Nada Lingga | Islam | 08-12-2023
PARBOABOA – Rukun shalat adalah unsur-unsur wajib yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan ibadah shalat.
Tata cara dan rukun itu sendiri telah ditetapkan dan diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk diikuti umat Islam.
Pelaksanaan rukun menjadi fondasi utama dalam menjalankan Rukun Islam yang kedua ini.
Ibarat sebuah bangunan, jika rukunnya tidak dipenuhi, maka robohlah bangunan tersebut. Begitupun dengan rukun sholat, jika salah satunya sengaja ditinggalkan, maka batallah sholatnya.
Mengutip kitab Al-Fiqh al-Manhaji ‘ala Madzhab al-Imâm al-Syâfi’I, oleh Mustafa al-Khin dan Musthafa al-Bugha, rukun sholat adalah hal yang teramat penting.
معني الركن: ركن الشيء ما كان جزءاً أساسياً منه، كالجدار من الغرفة، فأجزاء الصلاة إذا أركانها كالركوع والسجود ونحوهما. ولا يتكامل وجود الصلاة ولا تتوفر صحتها إلا بأن يتكامل فيها جميع أجزائها بالشكل والترتيب الواردين عن رسول الله – صلى الله عليه وسلم
Artinya, “Makna rukun. Rukun sesuatu ialah bagian mendasar dari sesuatu tersebut, seperti tembok bagi bangunan. Maka bagian-bagian salat adalah rukun-rukunnya seperti rukuk dan sujud. Tidak akan sempurna keberadaan shalat dan tidak akan menjadi sah kecuali apabila semua bagian shalat tertunaikan dengan bentuk dan urutan yang sesuai sebagaimana telah dipraktekkan oleh Nabi SAW.”
Artikel ini akan menelisik secara mendalam mengenai 13 rukun shalat yang menjadi ajaran Rasulullah SAW kepada umat Muslim.
Dengan memahami dan mengamalkan setiap pengertian rukun shalat tersebut, diharapkan umat Islam dapat menjalankan ibadah shalat dengan lebih khusyuk dan sesuai dengan tuntunan yang telah ditetapkan oleh Rasulullah.
Pengertian rukun shalat artinya perbuatan dalam shalat yang harus dikerjakan karena jika ditinggalkan shalatnya menjadi tidak sah. Anda harus tahu apa saja yang menjadi rukun ini, juga urutannya harus tertib, tidak boleh diacak.
Melansir buku Penuntun Shalat Untuk Anak-Anak oleh Abu Ihsan (2005), menurut madzhab Syafi'i Rukun Shalat ada 13, yaitu:
Berikut ialah penjelasan lebih lengkapnya mengenai 13 rukun shalat:
Niat merupakan keyakinan dalam hati untuk melaksanakan shalat dengan tujuan ibadah kepada Allah. Niat harus murni karena Allah semata (Lillahi ta’ala).
Jika shalat fardhu, wajib qashdu al-fi’li (menyengaja shalat) dan ta’yin (menentukan jenis shalat, semisal Dzuhur atau Ashar).
Namun jika shalat sunnah, qashdu al-fi’li dan ta’yin harus ditentukan waktu dan sebabnya, misalnya menyengaja shalat Idul Fitri, sholat dhuha, witid, atau sholat sunnah gerhana.
Shalat dimulai dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga dan mengucapkan "Allahu Akbar," yang disebut Takbiratul Ihram, menandakan memasuki kewajiban shalat.
Seorang yang mampu harus melaksanakan shalat dalam posisi berdiri. Ini menunjukkan ketaatan dan penghormatan kepada Allah.
Bila seseorang tidak mampu berdiri, maka boleh shalat sambil duduk. Dan apabila tidak mampu sholat sambil duduk, maka sholat sambil tidur miring diperbolehkan.
Ajaran agama Islam tidak pernah mempersulit hambanya. Seperti halnya dalam mengerjakan sholat sunnah sambil duduk atau sambil tidur miring diperbolehkan, meskipun ia mampu berdiri. Hanya saja, pahala yang didapatkan separuh dari pahala sholat berdiri.
Al-Fatihah adalah surat pertama dalam Al-Qur'an yang wajib dibaca pada setiap rakaat shalat. Surat ini berisi doa memohon petunjuk dan rahmat Allah.
