parboaboa

Putus Rantai Anemia, Begini Cara Memastikan Zat Besi Anak Terpenuhi

Wenti Ayu | Kesehatan | 26-01-2024

Ilustrasi. Indonesia termasuk dalam 5 negara dengan prevalensi anemia tertinggi di Asia Tenggara menurut data The World Bank 2023. (Foto: PARBOABOA/Wenti Ayu)

PARBOABOA, Jakarta - Anemia merupakan masalah serius di Indonesia, terutama pada anak-anak.

Menurut Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan (Riskesdas Kemenkes) 2018, terdapat satu dari tiga anak yang berusia di bawah lima tahun di Indonesia mengalami anemia akibat kekurangan zat besi.

Indonesia bahkan termasuk dalam 5 negara dengan prevalensi anemia tertinggi di Asia Tenggara menurut data The World Bank 2023.

Apalagi, untuk memastikan generasi emas 2045, pemerintah perlu fokus pada pemenuhan kebutuhan zat besi anak-anak.

Anemia merupakan kondisi dimana tubuh seseorang mengalami penurunan atau jumlah sel darah merah yang ada di dalam tubuh berada di bawah batas normal.

Menurut dr. Juwalita Surapsari, dokter spesialis gizi klinik, pencegahan anemia dapat dilakukan dengan memastikan asupan gizi anak sesuai pedoman gizi seimbang.

Pentingnya variasi makanan menjadi sorotan, khususnya protein hewani yang kaya zat besi. Susu, sebagai salah satu opsi dalam pedoman gizi, dapat melengkapi asupan nutrisi harian. 

Namun, perlu diingat bahwa tidak semua susu sama. Susu pertumbuhan, dengan kandungan zat besi, vitamin C, DHA, dan minyak ikan, menjadi pilihan unggul untuk mendukung perkembangan optimal anak.

Selain itu, zat besi mencegah anemia bisa diperoleh melalui protein hewani lainnya, seperti susu telur, ayam, daging sapi dan susu pertumbuhan.

Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk memilih susu yang tepat, karena tidak semua susu itu sama. 

Pilihlah susu pertumbuhan yang mengandung zat besi dan dikombinasikan dengan vitamin C, karena kombinasi zat besi dan vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat besi hingga 2 kali lipat.

Tidak hanya soal makanan, perilaku makan anak juga turut berperan dalam mencegah anemia. 

Dr. Juwalita menyarankan konsumsi susu pertumbuhan 2-3 kali sehari di luar jam makan utama, tetapi perlu dijaga agar tidak berlebihan. 

Kombinasi zat besi dan vitamin C dalam susu pertumbuhan mendukung penyerapan zat besi hingga 2 kali lipat.

Maka, memilih susu pertumbuhan yang sesuai, dipadukan dengan pola makan sehat, adalah langkah kunci untuk memutus rantai anemia di Indonesia. 

Anak-anak yang mendapatkan asupan zat besi yang cukup akan menjadi generasi yang kuat, baik secara fisik maupun mental.

Editor : Wenti Ayu

Tag : #anemia    #zat besi    #kesehatan    #kemenkes    #cegah anemia   

BACA JUGA

BERITA TERBARU