PARBOABOA, Medan - Kriminalitas di Kota Medan, Sumatra Utara kerap memunculkan keresahan dan ketakutan masyarakat.
Apalagi baru-baru ini terjadi kasus begal hingga menewaskan seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara (UMSU).
Menanggapi peristiwa begal tersebut, Persaudaraan Pemuda Islam (PPI) Sumut mengingatkan Pemerintah dan Kepolisian untuk menjaga keamanan dan kondusifitas lingkungan masyarakat di Kota Medan.
Menurut Presidium Persaudaraan Pemuda Islam (PPI) Sumut, Mhd Alpin Azhari Lubis, Kota Medan menjadi daerah yang seolah melumrahkan berbagai aktivitas kriminalitas. Seperti penyebaran dan penyalahgunaan narkoba, kelompok geng motor, pungutan liar yang merajarela, perjudian dan begal.
Alpin mengingatkan, berbagai aktivitas kriminal ini, khususnya begal harus menjadi atensi penting Wali Kota Medan dan Kapolrestabes Medan. Apalagi, sudah menjadi tugas dan wewenang pemerintah dan Kepolisian menjaga keamanan dan kondusifitas masyarakat.
"Sekarang Kota Medan sudah seperti rumah hantu rasanya, karena begal dan geng motor selalu membuat ketakutan kita di setiap malam datang, sudah seperti hobi mereka melakukan begal dan kerusuhan dengan kurun waktu yang berulang kali," ungkapnya.
Alpin yang juga Mahasiswa S2 UINSU ini juga mengingatkan janji Wali Kota Medan, Bobby Afif Nasution saat kampanye pencalonan dirinya yang akan menjadikan kota tersebut aman dan damai dari begal dan perlakuan geng motor.
"Nyatanya apa? Sampai sekarang bahkan yang baru terjadi kemarin mahasiswa UMSU dibegal hingga tewas di Jalan Mustafa, Kecamatan Medan Timur. Belum habis soal duka itu baru saja terjadi lagi pada Kamis malam tadi, mahasiswa UINSU yang kembali menjadi oknum kerusuhan geng motor di depan Citraland Jalan Ismail Harun, Kecamatan Percut Sei Tuan hinggal tertebas celurit di tangannya. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar bahwa peran penting Walkot (wali kota) dengan 20.000 CCTV (kamera pengawas) di Kota Medan hanya sebatas pajangan saja," imbuhnya.
Alpin menyebut, masyarakat masih terus bertanya, apakah pemerintah dan Kepolisian peduli? Karena hingga saat ini, setiap sudut Kota Medan yang masuk dalam wilayah hukum Polrestabes Medan kini dihantui begal dan geng motor.
“Harusnya Kapolres lebih sigap lagi menangani soal ini jangan terkesan hanya sekedar formalitas saja. Kapolsek juga seperti itu terkhusus Kapolsek Percut Sei Tuan yang wilayah hukumnya sangat rawan atas tindakan begal dan geng motor ini. Harusnya lebih sigap dalam cipta kondisi keamanan masyarakat untuk memberantas perlakuan bejat para begal dan geng motor ini," tambahnya.
Persaudaraan Pemuda Islam juga meminta wali kota dan Kepolisian Kota Medan bertanggung jawab menuntaskan tindakan kriminal ini.
"Kalau sudah begini kita harus mengadu pada siapa lagi? Kota Medan sudah sangat terhantui oleh tindakan keji para begal. Wali Kota Medan dan Kapolrestabes Medan harus bertanggung jawab," pungkas Alfin.
Menanggapi aksi begal, Wali Kota Medan, Bobby Afif Nasution sebelumnya berjanji akan memberantas perbuatan sadis begal hingga tuntas.
Bobby bahkan menargetkan Kota Medan bebas begal di 2023.
Ia juga akan bekerja sama dengan aparat keamanan, TNI dan Polri yang ada di Kota Medan dan sekitarnya.
"Targetnya tentu hilang. Ini pasti menjadi target utamanya. Bukan kita kurangi, tapi harus dituntaskan," katanya saat diwawancarai Parboaboa, Rabu (21/6/2023).
Bobby menilai, banyaknya aduan dan informasi masyarakat yang menjadi korban begal menjadi dasar perbuatan jahat itu harus diberantas.
"Agar tidak ada lagi tindak kekerasan yang dilakukan begal. Apalagi sampai menghilangkan nyawa. Aksi ini harus hilang di Kota Medan," tegas Bobby.