Dalam rukun shalat keempat ini, wajib tertib (berurutan) serta muwalah (berturut-turut). Jika disela-selai dengan dzikir, maka dapat merusah muwalah, sehingga sholatnya tidak sah.
Ruku adalah membungkuk dengan meratakan punggung dan kepala sejajar, sambil meletakkan tangan di lutut. Tumaninah adalah keadaan tenang dan khusyuk.
I'tidal adalah posisi berdiri setelah ruku’ dengan tumaninah. Tubuh harus kembali tegak, dan keadaan ini harus dilakukan dengan tenang.
Sujud adalah posisi paling rendah dalam shalat. Sujud dilakukan dua kali dalam setiap rakaat, dengan dahi, hidung, kedua telapak tangan, lutut, dan kedua ujung kaki menyentuh lantai.
Setelah sujud pertama, duduk sebentar sebelum melakukan sujud kedua. Ini merupakan posisi istirahat sejenak.
Rukun shalat berikutnya adalah duduk pada tahiyat akhir, duduk untuk membaca tasyahud akhir, menyampaikan salam kepada Nabi Muhammad SAW, dan berdoa.
Dalam rukun shalat menurut Imam Syafi’i, tasyahud akhir adalah bacaan yang dibaca pada tahiyat akhir sebagai tanda akhir shalat.
Bacaan tasyahud yang paling sempurna adalah:
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ ِللهِ ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْن . أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد وعلى آلِ مُحَمَّد كَمَا صَلَّبْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْد. اَلْلَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ القَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ المَحْيَا وَالمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ المَسِيْحِ الدَجَّالِ
Bacaan Arab-Latin: Attahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thayyibatul lillaah. Assalaamu’alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh.
Assalaamu’alainaa wa’alaa ‘ibaadillaahish shaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah, Waasyhadu anna Muhammadar rasuulullaah.
Allahhumma shalli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad, kamaa shallaita ‘alaa Ibraahim, wa ‘alaa aali Ibraahim.
Wabaarik ‘alaa Muhammad, wa ‘alaa aali Muhammad, kamaa baarakta ‘alaa Ibraahim, wa ‘alaa aali Ibraahim.
Fil ‘aalamiina innaka hamiidum majiid. Allaahumma innii a’uudzubika min ‘adzaabi jahannama wamin ‘adzaabil qabri wamin fitnatil mahyaa wamamaati wamin fitnatil masiihid dajjal)
Artinya: “Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan bagi Allah, salam, rahmat, dan berkahNya kupanjatkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad).
Salam keselamatan semoga tetap untuk kami seluruh hamba yang saleh.
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Ya Allah! Limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad. Sebagimana pernah Engkau beri rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya.
Dan limpahilah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya. Sebagaimana Engkau memberi berkah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya.
Di seluruh alam semesta Engkaulah yang terpuji, dan Maha Mulia.
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa jahanam dan siksa kubur serta dari fitnah kehidupan dan kematian dan dari kejahatan fitnahnya dajal.”
Adapun doa tahiyat akhir versi Muhammadiyah adalah sebagai berikut:
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Bacaan Arab-Latin: Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad kamaa shollaita ‘ala Ibroohim wa ‘ala aali Ibrohim, innaka hamidun majiid.
Allahumma baarik ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad kamaa baarokta ‘ala Ibrohim wa ‘ala aali Ibrohimm innaka hamidun majiid.
Artinya: “Ya Allah, semoga selawat tercurah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad. Seperti rahmat yang tercurah pada Ibrahim dan keluarga Ibrahim.
Dan limpahilah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya. Seperti berkah yang Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia di seluruh alam.”
Setelah tasyahud akhir, membaca shalawat untuk memohon keberkahan kepada Nabi Muhammad SAW.
Standar minimal membaca sholawat adalah اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ, Namun disunnahkan untuk dilengkapi dengan tambahan:
اَللّـٰـهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَـيَّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى أَٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِى الْعٰلَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
Bacaan Arab-Latin: Allahumma shalli ‘alaa Muhammad wa’alaa aali Muhammadin, kamaa shallaita’alaa Ibrahiim wa’alaa aali Ibrahiima, wabaarik’alaa Muhammadin wa’alaa aali Muhammadin, kama baarakta’alaa Ibraahim wa’alaa aali Ibrahiima, fil ‘aalamiina innaka hamiidun majiid.
