PARBOABOA, Jakarta - Gempa bumi dengan magnitudo 6,4 mengguncang Nepal pada Jumat (3/11/2023) tengah malam.
Pusat Seismologi Nasional Nepal melaporkan, gempa yang terjadi pada 23.47 waktu setempat itu mengguncang wilayah barat Jajarkot.
Pusat Penelitian Geosains Jerman mengukur kekuatan gempa sebesar 5,7 skala Richter, berbeda dari laporan awal sebesar 6,2 skala Richter.
Sementara Survei Geologi AS juga memperkirakan gempa itu berkekuatan 5,6 skala Richter.
Kencangnya guncangan membuat bangunan rumah roboh. Bahkan, warga di New Delhi, India juga merasakan getaran.
Dalam bencana ini, sekitar 128 orang dilaporkan tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
Para pejabat khawatir jumlah korban tewas akan bertambah karena tidak dapat melakukan kontak dengan mereka yang berada daerah perbukitan dekat pusat gempa.
Di distrik yang berjarak sekitar 500 km sebelah barat Ibu Kota Kathmandu tersebut, dihuni sekitar 190.000 jiwa dengan desa-desa yang tersebar di perbukitan terpencil.
Juru bicara kepolisian, Kuber Kadayat mengatakan, 92 orang tewas di Jajarkot, Provinsi Karnali. Korban luka di wilayah ini mencapai 55 orang, 50 di antaranya dirawat di rumah sakit.
Sementara di distrik tetangga, Rukum West, terdata 36 orang tewas dan 85 orang lainnya terluka.
Petugas polisi Namaraj Bhattarai mengatakan, upaya pencarian dan penyelamatan terus dilakukan.
Jalanan dibersihkan dari longsoran tanah agar bisa menjangkau daerah yang terkena dampak.
Atas bencana ini, Perdana Menteri Pakistan, Pushpa Kamal Dahal segera terbang ke lokasi bencana pada Sabtu (4/11/2023) pagi bersama tim medis militer beranggotakan 16 orang.
Dia akan mengawasi proses pencarian, penyelamatan dan pertolongan secara langsung.
Gempa ini menjadi bencana paling mematikan setelah kejadian serupa terjadi pada 2015.
Saat itu, sekitar 9.000 orang tewas dalam dua gempa bumi di negara Himalaya tersebut.
Seluruh kota, kuil berusia berabad-abad, dan situs bersejarah lainnya hancur menjadi puing-puing.
Lebih dari satu juta rumah hancur dengan kerugian ekonomi mencapai 6 miliar dolar AS.
Editor: Umaya khusniah