PARBOABOA, Kediri - Kerajaan Kediri adalah kerajaan bercorak Hindu yang terletak di wilayah Jawa Timur. Kerajaan ini berpusat di Daha atau sekarang dikenal dengan Kota Kediri, Jawa Timur.
Berdasarkan bukti peninggalan sejarahnya, Kerajaan Kediri diyakini berdiri pada 1045 M. Ada banyak bukti peninggalan Kerajaan Kediri yang sampai saat ini masih bisa ditemui, mulai dari prasasti hingga candi.
Kediri mencapai puncak kejayaannya di masa pemerintahan Raja Sri Jayabaya. Di bawah pemerintahannya itu, daerah kekuasaan Kerajaan Kediri terus meluas.
Akan tetapi, Kerajaan Kediri mengalami keruntuhan usai pertempuran dengan rakyat Tumapel yang dipimpin oleh Ken Arok pada 1222 M. Usai kekalahannya, Kediri dikuasai dan menjadi wilayah bawahan Kerajaan Singhasari-Tumapel.
Seperti apakah peninggalan Kerajaan Kediri berdasarkan perjalanan sejarahnya? Simak ulasannya di bawah ini.
1. Candi Penataran
Candi Penataran adalah salah satu peninggalan Kerajaan Kediri penting yang terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Indonesia.
Candi ini merupakan kompleks candi yang terdiri dari beberapa candi kecil dan satu candi utama yang lebih besar. Candi utama ini memiliki ukuran yang imposan dan menjadi pusat dari kompleks candi ini.
Candi Penataran diperkirakan dibangun pada abad ke-13 Masehi, pada masa pemerintahan Raja Jayabhaya. Candi ini awalnya didedikasikan untuk dewa Siwa, dan dikenal juga sebagai Candi Palah. Namun, seiring berjalannya waktu, pengaruh agama Buddha juga terlihat dalam arsitektur candi ini.
Candi utama Candi Penataran memiliki bentuk yang menarik. Bagian utama candi ini terdiri dari tiga tingkat, dengan masing-masing tingkat memiliki balairung terbuka yang dihiasi dengan relief dan ornamen yang halus.
Relief-relief tersebut menggambarkan berbagai adegan kehidupan sehari-hari, kisah epik, serta adegan keagamaan yang berhubungan dengan ajaran Hindu-Buddha.
2. Prasasti Sirah Keting
Prasasti Sirah Keting diperkirakan dibuat sekitar tahun 1126 Saka atau 1204 Masehi. Isi prasasti ini ditulis dengan aksara Jawa Kuno dan berbahasa Jawa Kuno.
Prasasti Sirah Keting ditemukan di daerah Ponorogo, Jawa Timur dan saat ini disimpan di Museum Nasional, Jakarta.
Prasasti ini ditulis di atas batu berbentuk persegi panjang dengan pahatan pada keempat sisinya. Isi Prasasti Sirah Keting menyebut tentang nama Sri Jayawarsa Digwijaya Sastraprabhu, yang menghadiahi rakyatnya tanah.
Sri Jayawarsa Digwijaya Sastraprabhu mengaku sebagai cucu Dharmawangsa Teguh, penguasa terakhir Kerajaan Medang.
Dari isi Prasasti Sirah Keting, diketahui bahwa Sri Jayawarsa Digwijaya Sastraprabhu adalah seorang raja yang memiliki kekuasaan otonom (terpisah) dari Kerajaan Kediri, tepatnya di sekitar Madiun dan Ponorogo saat ini.
Sri Jayawarsa Digwijaya Sastraprabhu berkuasa bersamaan dengan Raja Kameswara (1184-1194) di Kerajaan Kediri.
3. Prasasti Panumbangan
Bukti peninggalan Kerajaan Kediri berikutnya adalah Prasasti Panumbangan yang dibuat pada masa pemerintahan Raja Bameswara pada tahun 1120 M.
Isi prasasti ini menceritakan tentang permohonan penduduk Desa Panumbangan agar piagam mereka yang tertulis di daun lontar ditulis ulang di atas batu (prasasti).
Prasasti Panumbangan juga menyatakan penetapan Desa Panumbangan sebagai Sima Swatantra oleh raja sebelumnya.
4. Candi Mirigambar
Candi Mirigambar lokasinya berada di daerah Sumbergempol, Tulungagung. Bangunan candi yang dibangun pada 1214 Saka ini memiliki relief unik dengan ukiran berbentuk sosok perempuan dan laki-laki.
Selain kedua candi tersebut, terdapat Candi Tondowongso dan Candi Gurah sebagai peninggalan Kerajaan Kediri.
Kitab peninggalan Kerajaan Kediri Kebudayaan Kerajaan Kediri mengalami perkembangan pesat, terutama dalam bidang sastra.
5. Candi Tondowongso
Candi Tondowongso atau Situs Tondowongso merupakan salah satu bukti peninggalan Kerajaan Kediri yang ditemukan pada tahun 2007 di Dusun Tondowongso, Desa Gayam, Kecamatan Gurah, Kediri, Jawa Timur.
Situs Tondowongso merupakan kompleks candi besar yang dibangun pada abad ke-11, pada masa awal berdirinya Kerajaan Kediri.
Melihat banyaknya arca yang ditemukan di situs ini, diperkirakan Candi Tondowongso adalah kompleks candi yang besar.
6. Kitab Smaradahana
Peninggalan Kerajaan Kediri berikutnya adalah Kitab Smaradahana yang ditulis pada zaman Raja Kameswari oleh Mpu Darmaja, yang terkenal dengan karyanya Cerita Panji.
Isi kitab ini menceritakan tentang sepasang suami istri, Smara dan Rati, yang menggoda Dewa Syiwa yang sedang bertapa.
Smara dan Rati akhirnya terkena kutukan dan mati terbakar oleh api (dahana) karena kesaktian Dewa Syiwa. Akan tetapi, mereka dihidupkan kembali dan menjelma sebagai Kameswara dan permaisurinya.
7. Kitab Arjuna Wiwaha
Kitab Arjuna Wiwaha adalah karangan Mpu Kanwa yang isinya tentang perkawinan antara Raja Airlangga dengan putri dari Kerajaan Sriwijaya.
Kitab peninggalan Kerajaan Kediri ini ditulis pada masa pemerintahan Prabu Airlangga.
Selain kitab tersebut, terdapat Kitab Sumanasantaka karangan Mpu Monaguna dan Kitab Hariwangsa dan Gatotkacasraya karangan Mpu Panuluh.
Nah, itulah tadi beberapa bukti peninggalan Kerajaan Kediri. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan kamu!
Editor: Ester