Artinya: “Ya Allah, limpahkan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana yang telah Engkau limpahkan pada Ibrahim dan keluarganya, berkatilah Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau memberkati Ibrahim dan keluarganya.
Menyampaikan salam dengan menggerakkan kepala atau tangan ke kanan, menandakan akhirnya shalat.
Standar mengucapkan salam adalah Assalamu'alaikum. Namun akan lebih sempurna jika diucapkan dengan Assalamu'alaikum Warahmatullahi, tanpa Wabarakatuh (kecuali sholat jenazah).
Melaksanakan seluruh pengertian rukun shalat sesuai urutan yang telah ditentukan, tidak boleh terputus atau dilanggar urutannya.
Semua rukun ini merupakan bagian yang integral dari shalat, dan kehadiran setiap elemen tersebut memastikan kelengkapan dan keabsahan shalat yang dilaksanakan oleh seorang Muslim.
Memahami dan melaksanakan ketiga belas rukun tersebut menjadi kunci utama agar ibadah shalat Anda diterima oleh Allah SWT.
Syarat sah shalat adalah persyaratan atau kondisi-kondisi tertentu yang harus dipenuhi oleh seorang Muslim agar shalatnya dianggap sah dalam rukun shalat menurut Imam Syafi’i.
Melansir buku Fikih Sunnah Wanita oleh Syaikh Ahmad Jad (2010), berikut ialah syarat-syarat sah shalat yang harus dilakukan sebelum menunaikan ibadah shalat:
Shalat harus dimulai dengan niat yang tulus dan khusyuk di dalam hati. Niat ini merupakan keyakinan dan kesadaran untuk melaksanakan ibadah shalat.
Shalat harus dilakukan pada waktu yang telah ditentukan, sesuai dengan lima waktu shalat yang telah ditetapkan dalam agama Islam.
Bagian tubuh yang harus ditutup saat shalat adalah aurat, yaitu bagian tubuh yang tidak boleh diperlihatkan. Untuk laki-laki, auratnya adalah dari pusar hingga lutut, sedangkan untuk perempuan, auratnya adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.
Sebelum melaksanakan shalat, seorang Muslim harus bersuci dari hadas kecil maupun besar. Hadas kecil dapat dihilangkan dengan berwudhu, sedangkan hadas besar memerlukan mandi.
Shalat sebaiknya dilakukan di tempat yang suci, seperti masjid. Namun, jika tidak memungkinkan, tempat yang bersih dan tidak najis juga dapat digunakan.
Saat shalat, seorang Muslim harus menghadap Ka'bah di Makkah. Ini disebut dengan kiblat.
Sutrah adalah penghalang yang diletakkan di depan seorang yang sedang shalat untuk melindunginya dari gangguan. Sutrah dapat berupa benda-benda yang tidak dapat dilewati oleh manusia atau binatang.
Melansir buku Penuntun Shalat Untuk Anak-Anak oleh Abu Ihsan (2005), shalat merupakan salah satu ibadah yang paling fundamental dalam agama Islam, dan dalam pelaksanaannya, terdapat sejumlah hal penting yang harus diperhatikan.
Berikut ialah hal penting yang perlu Anda perhatikan saat sedang melaksanakan rukun shalat menurut Imam Syafi’i:
Menjelajahi dan memahami 13 Rukun Shalat yang diajarkan oleh Rasulullah SAW merupakan langkah penting dalam memperdalam kualitas ibadah umat Muslim.
Rukun-rukun ini bukanlah sekadar aturan formal, melainkan fondasi yang diletakkan oleh Nabi Muhammad untuk membimbing umatnya dalam menjalankan kewajiban ibadah yang paling pokok.
Artikel ini sudah sebutkan rukun shalat ada berapa dan Anda dapat merasakan kehadiran yang lebih mendalam dalam setiap gerakan dan dzikir.
Semoga pemahaman mengenai ada berapa rukun shalat ini dapat membantu umat Muslim untuk mengukuhkan hubungan spiritual dengan Allah SWT, sehingga setiap shalat yang dilaksanakan menjadi bukti cinta dan ketaatan yang tulus kepada Sang Pencipta.
Mari terus berupaya meningkatkan kualitas shalat Anda sebagai bentuk pengabdian kepada agama dan sebagai perjalanan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
Editor : Sari
Tag : #rukun islam #rukun shalat #islam #syarat sah sholat #13 rukun shalat