Seorang peneliti Malaysia Teguh Haryo Sasongko yang menjabat
Wakil Direktur Center for Research Excellence, Perdana University Malaysia
menyatakan bahwa Indonesia sekarang dianggap sebagai episentrum COVID-19 baru
di Asia menyalip India.
Komentar ini pertama kali muncul di “The Conversation” yang
kemudian kami kutip lagi di channelnewsasia.com
(17 Jul 2021).
Dikatakan bahwa jumlah kasus harian di Indonesia selama
beberapa hari terakhir memecahkan rekor. Pada 14 Juli, Indonesia mencatat
54.517 kasus baru COVID-19.
Dengan populasi hampir sepuluh kali lipat dari Malaysia,
Indonesia telah mencatat peningkatan hampir tujuh kali lipat untuk parameter
yang sama dari 1 Mei (18,9 kasus baru per juta) hingga 11 Juli (127 kasus baru
per juta).
Peningkatan jumlah kasus telah diikuti oleh lonjakan
kematian juga.
Pada 13 Juli, tingkat kematian kasus di Indonesia dengan
2,61 kematian untuk setiap 100 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi tetap yang
tertinggi di Asia Tenggara (Malaysia 0,75 persen; Thailand 0,81 persen).
Disebutkan peningkatan ini terjadi adalalah karena dua hal,
mobilitas dan aktivitas manusia serta timbulnya penyebaran varian virus corona
baru.
Disebutkan juga lonjakan itu berhubungan dengan mobilitas
masyarakat. Di Indonesia, orang-orang selalu
merayakan Idul Fitri. Terlepas dari pembatasan pemerintah, orang-orang
bepergian untuk bertemu keluarga mereka, dalam bahasa Indonesia hal itu disebut
dengan istilah “Mudik”.
Peningkataan kasusu ini ini disebutkan juga dikarena tingkat
penelitian mengenai wabah Covid-19 di Indoesia masih rendah.
Selain itu, adanya upaya pemerintah untuk mendorong beberapa
bentuk pemulihan ekonomi setelah krisis ekonomi 2020 juga dilihat sebagai
faktor di balik peningkatan kasus.