PARBOABOA, Jakarta – Kekeringan di hampir seluruh wilayah di Indonesia juga melanda Danau Cinere di Pangkalan Jati, Cinere, Kota Depok, Jawa Barat.
Retak-retak tanah sisa lumpur yang mengering terlihat di permukaan danau. Ikan-ikan pun nampak mati di tanah yang retak.
Perahu wisata berbentuk bebek tergeletak begitu saja di danau yang mengering. Wahana yang biasa menjadi andalan anak-anak mengusir bosan itu tak terurus dibiarkan tersengat panas matahari.
Menurut satpam komplek dekat Danau Cinere, Zidan, danau dengan kedalaman sekitar 2 meter itu kering sejak Mei lalu.
Air danau perlahan surut karena Kota Depok tak pernah diguyur hujan.
“Pas bulan Oktober baru benar-benar kering, airnya enggak ada sama sekali,” ujar Zidan kepada PARBOABOA, Kamis (26/10/2023).
Danau Cinere ini berfungsi sebagai resapan air hujan yang akan menampung debit air hujan, baik itu dari langit maupun dari jalanan.
Selain sebagai resapan, Danau Cinere juga dijadikan tempat rekreasi warga sekitar.
“Ada yang buat mancing, banyak ikan juga. Ada wahana air juga, bebek-bebekan dan tempat nongkrong kan ada cafe itu,” ucapnya.
Zidan mengatakan, Danau Cinere bukan pertama kalinya kering.
Danau juga pernah mengalami kekeringan kala kemarau panjang melanda 2019 silam.
“Tahun 2009 pas kemarau panjang juga pernah kering, ini bukan yang pertama,” katanya.
Pantauan PARBOABOA, suasana di sekitar Danau Cinere terlihat sepi. Hanya ada sejumlah pengemudi ojek online (ojol) yang mangkal. Padahal sebelumnya, kawasan tersebut selalu ramai dikunjungi warga.
Menurut salah seorang warga Pondok Labu, Margiana, Danau Cinere yang penuh air menjadi alternatif wisata yang murah dan meriah.
“Suka nongkrong (di danau), biasanya ramai. Banyak yang jualan, anak-anak kecil juga main. Dan, bapak-bapak juga pada mancing terus pokoknya suasananya adem kalau nongkrong di danau,” ucapnya kepada PARBOABOA.
Kemarau Sebabkan Danau Mengering
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok, Abdul Rahman mengatakan, Danau Cinere kering imbas musim kemarau yang berkepanjangan.
Menurutnya, musim kemarau kali ini karena perubahan iklim yang ekstrim dan pemanasan global. Tak hanya di Kota Depok, kekeringan juga melanda wilayah lain di Indonesia, bahkan dunia.
“Perubahan iklim bukan hanya terjadi di Depok, di Indonesia, namun juga di dunia,” kata Abdul kepada PARBOABOA.
Tidak hanya itu, kekeringan juga mengakibatkan sejumlah kecamatan di Kota Depok dan Kabupaten Bogor kekurangan pasokan air bersih.
Seperti yang terjadi di Kecamatan Sawangan, Depok. Di sana, PDAM Kota Depok harus memasok 9.500 liter air bersih untuk kebutuhan warga di kelurahan Beji, kelurahan Pasir Putih dan kelurahan Duren Mekar.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi bahwa durasi musim kemarau tahun 2023 akan lebih panjang dibandingkan tiga tahun terakhir.
Kondisi itu diperparah dengan adanya El Nino atau fenomena pemanasan suhu muka laut hingga 60 persen.
El Nino menurut BMKG, dapat mempengaruhi cuaca di sekitar laut Pasifik.
Saat El Nino terjadi, musim kemarau akan menjadi sangat kering.
BMKG memperkirakan musim kemarau bakal berakhir di sebagian besar wilayah Indonesia mulai akhir Oktober ini dan musim hujan secara bertahap dimulai pada awal November 2023 serta mencapai puncaknya di bulan Januari hingga Februari 2024.