PARBOABOA, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel menyebut, menjelang Pemilu, bisa saja ada pihak yang mengail di air keruh.
Pihak-pihak tertentu mencoba menciptakan keresahan dan instabilitas nasional dengan mengganggu ketenangan proses pemilu misalnya dengan mengedarkan uang palsu.
Dalam acara Sosialisasi Cinta Bangga Paham Rupiah yang diselenggarakan Bank Indonesia pada Jumat (11/8/2023) lalu, Gobel menyebut uang palsu masih merupakan ancaman bagi masyarakat terutama rakyat kecil.
Maka dari itu, masyarakat diminta agar waspada terhadap kemungkinan beredarnya uang palsu salah satunya dengan meneliti dengan seksama jika menerima uang atau saat bertransaksi.
Kekhawatiran serupa juga disampaikan Kabid Humas Polda Bangka Belitung Kombes Pol Jojo Sutarjo. Menurutnya, menjelang Pemilu 2024 mendatang, sejumlah potensi kejahatan seperti peredaran uang palsu menjadi antisipasi di masyarakat.
Meski kasus uang palsu terkait pemilu 2024 belum ada, dia meminta masyarakat agar waspada.
Sementara itu, Komisioner bidang Penyelesaian Sengketa di Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Pematang Siantar, Nanang Wahyudi Harahap mengatakan, potensi politik uang menjadi salah satu faktor meningkatnya peredaran uang palsu di wilayah tersebut.
Dia mengimbau masyarakat untuk tidak ragu mengadukan penemuan peredaran uang palsu kepada aparat keamanan dan Bawaslu Pematang Siantar.
Bank Indonesia menyebut jumlah peredaran uang palsu di Indonesia pada Januari-Oktober 2022 mencapai 575.327 lembar. Jumlahnya itu meningkat 120,94 persen dibandingkan sepanjang 2021 yang sebanyak 260.394 lembar.
Jumlah uang palsu sepanjang tahun 2022 itu merupakan yang terbesar sejak 2011. Peredaran uang palsu tersebut paling banyak terjadi selama April 2022 saat menjelang perayaan Idul Fitri.
Editor: Umaya khusniah