan kejadian itu mengatakan, sekelompok kecil remaja Palestina melempar batu ke arah polisi Israel yang lantas memasuki kompleks dengan kekuatan penuh. Hal itu langsung memicu kerusuhan besar.
Lemparan batu dan petasan warga Palestina dibalas dengan gas air mata serta granat kejut oleh polisi Israel yang mengepung masjid.
Sekelompok besar warga Palestina membarikade diri mereka di dalam masjid sambil melawan pasukan keamanan Israel. Tak lama kemudian polisi Israel memasuki masjid dan menahan semua orang di dalamnya.
Pasukan keamanan Israel jarang sekali memasuki masjid. Dan ketika mereka melakukannya, warga Palestina melihat hal itu sebagai peningkatan serangan.
Layanan darurat Bulan Sabit Merah Palestina menyatakan pihaknya telah merawat 152 orang. Banyak dari mereka yang terluka akibat tembakan peluru karet, granat kejut, dan dipukuli oleh tongkat.
Sementara juru bicara kepolisian Israel mengatakan tiga anggotanya terluka oleh "banyaknya lemparan batu".
Kementerian Dalam Negeri Israel menyebut, ada puluhan pria bertopeng yang membawa bendera Palestina dan Hamas memasuki kompleks Al-Aqsa pada Jumat dini hari. Mereka disebut mengumpulkan batu guna mengantisipasi timbulnya kerusuhan.
"Polisi terpaksa memasuki kompleks guna membubarkan massa serta menyingkirkan bebatuan agar tak terjadi kekerasan lanjutan," tulis kementerian itu di Twitter.
Sedangkan warga Palestina melihat pengerahan polisi besar-besaran di kompleks Masjid Al-Aqsa itu sebagai provokasi.
Yordania, yang bertanggungjawab atas penjagaan kompleks Masjid Al-Aqsa, dan otoritas Palestina, dalam pernyataan gabungan, menuduh Israel melakukan "serangan berbahaya dan terkutuk yang mengancam dapat memperkeruh kerusuhan."
Masjid Al-Aqsa merupakan tempat suci ketiga bagi umat Islam yang dibangun di Kota Tua Yerusalem dan dianggap sebagai lokasi sakral bagi umat Yahudi, yang menyebutnya Kuil Batu.
Lokasi ini menjadi lokasi terjadinya kekerasan saat intifada antara warga Palestina dan Israel pada tahun 2000-2005.
Editor: -