PARBOABOA, Guayaquil – Korban tewas dalam bentrokan antara geng narapidana di sebuah penjara di Guayaquil, Ekuador saat ini bertambah menjadi 116 orang dan 5 orang diantaranya tewas akibat dipenggal. Selain itu, terdapat 80 orang dilaporkan mengalami luka-luka.
Presiden Guillermo Lasso menetapkan masa darurat bagi sistem penjara Ekuador, yang mengizinkan pemerintah untuk mengerahkan personel kepolisian dan militer ke lembaga-lembaga pemasyarakatan setempat.
Kekacauan itu berakar dari bentrokan di Lembaga Pemasyarakatan Litoral, Guayaquil, yang diduga punya hubungan dengan kartel Meksiko. Diwartakan Daily Star Selasa (28/9), dua geng yang berseteru itu mempersenjatai diri dengan senapan bahkan bom.
Dua pekan lalu, otoritas penjara juga menyatakan lapas sempat diserang drone sebagai bagian dari perang yang dilancarkan kartel internasional. Otoritas lapas mengungkapkan, pada Selasa (28/9) sistem peringatan mendeteksi ledakan dan suara tembakan dari geng kriminal yang bertikai.
Otoritas setempat menyebut bentrokan berdarah yang terjadi pada Selasa (28/9) waktu setempat itu dipicu oleh geng-geng narapidana yang terkait kartel narkoba internasional yang memperebutkan kendali di dalam penjara.
Seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (29/9), Buenano mengatakan, ketika polisi memasuki sayap penjara nomor lima, di mana sebagian besar kekerasan dilaporkan, mereka menemukan mayat-mayat tahanan yang ditembak mati atau tewas ketika granat tangan diledakkan. Ia juga mengatakan menyatakan bahwa jenazah juga ditemukan di dalam saluran pipa di kompleks penjara tersebut.
Dalam konferensi pers, Presiden Lasso menyebut apa yang terjadi di penjara Litoral itu 'buruk dan menyedihkan', dan menyatakan bahwa saat ini dirinya tidak bisa menjamin bahwa otoritas terkait mampu mengambil alih kendali atas penjara tersebut.
"Sangat disesalkan bahwa penjara berubah menjadi wilayah pertikaian kekuasaan oleh geng-geng kriminal," ujarnya.
Di media sosial juga beredar foto-foto yang menujukkan puluhan jenazah di dalam Paviliun 9 dan 10 di dalam penjara tersebut, dan situasinya tampak seperti medan perang. Bentrokan antar sesama narapidana itu dilaporkan melibatkan senjata api, pisau dan bom.
Di luar penjara, kerabat para narapidana hanya bisa menangis, dengan beberapa menuturkan kepada wartawan soal kekejaman yang dialami keluarga tercinta mereka yang disebut dibunuh, dipenggal dan bahkan dimutilasi.
Untuk diketahui, sistem penjara Ekuador memiliki sekitar 60 fasilitas yang dirancang untuk menampung 29.000 narapidana, tetapi terbebani oleh kepadatan penghuni dan kekurangan staf.
Sebelumnya, kerusuhan juga pernah terjadi di berbagai penjara di Ekuador pada Senin malam waktu setempat (22/2) yang dipicu oleh pencarian senjata hingga menebabkan 76 napi tewas.
Editor: -