parboaboa

Kementan Tingkatkan Devisa Lewat Ekspor Mangga dan Ayam, Pengamat: Konsisten dan Perluas Pasar!

Hari Setiawan | Nasional | 23-09-2023

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor mangga gedong gincu sebanyak 700 kilogram ke Arab Saudi, dan ayam KUB sebanyak 5000 ekor ke Timor Leste, Kamis (21/9/2023) (Foto: Kementerian Pertanian)

PARBOABOA, Jakarta - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian terus meningkatkan penerimaan lewat devisa negara.

Salah satunya, dengan mengekspor mangga gedong gincu dan ayam kampung unggulan balitbangtan (KUB) ke Arab Saudi.

Menurut Pengamat Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prima Gandhi, ekspor produk unggulan yang dilakukan Kementan itu sudah sangat bagus.

Gandhi hanya mengingatkan pemerintah untuk menjaga konsistensi dari ekspor produk tersebut.

"Ini penting dijaga, sehingga devisa yang dihasilkan dari sektor pertanian bisa konsisten dirasakan oleh negara," ungkapnya kepada PARBOABOA lewat sambungan telepon, Jumat (22/09/2023).

Prima Gandhi juga meminta Kementerian Pertanian memperluas pasar ekspor dari produk pertanian tersebut.

"Kalau bisa ekspansi jangan hanya ke Arab Saudi dan Timor Leste saja," imbuhnya.

Kamis (21/9/2023), Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor mangga gedong gincu sebanyak 700 kilogram ke Arab Saudi, sekaligus melepas ekspor ayam KUB sebanyak 5 ribu ekor ke Timor Leste.

Syahrul Yasin mengatakan, ekspor kali ini sangat membanggakan karena mangga yang dikirim merupakan hasil dari petani binaan Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementan.

Tentunya, lanjut dia, telah melewati proses standarisasi tinggi sehingga mampu menembus pasar luar negeri.

"Saya kira peran BSIP ini sangat penting karena berkaitan dengan peningkatan ekspor," ungkap Syahrul

Ia melanjutkan, mangga yang diekspor ke Arab Saudi merupakan mangga berkualitas dan terbebas dari lalat buah serta partikel penyakit lainnya.

Sementara untuk day old chicken (DOC KUB) merupakan ayam kampung unggul.

BSIP Kementan, tambah Syahrul Limpo, juga memiliki komoditas binaan lain, seperti pisang Kepok tanjung yang telah diekspor sebanyak 40 ton dengan nilai transaksi USD80 ribu ke Malaysia.

"Ada juga buncis dan selada air sebanyak 467 kilogram dengan nilai ekspor sebesar USD1500," jelasnya.

Indonesia, kata dia, juga memiliki banyak varietas unggul yang perlu dieksplor dan bisa dijadikan produk hilirisasi untuk ekspor.

"Kita punya banyak macam varietas dan komoditas yang tidak dimiliki negara lain di dunia, sehingga harus distandarisasi. Kita harus mengakses proses ini untuk industri hilirisasi yang besok memberi pendapatan bagi rakyat," imbuh Syahrul Yasin Limpo.

Sementara itu, Kepala BSIP Kementan, Fadjri Djufri mengatakan, BSIP berhasil meningkatkan standar komoditas pertanian Indonesia untuk kebutuhan pasar ekspor.

"Dalam waktu dekat kita akan segera menyelesaikan LSPro perkebunan, tanaman pangan, peternakan, hortikultura dan LSPro utama kita yaitu LSPro personal sebagai ukuran kekuatan SDM yang kita miliki," jelasnya.

Sementara itu, Wali Kota Bogor, Bima Arya mengapresiasi kinerja BSIP yang banyak berkontribusi terhadap pelayanan standarisasi produk pertanian di Kota Bogor.

Menurutnya, BSIP adalah badan baru yang memudahkan pelaku usaha mengekspor lebih banyak produk hilir.

Sebelumnya, warga Bogor menerima sejumlah bantuan dari Kementerian Pertanian, di antaranya alat dan mesin pertanian (alsintan), kambing, ayam dan bimbingan teknologi.

"Yang paling memiliki banyak manfaat adalah hibah lapangan manunggal seluas 12 hektare," imbuh Bima Arya.

Editor : Kurniati

Tag : #ekspor mangga dan ayam    #ekpsor produk pertanian    #nasiona    #kementan tingkatkan devisa    #produk pertanian bogot   

BACA JUGA

BERITA TERBARU