Cerita Kegusaran Warga Medan Aksi Begal

Gedung Polsek Percut Sei Tuan di Jalan Letda Sujono No.50, Kota Medan. (Foto: PARBOABOA/Tiara)

PARBOABOA, Medan- Adinda Putri, 24 tahun, ingatannya kembali bergelayut saat nyaris menjadi korban begal. Untungnya, ia bersama kakaknya terhindar ulah pembegalan berkat pertolongan warga di kawasan rumahnya.

"Begal ini ngeri kali memang, enggak hilang-hilang. Dulu pernah aku sama kakakku hampir dibegal pas malam-malam mau beli obat. Sudah dikepung sama sekitar 4 atau 5 cowok,” ungkapnya kepada PARBOABOA, Selasa (19/12/2023).

“Untungnya ada tetangga yang teriak. Jadinya pergi orang itu,” sambung perempuan beralamat rumah di Jalan Katamso.

Senada pengalaman penjual kerudung di Pasar Gambir Tembung, Muhammad Riky, 29 tahun. Ia mengatakan, bahwa juga pernah hampir menjadi korban begal.

"Waktu itu pas jalan pulang dari Pantai Labu. Memang kebetulan jalan di sanakan sepi. Jadi diikuti sama 4 cowok naik kereta RX King sama Vixion,” ungkapnya.

“Pas di jalan sepi orang itu ngejar, yaudalah aku juga tancap gas sampek di warung yang memang agak rame dekat sana baru berhenti. Dan orang itu pun akhirnya putar balik," tambahnya lagi.

Masyarakat menjadi khawatir gegara aksi begal terus menghantui di Kota Medan. Sebab kasus begal, tak hanya merampas harta mereka. Namun juga mengancam nyawa korbannya. 

Maklum, masyarakat berharap supaya polisi menangkap sekaligus menghukum seberat-beratnya pelaku begal.

"Aturannya orang itu (begal) dihukum berat biar kapok. Kalau dipenjara cuma bentar mana kapok. Nanti bebas juga buat lagi, bukan apa-apa tengoklah korban begal ini. Adapun yang meninggal dibuat orang itu," ungkap Riky, lelaki yang nyaris menjadi korban begal di Pantai Labu kepada PARBOABOA.

Lebih lanjut, ulah para begal ini membuat wanti-wanti pekerja yang pulang larut malam. Sedangkan, pekerja ojek daring atau online harus memutar pikiran memilih jalan “aman” oleh aksi begal.

"Takut juga sebenarnya kalau pulang malam. Apalagi biasanya nyampek rumah bisa jam 12 malam,” tutur Mellynda, 23 tahun, pekerja di restoran cepat saji.

Sementara itu, pengemudi ojek online Bagas Syahputra, 35 tahun, mengungkapkan bahwa akan menghindari jalan atau kawasan tertentu supaya terhindar aksi begal.

"Kalau malam ngindari jalan-jalan rawan begal. Kayak di Tembung Ujung tuh biasanya, marelan yang dekat kesawan, pancing, gitu-gitulah," ucapnya.

Wartawan PARBOBOA mencoba mengonfirmasi kepada kepolisian cerita kegusaran beberapa warga atas aksi begal. Sayangnya, tidak mendapat jawaban petugas di Polsek Medan Kota sampai ke Polrestabes di Medan.

Sedangkan di Polsek Percut Sei Tuan, petugas Unit Reksrim, Habib, menyatakan kapolsek masih berada di luar.

Editor: Ferry Sabsidi
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS