PARBOABOA - Ketua KONI Sumut menerima wawancara Parboaboa mengenai persiapan Sumut, menjadi tuan rumah PON ke-21 Tahun 2024 di Aceh-Sumut, pada Senin 10 April 2023 sekira pukul 11.30 WIB, di kantor KONI Sumut, Jalan Willem Iskandar, Pasar V, Kota Medan.
Di sela-sela kesibukan Jhon Ismadi Lubis sebagai Ketua KONI Sumut. Ia menjawab beragam pertanyaan Parboaboa, mulai soal venue, pembinaan atlet, dan target emas beberapa Cabor diikuti kontingen Atlet Sumut.
Berikut petikan wawancara menyoal persiapan Sumut sebagai tuan rumah PON 2024:
Ada berapa jumlah atlet Sumut yang ikut di PON ke-21?
Kalau untuk PON masih belum. Jadi ini kita masih Pelatda, jumlah atletnya itu sebanyak 643 atlet. Tapi dari yang ikut Pelatda itulah kemungkinan besar akan turun di PON nanti.
Boleh minta data yang dari Medan berapa, Pematang Siantar, Binjai, Deli Serdang, Simalungun, dan Serdang Bedagai. Kota yang menjadi penyelenggara atau tuan rumah Cabornya apa-apa saja?
Untuk jumlah atlet yang ikut Pelatda dari Kota Medan itu sebanyak 272 atlet, Pematang Siantar sebanyak 16 atlet, Binjai 30 atlet, Deli Serdang 63 atlet, Simalungun 11 atlet, dan Serdang Bedagai sebanyak 17 atlet.
Jadi berdasarkan Surat Keputusan Gubernur, Kota Medan Cabornya ada akuatik, balap sepeda BMX, barongsai, billiar, binaraga, dance sport, E-sport, golf, kabaddi, tenis meja, dan tinju.
Kabupaten Deli Serdang ada Cabor atletik, balap sepeda road race, berkuda, bermotor, bola voli, bowling, bulu tangkis, cricket, drum band, gateball, hockey, jujitsu, karate, pencak silat, senam, sepak bola putri, futsal, squash, taekwondo, dan wushu.
Kabupaten Sergai ada Cabor bola voli pasir. Kabupaten Simalungun ada Cabor akuatik renang perairan terbuka. Kota Pematang Siantar ada Cabor kick boxing. Kota Binjai ada Cabor gulat, Kabupaten Langkat ada Cabor sambo, Karo ada Cabor balap sepeda MTB, dan Toba ada Cabor ski air.
Sumut menargetkan jadi peraih emas terbanyak atau bagaimana?
Kita semua pasti ingin menjadi juara, kita boleh optimis tapi kita harus realistis. Saat ini pembinaan olahraga terbaik itu ada di Pulau Jawa.
Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Timur. Tiga besar itu sulit kita kalahkan. Baru ada lagi seperti Jawa Tengah dan Bali.
Jadi kita berharap yang real mungkin kita bisa masuk di lima besar. Tapi kalau pak Gubernur bilang kita harus jadi juara, semua orang mau jadi juara.
Itu saya sebutkan tadi kita boleh optimis, tapi kita realistis melihat kondisi Sumber Daya Manusia kita secara nasional saat ini.
Kita akan menjadi tuan rumah PON 2024, bagaimana persiapannya?
Persiapan dari segi apa, dari segi bangunankah atau apa? Jadi PON itu ada tiga pekerjaannya, yang pertama adalah pembangunan sarana prasarana. Itu tanggung jawab pemerintah.
Yang kedua adalah panitia besar PON yang menyiapkan segala macam persiapan PON. Itu juga pemerintah. Yang ketiga adalah peserta PON. Itulah tugas kami.
Jadi persiapan kami sampai hari ini, kami sudah mempelatdakan 643 atlet dengan 150 pelatih saat ini. Ini sudah Pelatda jangka panjang, kita harapkan di awal 2024 minimal 1200 orang totalnya untuk mengikuti PON akan digelar 8-30 September 2024.
Bagaimana kesempatan atlet Sumut dalam meraih emas di PON nanti? Adakah beberapa cabor andalan kans meraih emas besar?
