PARBOABOA, Tebing Tinggi - Masih banyak perpustakaan di SD Negeri di Kota Tebing Tinggi, Sumatra Utara yang tidak memiliki tenaga pustakawan khusus menjaga perpustakaan sekolah.
Salah satunya di SDN 163080 Tebing Tinggi yang tidak memiliki pustakawan karena kekurangan guru di sekolah itu.
“Karena ada guru di sini ada yang pindah ke sekolah lain menjadi kepala sekolah. Jadinya tenaga perpustakaannya tadi, mengajar lah di kelas satu. Sehingga perpustakaan itu ditutup dulu karena tidak ada yang menjaga secara tetap," kata Kepala SDN 163080 Tebing Tinggi, Farida Hanim, Selasa (23/5/2023).
Farida menjelaskan, jika guru untuk mengajar di sekolahnya terpenuhi, baru perpustakaan sekolah dibuka kembali.
"Harus menunggu guru tadi siap mengajar, baru lah dibuka perpustakaan itu. Kita fungsikan kembali la tenaga pustakawan tadi karena kan itu memang kebutuhan. Sekarang takut kalau siswa tadi bebas kali di perpustakaan, buku-buku nya berhilangan,” katanya dengan logat Batak.
Kebijakan lain, lanjut Farida, ia akan meminta setiap wali kelas mengambil buku sesuai dengan usia siswa.
“Jadi buku tadi diletakkan di pojok baca setiap kelas. Untuk menarik minat baca siswa-siswa ini tadi, di pojok baca itu ada gambar-gambar animasinya,” ungkapnya.
Selain pojok baca, kata dia, SDN 163080 Tebing Tinggi juga ada gerakan literasi yang diselenggarakan setiap Rabu pagi.
“Sebelum memulai pelajaran, mereka di lapangan itu duduk dan membaca buku dulu selama 15 menit, kemudian menceritakan apa yang sudah dibaca. Minat baca siswa di sini itu tinggi sebenarnya. Cuma mereka masih hanya sekedar membaca, tapi pemahamannya itu belum dapat,” jelas Farida.
Ia juga mengakui SDN 163080 Tebing Tinggi belum menerima bantuan buku-buku apapun dari pemerintah kota setempat.
“Cuma sarana dan prasarana ada diberikan seperti rak buku dan meja baca, itu diberikan tahun kemarin. Jadi untuk pengadaan buku, kami baru membeli di tahun kemarin sebanyak 659 buku bacaan. Itu kita ambil dari dana BOS 2022. Dan kalau digabung dengan buku-buku yang sebelumnya total ada seribu lebih la,” tambahnya.
Meskipun koleksi buku di perpustakaan sekolah telah mencapai 1.000 eksemplar, namun karena kekurangan tenaga pustakawan, Farida enggan mengakui perpustakaan mereka sesuai standar pedoman perpustakaan nasional.
Sementara kondisi perpustakaan SDN 165726 Tebing Tinggi malah lebih memprihatinkan. Hal itu terlihat dari sarana dan prasarana pendukung perpustakaan di sekolah yang masih sangat minim. Seperti tidak adanya meja dan kursi baca, ruang membaca yang sempit, serta jumlah koleksi buku yang sedikit. Belum lagi saat banjir, sebagian buku ikut terendam.
“Di sini kan rawan banjir setiap tahunnya, buku itu ya habis la kadang terendam banjir, kena air. Makin sedikit la bukunya jadinya,” kata Kepala Sekolah SDN 165726, Siti Rubiah Saragih.
Ia juga mengungkapkan belum ada bantuan apapun dari Pemerintah Kota Tebing Tinggi untuk perpustakaan di sekolah mereka.
“Kami la sendiri yang menyikapi dengan membeli sendiri melalui dana BOS. Kalau sekarang ini jumlah buku-buku di perpustakaan itu tidak sampai 1.000 buku,” sebutnya.
Meski jumlah bahan bacaan di perpustakaan sangat sedikit, namun SDN 165726 Tebing Tinggi memiliki program minat baca siswa yang dilakukan setiap Jumat pagi.
“Baru pun kita juga ada buat jadwal kunjungan siswa membaca di perpustakaan. Jadi berkunjung nya itu pada saat jam istirahat. Buku bisa dipinjam dan dibawa pulang ke rumah paling lama dua hari,” ungkap Siti Rubiah.
Sementara saat Parboaboa mengkonfirmasi terkait minimnya perhatian Pemerintah Kota Tebing Tinggi terhadap perpustakaan sekolah, Kepala Dinas Pendidikan Tebing Tinggi, Idham Khaliq Daulay tak kunjung memberikan jawaban.
Editor: Kurnia Ismain