parboaboa

Soal Demo Tolak Kenaikan BBM Ricuh, Jokowi: Sampaikan Secara Baik-baik!

Sondang | Nasional | 05-09-2022

Demo Koalisi Ojol Nasional (KON) pada Senin (29/8) (Foto: Parboaboa/Andre)

PARBOABOA, Jakarta – Setelah harga Bahan Bakar Minyak (BBM) resmi dinaikkan pada Sabtu (3/9), sejumlah elemen masyarakat menggelar aksi unjuk rasa guna memprotes keputusan pemerintah tersebut pada Senin (5/9).

Untuk di wilayah Jakarta, demo penolakan kenaikan harga BBM digelar oleh elemen massa mahasiswa dari PB PMII dan HMI MPO di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta.

Demo juga digelar oleh mahasiswa di Aceh di depan DPR Aceh. Tak hanya itu, mahasiswa di NTB dan Makassar juga bergerak menggelar aksi serupa di depan Kantor DPRD di wilayahnya masing-masing.

Melihat hal itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak mempermasalahkan rencana aksi unjuk rasa tersebut. Ia hanya meminta agar gelaran demonstrasi menolak kenaikan harga BBM itu digelar dengan cara baik-baik.

"Ya, ini kan negara demokrasi. Sampaikan dengan cara-cara yang baik, ya," kata Jokowi singkat saat ditemui di Sarinah, Jakarta Pusat, Senin (5/9).

Bukan hanya hari ini, puluhan ribu buruh juga berencana melakukan aksi unjuk rasa guna menolak rencana kenaikan harga BBM besok, Selasa (6/8).

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal mengatakan bahwa aksi unjuk rasa ini akan dilakukan di 34 provinsi. Untuk di provinsi DKI Jakarta, para buruh akan demo di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Senayan, Jakarta Pusat.

"Aksi ini akan diikuti puluhan ribu buruh, untuk di DPR RI massa aksi berjumlah hampir 5.000 buruh. Massa aksi pada 6 September akan berunjuk rasa di DPR RI, dan ribuan buruh lain di kantor gubernur masing-masing," ungkap Said dalam konferensi pers, Selasa (30/8).

Dalam unjuk rasa ini, terdapat empat alasan buruh melakukan menolak kenaikan harga BBM. Pertama, kenaikan harga BBM akan berdampak pada turunnya daya beli masyarakat.

Kedua, buruh menuntut agar pemerintah jangan membandingkan harga BBM dengan negara lain yang memiliki pendapatan per kapita lebih tinggi dibandingkan Indonesia.

Ketiga, buruh meminta pemerintah meninjau kembali berapa sebenarnya pemakai pertalite dan solar subsidi selama ini. Sebab, berdasarkan survei KSPI, pengguna pertalite adalah masyarakat kelas menengah bawah.

Keempat, kenaikan harga BBM akan berpotensi meningkatkan ongkos transportasi umum berpotensi hingga 40 persen. Hal itu tentu akan berdampak pada nelayan, petani, dan masyarakat kelas menengah bawah.

Editor : -

Tag : #bbm    #jokowi    #nasional    #unjuk rasa    #pb pmii    #hmi mpo    #buruh   

BACA JUGA

BERITA TERBARU