PARBOABOA, Simalungun - Dinas Pertanian Simalungun mengaku belum menerima surat dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Sumatra Utara untuk mewaspadai penularan virus flu babi Afrika atau African Swine Fever yang telah masuk ke Provinsi Riau.
"Kita tunggu dulu surat edaran dari provinsi. Sebagai bahan kita untuk melakukan monitoring dan survei," kata Kepala Bidang (Kabid) Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Simalungun, Resna Siboro
Oleh karenanya, Resna mengimbau warga sekaligus peternak Babi menjaga kebersihan kandang dan pakan ternaknya.
Saat ini, Sementara populasi ternak babi di Simalungun pada 2022 mengalami peningkatan sebesar 34.243 ekor dibandingkan tahun sebelumnya hanya 20.430 ekor.
"Peningkatan tersebut dikarenakan virus ASF yang sudah mereda, diharapkan pada tahun ini kita bisa cepat mengantisipasinya agar tidak terjadi penurunan populasi," jelas Resna.
Ia melanjutkan, saat ini belum diproduksi vaksin untuk antisipasi virus tersebut. Cara yang paling utama adalah melakukan biosecurity pada kandang ternak
"Vaksin memang belum ada dibuat. Kita akan lakukan biosecurity seperti penyemprotan desinfektan. Menjaga kebersihan kandang. Setiap yang masuk ke kandang harus steril. Peralatan kandang harus di desinfeksi. Menjaga lalat dan hewan pengerat sebagai vektor pembawa virus," ucap jelasnya.
Ia menghimbau masyarakat yang beternak babi untuk menjaga kesterilan kandang ternaknya dan mengontrol makanan ternak, sebagai upaya mencegah penyebaran virus tersebut.
"Kami harapkan kepada peternak agar memperhatikan kebersihan kandangnya, dan kontrol makanan ternak guna mempertahankan kesehatan ternak dan mengantisipasi penyebaran virus," tutupnya.