parboaboa

Hari Perempuan Sedunia 2024 di Indonesia: Dua Tokoh Berpengaruh, Yang Lain Masih Terbelenggu

Beby Nitani | Nasional | 08-03-2024

Ilustrasi Hari Perempuan Sedunia 2024. (Foto: PARBOABOA/Beby Nitani)

PARBOABOA, Jakarta – Hari ini, Jumat, 8 Maret 2024, diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional. Ini adalah hari khusus untuk menghargai dan merayakan pencapaian serta perjuangan perempuan di seluruh dunia.

Hari ini juga menjadi momen untuk memperingati pentingnya memperjuangkan kesetaraan hak bagi perempuan di berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi, sosial, budaya, dan politik.

Dilansir dari laman internationalwomensday, tema Hari Perempuan Sedunia kali ini adalah "Inspire Inclusion" atau "Menginspirasi Inklusi," yang bertujuan untuk mendorong pembangunan sebuah masyarakat yang terbebas dari segala bentuk prasangka, stereotip, dan diskriminasi.

Ini adalah upaya untuk menciptakan lingkungan yang mengutamakan keberagaman, keadilan, dan inklusi, dimana perbedaan dipandang sebagai nilai yang berharga dan layak untuk dirayakan.

Harapannya, semua orang dapat bekerja bersama untuk menciptakan kesetaraan bagi perempuan di panggung dunia.

Selain itu, Hari Perempuan Internasional ingin menekankan pentingnya menghargai dan menghormati kontribusi perempuan di berbagai bidang, termasuk mereka yang berasal dari kelompok kecil dan menengah.

Di Indonesia sendiri, berdasarkan Global Gender Gap Report dari World Economic Forum pada 2023, Indonesia menempati peringkat 87 dari 146 Negara dengan skor 0.697.

Penilaian ini berlandaskan pencapaian Pendidikan, Kesehatan, Peluang Ekonomi serta Partisipasi dan Pemberdayaan Politik.

Pencapaian Wanita Indonesia Dikancah Dunia

Kontribusi perempuan Indonesia di kancah internasional pun sangat signifikan, terbukti dengan keberhasilan dua tokoh yang menorehkan namanya dalam daftar "100 Perempuan Paling Berpengaruh di Dunia" versi Forbes 2023.

Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan Indonesia, menempati posisi ke-47, diakui atas pengaruh dan kontribusinya dalam dunia keuangan global.

Tidak hanya itu, Ia juga beberapa kali dianugerahi sebagai Menteri Keuangan Terbaik, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Selama bekerja di Bank Dunia pun, Sri Mulyani dikenal aktif dalam program-program yang mendukung kesetaraan gender.

Nicke Widyawati, CEO Pertamina, juga tidak kalah prestasinya, menempati peringkat ke-56. Ini merupakan kali ketiga Nicke diakui dalam daftar ini, berkat kepemimpinannya yang berhasil membawa Pertamina mencapai kemajuan signifikan.

Di luar bidang keuangan dan energi, banyak wanita Indonesia lainnya yang memberikan dampak positif dalam berbagai sektor.

Misalnya, Najwa Shihab di bidang jurnalisme, Dian Sastrowardoyo dalam industri hiburan sebagai model dan aktris, Merry Riana yang terkenal dengan motivasi dan inspirasinya, serta Anne Avantie, seorang perancang busana terkemuka.

Kasus Kekerasan Perempuan

Di sisi lain, tantangan signifikan masih dihadapi oleh perempuan, sebagaimana diungkapkan dalam Catatan Tahunan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) tahun 2023.

Tercatat, ada 289.111 kasus kekerasan terhadap perempuan dalam rentang waktu tersebut. Meski terjadi penurunan sebesar 55.920 kasus, atau sekitar 12%, dibandingkan 2022, angka ini diperkirakan hanya merepresentasikan sebagian kecil dari realitas kekerasan yang terjadi, mengingat banyak kasus yang tidak dilaporkan.

Dalam catatan tersebut, karakteristik korban dan pelaku masih menunjukkan tren yang sama, yaitu korban lebih muda dan lebih rendah pendidikannya daripada pelaku.

Selain itu, terdapat peningkatan sebesar 9% dalam tiga tahun terakhir pada kasus-kasus yang melibatkan pelaku yang seharusnya berperan sebagai figur otoritas dan pelindung, suatu kenaikan yang signifikan dibandingkan rata-rata tahunan dua dekade yang lalu.

Mariana Amiruddin, Wakil Ketua Komnas Perempuan, menekankan bahwa inti dari masalah kekerasan terhadap wanita adalah disebabkan oleh ketidaksetaraan kekuasaan antara pelaku dan korban.

Pelaku sering kali mendapat keuntungan dari kekuasaan mereka yang bersumber dari status sosial, politik, atau agama.

Lebih lanjut, kasus-kasus kekerasan yang terjadi dalam lingkup pribadi masih menjadi mayoritas laporan yang diterima.

Isu-isu dalam konteks perkawinan dan keluarga, yang didokumentasikan oleh Badan Peradilan Agama (Badilag), adalah kontributor utama.

Kasus kekerasan di lingkup publik dan negara juga dilaporkan meningkat, dengan kekerasan di area publik meningkat 44% dan di sektor negara meningkat hingga 176%.

Insiden kekerasan yang dicatat mencakup berbagai bentuk, mulai dari konflik hukum hingga kekerasan fisik dan psikologis oleh aparat keamanan, dan bahkan kebijakan diskriminatif.

Terdapat juga peningkatan laporan mengenai pelecehan seksual non-fisik dan fisik dibandingkan dengan perkosaan, yang menunjukkan meningkatnya kesadaran dan pengakuan terhadap pelecehan seksual sebagai masalah serius.

Namun, peningkatan kesadaran ini belum sepenuhnya diikuti oleh pemahaman yang lebih baik dari aparat penegak hukum tentang berbagai bentuk kekerasan seksual.

Kekerasan seksual berbasis elektronik, khususnya, menjadi sangat mencemaskan, terutama di kalangan muda yang terlibat dalam hubungan intim, menekankan pentingnya peningkatan perlindungan hukum dan infrastruktur untuk menangani kekerasan dalam bentuk baru ini.

Editor : Beby Nitani

Tag : #perempuan indonesia    #hari perempuan sedunia 2024    #nasional    #sri mulyani    #nicke widyawati   

BACA JUGA

BERITA TERBARU