parboaboa

Mentan Ajak Petani Berani Hadapi Fenomena El-Nino

Hari Setiawan | Nasional | 31-08-2023

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjawab pertanyaan awak media usai menghadiri rapat dengan Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Rabu (30/07/2023). (Foto: PARBOABOA/Hari Setiawan)

PARBOBOA, Jakarta - Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengajak masyarakat khususnya petani yang sedang dilanda kekeringan, untuk berani menghadapi fenomena cuaca El Nino tahun ini. Data Kementerian Pertanian menyebutkan, sekitar 870 ribu hektare lahan petani yang terdampak kekeringan saat ini.

Hal itu disampaikan syahrul yasin limpo saat menghadiri rapat dengan Komisi IV DPR, Rabu (30/08/2022) kemarin.

Meski begitu, Syahrul melaporkan belum ada dampak kekeringan kritis yang terjadi di Indonesia imbas fenomena El-Nino.

"Potensi paling tinggi kita kehilangan 1,2 ton beras. Sampai hari ini, terkait El-Nino masih kita data dan di lapangan, hujan masih ada dan mengairi sungai-sungai. Kita ukur di Benua Solo, di Berantas, di beberapa tempat ternyata masih cukup, artinya belum terdampak siginifikan, kalau ada kekeringan, iya," katanya.

Syahrul Yasin Limpo melanjutkan, kementeriannya juga akan melakukan intensifikasi lahan sawah seluas 500 ribu hektare untuk mengantisipasi dampak El Nino. Program intensifikasi lahan pertanian ini akan dilakukan di 10 provinsi dan 100 kabupaten di Indonesia.

"Yang seluruh Indonesia itu menyikapi dengan percepatan tanah, setiap Kabupaten ada 10 ribu hektare. Kita sudah membagi 3 karakter ada daerah merah, itu memang kritis air sekali. Tentunya di daerah itu SOP kita berbeda, ada daerah kuning harus intervensi mekanisme, termasuk intervensi varietas dan daerah hijau,” jelasnya.

Selain melakukan intensifikasi lahan, Kementerian Pertanian juga melakukan peningkatan ketersediaan alat mesin pertanian untuk mempercepat tumbuhnya tanaman.

“Kementan, juga meningkatkan ketersediaan air dengan membangun atau memperbaiki embung dan parit, sumur dalam, sumur resapan, rehabilitasi jaringan irigasi tersier dan pompanisasi,” katanya.

Sementara itu, Anggota Komisi IV DPR RI, Ono Surono membenarkan, belum ada daerah yang lahan pertaniannya darurat mengalami kekeringan.

"Sesuai tupoksi kita di Komisi IV DPR RI, melakukan dan mengawasi pelaksanaan Undang-Undang dan APBN, jadi kita akan kawal, sepakat dengan yang diucapkan Mentri Pertanian tadi dalam rapat, sampai saat ini belum ada yang darurat, zona merah kekeringan," kata legislator dari PDI Perjuangan itu.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Jawa Barat mengeluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis, atau kekeringan yang disebabkan karena tingkat curah hujan di bawah normal pada suatu daerah.

BMKG mencatat, pada 10 hari pertama Agustus, sejumlah kecamatan di empat kabupaten yaitu Bandung Barat, Cirebon, Majalengka dan Kuningan berstatus siaga berstatus siaga kekeringan.

Tidak hanya itu, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Karawang, Jawa Barat juga mencatat, lebih dari 1.000 hektare area persawahan yang dilanda kekeringan. Dari total area persawahan yang dilanda kekeringan cukup luas ada di Kecamatan Pakisjaya dan Banyusari. Sedangkan untuk Kecamatan Pedes, Katuwaluya dan Cibuya hanya mengalami kekeringan per titik.

Editor : Kurniati

Tag : #fenomena el nino    #menteri pertanian    #nasional    #bmkg    #siaga kekeringan    #petani hadapi el nino    #perubahan iklim   

BACA JUGA

BERITA TERBARU