parboaboa

Mengenal Baby Blues Syndrome, Belajar dari Ibu di Jaksel yang Tenggelamkan Bayinya

Andy Tandang | Metropolitan | 18-10-2023

Ilustrasi baby blues syndrome. (Foto: pixabay)

PARBOABOA, Jakarta - Mengurus anak-anak yang masih kecil tentu bukanlah perkara muda bagi seorang ibu rumah tangga. Merasa capeh, lelah dan bahkan bosan kadang tak bisa dihindari.

Pada tingkatan yang lebih parah, kondisi ini tak jarang membuat mereka depresi hingga mengambil langkah-langkah yang tak bisa dikendalikan nalar.

Hal inilah yang dialami oleh seorang ibu berinisial LN di Jalan Penerangan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Ia bahkan nyaris menenggelamkan bayi kandungnya sendiri ke dalam ember di kamar mandi rumahnya.

Menurut keterangan Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), aksi tersebut diduga terjadi karena LN sedang mengalami baby blues syndrome lantaran harus merawat ketiga anaknya yang masih berusia balita.

“Jadi sebenarnya dia kaya bercanda. Awalnya gini, karena dia mengalami kelelahan dan capek urus bayinya. Saat dia melakukan hal itu, dia dalam kondisi nggak sadar,” ungkap Penjabat Sementara (Pjs) Ketua Umum Komnas PA, Lia Latifah, dikutip PARBOBOA, Rabu (18/10/2023).

Lia mengatakan, usia ketiga anak LN memang hanya berjarak sekitar 10 bulan. Bayi yang hendak ditenggelamkan merupakan anak ketiganya yang berjenis kelamin laki-laki dan masih berusia tiga bulan.

Peristiwa itu, kata Lia, bermula saat LN sedang memandikan bayinya yang masih berusia 3 bulan sambil berbincang dengan temannya melalui telepon.

Sang teman kebetulan merekam momen perbincangan ini, lalu ia melihat LN mengalami kelelahan dan bosan mengurus bayinya. LN pun tanpa sadar terlihat nyaris menenggelamkan bayinya di dalam ember tempat mandi.

Video yang direkam oleh teman LN ini pun lantas menjadi viral dan memantik beragam komentar usai diunggah di media sosial beberapa waktu lalu.

LN kini masih dalam pantauan Komnas PA. Pihak Polres Metro Jakarta Selatan juga sudah mengusut kasus tersebut. 

Mengenal Baby Blues

Mengutip Journal of Psychiatry Psychology and Behavioral Research, Rabu (18/10/2023), syndrome baby blues merupakan kondisi yang memengaruhi mental seorang ibu pasca melahirkan karena penurunan kadar progesteron.

Pada umumnya, kondisi ini terjadi setelah kelahiran dan biasanya akan berlangsung sampai dua minggu setelahnya atau bisa lebih lama. Dalam jurnal tersebut juga menunjukkan, hampir 30-75% ibu baru di seluruh dunia pernah mengalami kondisi ini pasca melahirkan. 

Banyak faktor yang mempengaruhi syndrome baby blues. Beberapa di antaranya yakni:

Pertama, perubahan hormonal ibu saat melahirkan. Hormon estrogen dan progesteron yang tinggi selama kehamilan tiba-tiba turun setelah melahirkan. Hal ini dapat memengaruhi suasana hati dan emosi ibu.

Kedua, mengalami stres fisik pasca persalinan. Hal ini ditandai dengan ibu sering merasa lelah, nyeri, dan kurang tidur setelah melahirkan. Kondisi fisik ini juga dapat berdampak pada emosi.

Ketiga, adanya stres emosional yang menjadikan seorang ibu baru membawa berbagai tekanan emosional. Tanggung jawab merawat bayi, rasa khawatir tentang kesehatan dan keamanan bayi, serta ketidakpastian dalam menghadapi peran baru sebagai ibu, semuanya dapat menjadi sumber stres.

Baby blues syndrome dapat menunjukkan berbagai gejala, seperti perasaan sedih dan khawatir, mudah menangis, mudah tersinggung atau marah tanpa alasan yang jelas.

Selain itu, ibu baru juga kadang merasa seolah-olah dia kehilangan kendali atas perasaan dan emosinya.

Cara Mengatasi Baby Blues Syndrome

Meskipun baby blues syndrome adalah kondisi yang normal, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu mengatasinya:

Dukungan Emosional

Berbicaralah dengan orang yang dipercayai, seperti pasangan, teman, atau keluarga. Terkadang, berbicara tentang perasaan bisa membuat hati lebih tenang.

Istirahat Cukup 

Salah satu cara mengatasi baby blues syndrome adalah dengan menyisihkan waktu cukup untuk istirahat. Kekurangan tidur biasanya dapat memperburuk gejala.

Konsumsi Makan Sehat

Makan makanan seimbang dan sehat dapat membantu merasa lebih baik secara fisik dan emosional. Hal ini juga akan berdampak pada pola asuh ibu baru pasca melahirkan.

Bergerak dan Berolahraga

Melakukan aktivitas fisik, seperti olahraga bisa membantu mempercepat pemulihan gejalababy blues syndrome. Saat menyusui dan mengalami gejala kondisi ini, cobalah untuk melakukan olahraga sesuai dengan anjuran dokter. 

Konsultasi dengan Profesional Kesehatan

Jika gejala baby blues syndrome terus berlanjut atau memburuk, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan.  Kadang-kadang, Baby Blues dapat berkembang menjadi depresi postpartum yang lebih serius.

Editor : Andy Tandang

Tag : #syndrome baby blues    #jakarta selatan    #metropolitan    #stres    #depresi   

BACA JUGA

BERITA TERBARU