PARBOABOA, Simalungun - Masyarakat mengeluhkan buruk dan kurang memadainya fasilitas dan pelayanan kesehatan di sejumlah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara.
Seperti yang dialami salah seorang warga Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Parapat, S (25) terkait pelayanan RSUD Parapat yang lambat dan buruk. Belum lagi petugas kesehatan yang sering tidak ada di tempat.
Ia mencontohkan, saat harus membawa ibunya yang sudah tak sadarkan diri ke RSUD Parapat. Saat itu, ibu S tak kunjung diperiksa dan setelah akhirnya diperiksa, riwayat penyakit yang disebutkan rumah sakit berbeda dengan riwayat penyakit yang selama ini dikeluhkan ibunya.
"Kami bawa (ibu) ke RS dalam keadaan tidak sadarkan diri dan kejang. Kami sudah bilang ada riwayat penyakit diabetes, tapi petugas bersikeras mengatakan tekanan darah tinggi. Sementara untuk mengecek kadar gula harus menunggu lama karena petugas tidak di tempat," kesalnya.
S juga menyesalkan proses rujukan dari RSUD Parapat yang lambat dan bertele-tele, apalagi di tengah kondisi ibunya yang masih tak sadarkan diri.
"Hasil gula menunjukkan nilai yang sangat tinggi, setelah itu proses rujuk ke RS Adam Malik lama dari jam 5 pagi sampai jam 11 baru berangkat. untuk kelengkapan berkas rujuk kurang, sehingga tempat yang dituju mempertanyakan isi berkas," jelas S.
Tidak hanya di RSUD Parapat, keluhan yang serupa juga terjadi di 2 RSUD lainnya di Kabupaten Simalungun.
Salah seorang warga Kecamatan Bandar ketika melakukan perawatan di RSUD Perdagangan, Syahyan Damanik mengatakan keabsahan penerimaan akreditasi di RSUD Perdagangan tidak sesuai dengan fasilitas dan pelayanan yang diberikan.
"Saya juga bingung kenapa bisa lah terakreditasi rumah sakit tersebut. Apoteknya aja lambat seperti kura-kura kerjanya," tuturnya.
Keluhan akan pelayanan buruk RSUD juga disampaikan Jeni Saragih, yang mengeluhkan buruknya pelayanan di RSUD Tuan Rondahaim di Simalungun. Menurutnya, lamanya proses pengobatan memperburuk layanan di RSUD Tuan Rondahaim.
"Pelayanan sangat buruk, tercantum 24 jam. Tapi saya datang jam 7 belum ada satupun perawat atau petugas yang jaga. Bahkan saya sudah berulang kali memanggil mereka dan mengetik di pendaftaran. Perawat dan petugas malah asik duduk santai di meja. Saya sudah menunggu lama untuk rapid test, tapi tidak ada tindakan sama sekali. Kedepannya mohon pelayanannya diperbaiki lagi," jelas Jeni.
Banyak Faktor Buruknya Pelayanan RSUD
Menanggapi keluhan masyarakat tersebut, pengamat sekaligus Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (USU) Zulfendri mengatakan keluhan-keluhan tersebut merupakan keluhan yang tidak hanya terjadi di Kabupaten Simalungun.
Menurutnya minimnya pelayanan dan fasilitas di RSUD yang di Simalungun dipengaruhi oleh beberapa faktor.
"Menurut saya minimnya pelayanan dan fasilitas kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah disebabkan oleh minimnya anggaran dari pemerintah terkait pengadaan fasilitas di rumah sakit dan edukasi terkait pelayanan yang dibutuhkan masyarakat. Selain itu bisa juga disebabkan oleh oknum-oknum di rumah sakit yang diduga melakukan tindakan korupsi sehingga fasilitas di beberapa rumah sakit itu sangat minim," tuturnya.
Ia juga mengatakan faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat di Simalungun, sehingga memilih untuk berobat di luar daerah bahkan di luar negeri.
"Kekecewaan masyarakat yang seperti ini dapat membuat mereka lebih memilih untuk berobat di luar daerah seperti di Kota Pematang Siantar, Medan atau bahkan sampai ke luar negeri," tutupnya.
PARBOABOA mencoba menghubungi salah seorang Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Parapat, Jimmi G. Namun, hingga berita ini diterbitkan, tidak ada tanggapan dari yang bersangkutan.