PARBOABOA, Pematangsiantar –Kenaikan harga pupuk menjadi penyebab meroketnya harga sejumlah komoditas hortikultura seperti cabai merah, cabai hijau, dan bawang merah. Hal ini dikatakan oleh salah seorang petani cabai di Desa Dolok Huluan, Kecamatan Dolok Masagal, Kabupaten Simalungun, Nando Purba.
Nando juga menjelaskan, modal petani untuk menanam cabai menjadi lebih besar karena dipengaruhi naiknya harga pupuk tersebut. Akibatnya adalah banyak petani cabai mengurangi lahan penanaman. Bahkan sebagian beralih ke tanaman lain yang modalnya lebih ringan.
Dari hasil pantauan Tim Parboaboa dilapangan pada Rabu (29/6/2022), beberapa jenis pupuk memang mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi, seperti pupuk urea non subsidi yang sebelumnya Rp300 ribu per sak (50 kilogram) menjadi Rp 550 ribu per sak, dan pupuk Mutiara dari harga Rp500 ribu per sak menjadi Rp800 ribu per sak.
Salah satu pedagang pupuk di Pasar Horas Pematangsiantar, F Naibaho saat ditemui tim Parboaboa di kiosnya menjelaskan penyebab kenaikan harga pupuk tersebut lantaran pasokan pupuk yang susah didapat.
“Mahalnya pupuk dipicu karena bahan baku susah didapat,” kata F Naibaho kepada tim Parboaboa
Tidak hanya pupuk, obat untuk mengendalikan gulma seperti Glifosat dan Paraquat juga ikut mengalami kenaikan.
“Bukan hanya pupuk, obat-obatan juga seperti itu. Khususnya di Herbisida jenis Glifosat dan Parquat itu kenaikannya cukup signifikan. Kalau dulu harganya Rp70 rb per liter, sekarang udah hampir Rp100 ribu,” jelas Naibaho.
Akibatnya, pedagang mengeluh lantaran harus mengeluarkan modal yang lebih besar dibandingkan sebelumnya. Selain itu, omset penjualan juga mengalami penurunan.
“Sebelum naik, satu hari itu omsetnya bisa mencapai 10jt tapi sekarang rata-rata 5jt kebawah,” ucap Naibaho.
Meskipun mengalami kenaikan, Naibaho masih memiliki stok yang memadai untuk para pembeli khususnya petani.
Naibaho berharap agar permasalahan kenaikan harga pupuk di Kota Pematangsiantar ini mendapat perhatian khusus dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat
“Ya pemerintah harus segara mengatasi masalah ini, harga pun biar cepat turun. Karena yang menderita itu bukan cuma petani, kami para pedagang pupuk juga terkena imbasnya,” pungkasnya.
Saat tim Parboaboa ingin mencari penjelasan terkait naiknya harga sejumlah komoditas dan pupuk ini ke kantor Dinas Pertanian Kota Pematangsiantar, Kepala Dinas yang bersangkutan sedang tidak berada di tempat.
Menurut salah satu pegawai yang bernama anita, Kepala dinas sedang rapat diluar kota selama 5 hari. Tim Parboaboa juga sudah mencoba menghubunginya via whatsApp, namun sampai saat ini yang bersangkutan belum merespon.
Editor: -