PARBOABOA, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bahwa musim kemarau di Indonesia akan datang lebih awal dari biasanya, yaitu pada bulan April 2023 mendatang.
Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, perubahan ini awalnya hanya akan terjadi di beberapa wilayah tertentu, namun kemudian menyebar ke seluruh wilayah Indonesia pada bulan Mei-Agustus 2023.
"Kita simpulkan dari prakiraan musim kemarau ini umumnya akan tiba lebih awal dibandingkan biasanya," ujar Dwikorita dalam konferensi pers daring, Senin (6/3/2023).
Menurutnya, awal musim kemarau ini berkaitan erat dengan peralihan angin monsun Asia atau angin yang bertiup dari arah benua Asia menuju ke benua Australia yang melintasi wilayah kepulauan Indonesia. Angin ini beralih menjadi angin timuran yang bertiup dari benua Australia ke benua Asia.
BMKG memprediksi, sebanyak 119 zona musim atau 17 persen dari total 699 zona musim di Indonesia akan memasuki musim kemarau lebih dulu.
Zona tersebut meliputi wilayah Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), dan sebagian Jawa Timur pada bulan April 2023.
"Akan dimulai dari Nusa Tenggara dan Bali pada April 2023, lalu disusul terjadi di wilayah Jawa, kemudian terjadi berkembang hampir di seluruh wilayah Indonesia pada periode Mei-Agustus 2023," tutur dia.
Pada bulan Mei 2023, sebanyak 156 zona musim atau 22,3 persen wilayah akan memasuki musim kemarau. Wilayah yang terkena dampak antara lain sebagian Nusa Tenggara, sebagian Bali, sebagian besar Jawa, Lampung, sebagian Sumatera Selatan, sebagian Sumatera Utara, dan Papua bagian selatan.
Sementara itu, pada bulan Juni 2023, sebanyak 155 zona musim atau 22,2 persen wilayah akan memasuki musim kemarau. Wilayah yang terkena dampak meliputi sebagian besar Sumatera, sebagian kecil Jawa, Kalimantan bagian selatan, sebagian Sulawesi, sebagian Maluku, dan sebagian Papua.
Sedangkan sejumlah 113 zona musim atau 16 persen dari zona musim lainnya merupakan daerah yang memiliki musim hujan atau musim kemarau sepanjang tahun.
"Jadi hanya punya satu musim. Itu di wilayah Indonesia ada sekitar 16 persen zona musim," jelas Dwikorita.
Editor: Sondang