Yang pasti Cabor wushu kita harapkan meraih emas. Kami targetkan wushu itu meraih 10 emas. Kemudian nanti ada drumband, target kita meraih tujuh emas. Dan kemudian yang lain-lainlah semuanya itu.
Karena kalau kita lihat Cabor-Cabor baru ini juga berpeluang seperti Cabor sambo. Karena waktu Kejuaraan Nasional kemarin Cabor sambo mendapatkan medali sembilan emas, tiga perak, empat perunggu.
Cabor karate targetnya lima emas. Kita juga realistis karate itu kan cuman 17 nomor, dengan target lima emas itukan sudah cukup besar. Kalau wushu itu 21 nomor target kita 10 emas. Cabor ini yang pernah menjadi juara umum.
Banyak lagi cabor yang kita harapkan untuk mendulang emas. Makanya target kita minimal 75 emas kita peroleh. Kita sudah ada di peringkat empat atau lima posisinya.
Bagaimana pembinaan? Apakah ada tali asih kepada atlet?
Tali asih itu nanti, prestasi di PON dapat medali baru ada diberikan tali asih dari Pemerintah Provinsi bukan dari KONI. Ini belum tau dicanangkan berapa? Tapi kalau PON yang lalu saat di Papua kita mendapat Rp250 juta untuk medali emas.
Ini kita menjadi tuan rumah PON, saya belum tahu berapa dianggarkan pemerintah untuk tali asih bagi atlet berprestasi.
Menyoal atlet yang tidak bersinar lagi, apakah KONI ada perhatian?
Iya tentu pemerintah, kalau KONI ini perhatiannya apalah. KONI ini ibarat LSM istilahnya. Umpanya atlet yang berprestasi dijanjikan pak Gubernur minimal di BUMD. Karena kalau dulu PON 2012 terakhir. Semua peraih medali emas itu menjadi PNS.
Ini pemerintah pusat tidak ada lagi mengalokasikannya. Sementara PNS itu kekuasannya ada di pemerintah pusat bukan di daerah. Makanya, pak Gubernur kemarin bilang atlet yang berprestasi di Sumut minimal akan ditampung di BUMD yang ada di Sumut.
Ada tidak contoh perhatian KONI kepada atlet-atlet di Sumut? Khususnya yang dulu bersinar jadi pahlawan sekarang sudah pensiun?
Jadi KONI itu mengajukan kepada pemerintah merekomendasikan untuk ditampung, yang disesuaikan juga dengan pendidikannya. Jadi pastilah ada perhatian dari pemerintah dan KONI. Walaupun ending terakhirnya itu ada di pemerintah.
Rata-ratakan kalau atlet yang berprestasi itu sudah mendapat pekerjaan. Saya tidak tahu kalau misalnya masih ada atlet berprestasi yang belum mendapat pekerjaan.
Tapi setahu saya, semua peraih medali emas pada PON sebelumnya juga sudah mendapatkan pekerjaan. Tidak tahulah kalau yang di tahun lima puluhankan.
Apa masukan KONI Sumut kepada atlet dan pengurus KONI di wilayah Sumut untuk persiapan PON 2024 nanti?
Kita juga mengharapkan bahwasanya jangan hanya di tingkat provinsi saja membantu para atlet. Melalui KONI Kabupaten atau Kota, Pemerintah Kabupaten atau Kota maunya ada perhatian terhadap atlet andalan Sumut, yang berasal dari kabupaten atau kota.
Sehingga beban itu tidak hanya pada Pemerintah Provinsi. Kalau kita lihat di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur. Itu kabupaten atau kotanya ikut andil membantu atletnya. Kabupaten memberi kontribusi kepada atletnya yang ikut menjadi andalan di provinsi.
Itu yang kita harapkan dari seluruh Kabupaten atau Kota. Sehingga para atlet ini tidak memikirkan lagi masalah-masalah lain. Yang ada dipikiran mereka hanyalah latihan dan latihan. Itu harapan kita kepada daerah.
Kalau untuk atlet yang ikut pelatda itu ada dikasih uang saku tidak?
Ada uang saku diberikan. Ada tiga kategori yakni super prioritas, prioritas, dan unggulan. Untuk berapa biayanya cukup mereka sajalah yang tahu. Masyarakat tidak perlu tahu berapa yang mereka dapat.
Reporter: Muhammad Anshori
Editor: Fery Sabsidi