PARBOABOA, Pematang Siantar - Masyarakat Pematang Siantar kembali mengingatkan pemerintah untuk segera memperbaiki drainase di Jalan Viyata Yudha, Kelurahan Setia Negara, Kecamatan Siantar Sitalasari yang menjadi langganan luapan air saat hujan. Apalagi, menurut R Pasaribu (33), luapan air yang terjadi di Jalan Viyata Yudha telah menelan 2 korban jiwa.
"Sudah kejadian dua kali loh, pertama terjadi pada Minggu (27/8/2023) kemarin. Kemudian seingat saya pertengahan tahun 2020-an juga kejadiannya seorang anak kecil usia 6 tahun, meninggal karena tergelincir di Samping Masjid As-Syafaat," ujarnya kepada PARBOABOA, Jumat (1/9/2023).
Pasaribu mengungkapkan, drainase di Jalan Viyata Yudha tidak pernah mendapatkan perbaikan dari Pemerintah Kota Pematang Siantar sejak 20 tahun terakhir.
"Memang kondisi saluran drainase dari parit di sekitar sini tingginya rendah dan tidak lagi memadai dalam menampung debit air yang begitu besar saat hujan. Sudah 20 tahun tidak mendapatkan perbaikan dari pihak Pemko," kesalnya.
Selain itu, Jalan Viyata Yudha juga mendapat limpahan air dari Jalan Bahtorop, Pengintai dan Jalan Antara.
"Paling parah itu berasal dari pembuangan air dari Kelurahan Bah Kapul yang merupakan daerah perkebunan sawit PTPN IV Kebun Marjandi yang kebetulan di daerah yang lebih tinggi dan tidak memiliki daya serap sehingga turun ke Jalan Viyata Yudha. Pemerintah saja sampai sekarang tidak memperhatikan dampak tersebut. Imbasnya, kami kami selalu kebanjiran," keluh Pasaribu.
Ia meminta Pemko Pematang Siantar segera memperbaiki drainase, agar tidak terjadi lagi korban jiwa akibat air yang meluap di Jalan Viyata Yudha.
"Seyogyanya pemerintah segera memperbaikinya, ini bukan karena kecelakaan lalu lintas. Jangan ada korban lagilah," harap Pasaribu.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengairan dan Drainase di Dinas PUPR Pematang Siantar, Ganda Robinsar Damanik mengaku anggaran perbaikan drainase sangat minim. Hal tersebut yang menjadi alasan belum diperbaikinya drainase di Jalan Viyata Yudha.
"Anggaran untuk perbaikan drainase minim, sehingga Jalan Viyata Yudha belum mendapatkan perbaikan. Saat ini, ada 20 titik proyek drainase yang sedang dilaksanakan dan tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Kota Pematang Siantar," katanya kepada PARBOABOA.
Selain itu, lanjut Ganda, perbaikan drainase di sepanjang Jalan Viyata Yudha terkendala tiang lampu jalan yang berada di bahu jalan, saluran air masyarakat dan jembatan ke rumah masyarakat, serta kerapatan rumah dengan drainase yang sangat minim di daerah tersebut.
"Kalau di Jalan Viyata Yudha harus dibongkar keseluruhan drainasenya, baik dari hulu jalan hingga ke bawah, biar tahu penyakitnya apa. Belum lagi kita lihat kerapatan rumah dengan drainase yang di sana (Jalan Viyata Yudha), kita (PUPR) berupaya meminta anggaran perbaikan dari Pemprov Sumut, agar kita bisa melaksanakan perbaikan di tahun depan (2024)," jelasnya.
Pemko Pematang Siantar, lanjut Ganda, tidak akan membiarkan kejadian yang telah merenggut korban jiwa itu terulang kembali. Oleh karenanya ia meminta masyarakat bersabar terkait perbaikan drainase di Jalan Viyata Yudha.
"Ini tidak mudah, kita perlu memberikan dokumen dengan lengkap ke Pemprov. Namun kami tidak akan membiarkan dan kejadian tersebut terulang kembali, masyarakat harus bersabar," pinta Ganda Damanik.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) di Polres Pematang Siantar, Banuara Manurung mengatakan proses penyelidikan peristiwa tenggelamnya seorang siswi SMA Negeri 6 Kota Pematang Siantar akibat terseret luapan air di Jalan Viyata Yudha telah selesai.
"Untuk penyelidikan otopsi tidak kami lakukan sebab itu adalah kecelakaan bencana alam dan pihak keluarga Nisma tidak mengajukan permohonan penyelidikan," katanya.
Banuara membenarkan peristiwa pertama terjadi pada Juli 2020 lalu, seorang bocah 6 tahun bernama Sauqi, tewas terseret di Jalan Viyata Yudha saat bermain air ketika hujan deras.
"Kejadian di situ sudah tercatat dua kali, terhadap Sauqi usia 6 tahun yang hilang setelah tergelincir di parit, di Jalan Viyata Yudha, Kelurahan Bah Kapul, Kecamatan Siantar Sitalasari, pada Minggu (26/7/2020), jasadnya ditemukan setelah seminggu pencarian di Sungai Bah Bolon. Yang kedua seorang siswi SMA Negeri 6 Kota Pematang Siantar, bernama Nisma Ramadhani usia 17 tahun harus kehilangan nyawa, setelah terseret banjir di Jalan Viyata Yudha, pada Minggu (27/8/23) kemarin," jelasnya.
Polres Pematang Siantar, lanjut Banuara, akan melakukan penyelidikan atas kasus tenggelamnya Nisma Ramadhani, jika ada permohonan dari keluarga korban
"Tetapi pihak keluarga sudah menyampaikan telah ikhlas atas kejadian tersebut," imbuhnya.
Editor: Kurniati