parboaboa

Apa Itu Mati Otak? Berikut Pengertian, Penyebab, dan Ciri-Cirinya

Nada Lingga | Kesehatan | 09-10-2023

Ilustrasi Mati Otak (Foto: Freepik/kjpargeter)

PARBOABOA – Kisah tragis kepergian Park Soo Ryun, bintang drama Korea , telah menyentuh hati banyak orang.

Pada usia yang begitu muda, 29 tahun, Parik Soo Ryun meninggalkan dunia secara mendadak setelah mengalami jatuh dari tangga di rumahnya dan dinyatakan mati otak.

Kepergiannya yang tiba-tiba mengundang duka mendalam di kalangan penggemar dan komunitas hiburan.

Sebagaimana dilansir dari laman Koreaboo, Park Soo Ryun meninggalkan dunia pada Minggu, 11 Juni 2023. Kejadian ini mengguncang banyak orang dan menyisakan tanda tanya di benak tentang apa yang sebenarnya terjadi dalam kasus mati otak.

Merujuk dari jurnal The Diagnosis of Brain Death oleh Goila dan Pawar (2009), kematian otak didefinisikan sebagai hilangnya seluruh fungsi otak secara permanen, termasuk batang otak. Tiga temuan penting dalam kematian otak adalah koma, tidak adanya refleks batang otak, dan apnea.

Secara hukum, seseorang yang mengalami mati otak dianggap telah meninggal dunia. Mereka tidak memiliki peluang untuk pulih karena tubuh mereka tidak dapat bertahan hidup tanpa dukungan medis yang intensif.

Kepergian Park Soo Ryun mengingatkan akan kerapuhan kehidupan dan pentingnya memahami lebih dalam tentang kondisi medis yang kompleks ini.

Artikel ini akan menjelaskan lebih lanjut mengenai mati otak, menyoroti bagaimana diagnosis ini dibuat, serta implikasinya dalam konteks medis dan etis.

Pengertian Mati Otak

Ilustrasi Mati Otak (Foto: Freepik/rubalprince)

Mati otak, juga dikenal sebagai brain death dalam bahasa Inggris, adalah kondisi medis yang terjadi ketika seluruh otak manusia mengalami kerusakan total dan ireversibel.

Dilansir dari jurnal Brain Death oleh Kristin Walter (2020), setelah kematian otak didiagnosis, pasien dinyatakan meninggal.

Ini berarti bahwa semua fungsi otak, termasuk kendali atas pernapasan, detak jantung, serta fungsi-fungsi lainnya yang penting untuk kehidupan, telah terhenti dan tidak dapat pulih.

Kondisi mati otak biasanya merupakan tanda bahwa otak telah kehilangan kemampuan untuk memelihara kehidupan, dan pasien mati otak dianggap telah meninggal meskipun organ tubuhnya masih terjaga.

Kondisi ini menjadi subjek diskusi etika yang kompleks, terutama terkait dengan donor organ dan pengambilan keputusan medis yang melibatkan pasien yang mengalami mati otak.

Proses diagnostiknya melibatkan serangkaian tes yang dilakukan oleh tim medis berpengalaman untuk memastikan bahwa kondisi ini benar-benar terjadi dan tidak dapat dipulihkan sebelum membuat keputusan terkait perawatan atau transplantasi organ.

Mati otak berbeda dengan koma, di mana pasien mungkin tidak responsif terhadap rangsangan tetapi otaknya masih aktif dan dapat menjalankan beberapa fungsi dasar.

Pada mati otak, otak telah mengalami kerusakan parah dan tidak dapat pulih, sehingga pasien tidak akan pernah sadar lagi.

Kondisi ini biasanya menjadi fokus perdebatan etis dan medis yang mendalam, terutama terkait dengan diagnosis dan pengambilan keputusan terkait perawatan pasien.

Identifikasi mati otak memerlukan serangkaian tes medis yang cermat dan dilakukan oleh tim medis terlatih untuk memastikan keadaan ini dengan akurat.

Diagnosis mati otak memiliki implikasi penting dalam perawatan pasien dan dapat menjadi dasar untuk pertimbangan donor organ dalam beberapa kasus.

Penyebab Mati Otak

Ilustrasi Mati Otak (Foto: Freepik/rawpixel)

Kematian otak biasanya disebabkan oleh kondisi yang mengakibatkan kerusakan total dan ireversibel pada seluruh otak manusia.

Dilansir jurnal Brain Death oleh Kristin Walter (2020), kematian otak terjadi akibat cedera otak yang parah, biasanya akibat trauma kepala, pendarahan di otak, stroke, atau hilangnya aliran darah ke otak setelah jantung berhenti (henti jantung).

Beberapa penyebab mati otak meliputi:

1. Trauma Kepala yang Parah

Cedera kepala yang sangat serius, seperti kecelakaan mobil, kecelakaan sepeda motor, atau jatuh dari ketinggian, dapat menyebabkan kerusakan otak yang parah dan potensial menyebabkan kematian otak.

2. Stroke yang Parah

Stroke yang menyebabkan kerusakan besar pada otak dan gangguan aliran darah ke area yang luas dalam otak dapat mengakibatkan kematian otak.

3. Aneurisma Otak yang Terpecah

Aneurisma yang terjadi di pembuluh darah otak dan pecah dapat menyebabkan perdarahan intrakranial yang parah, yang dapat merusak otak dan menyebabkan kematian otak.

4. Ensefalitis yang Parah

Ensefalitis adalah peradangan otak yang dapat disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Jika ensefalitis menjadi sangat parah dan merusak otak secara signifikan, itu dapat mengarah ke kematian otak.

5. Keracunan Kimia

Paparan berlebihan terhadap zat-zat kimia beracun, seperti karbon monoksida atau bahan kimia beracun lainnya, dapat merusak otak secara serius dan menyebabkan kematian otak.

6. Hipoksia Otak

Kekurangan oksigen yang berat atau berkepanjangan ke otak, misalnya akibat henti jantung yang tidak diatasi, dapat menyebabkan kerusakan otak yang tidak dapat dipulihkan.

7. Infark Mesenterika

Ini adalah kondisi di mana aliran darah ke usus tengah terganggu, dan jika tidak segera diatasi, dapat menyebabkan kematian otak.

8. Kondisi Medis yang Langka

Beberapa kondisi medis yang sangat langka, seperti sindrom Moya-Moya atau kelainan arteriovena kongenital, juga dapat menyebabkan mati otak jika mereka menyebabkan kerusakan otak yang parah.

Diagnosisnya harus ditetapkan oleh tim medis yang berpengalaman dan dilakukan sesuai dengan pedoman medis yang ketat. Dalam beberapa kasus, kondisi ini dapat menjadi dasar bagi keputusan penghentian perawatan atau untuk prosedur donor organ.

Ciri-Ciri Mati Otak

Ilustrasi Mati Otak (Foto: Freepik/freepik)

Ciri-ciri mati otak adalah tanda-tanda yang digunakan oleh tim medis untuk mengidentifikasi kondisi di mana seluruh otak manusia mengalami kerusakan total dan ireversibel.

Dilansir jurnal Brain Death oleh Ryan Star dkk (2022), pada orang dewasa dan anak-anak, penyebab kematian otak disebabkan oleh penyebab intrakranial atau ekstrakranial. Namun pada anak-anak, penyebab paling umum adalah trauma yang tidak disengaja.

Lalu, apa saja ciri pasien mati otak? Berikut adalah beberapa ciri-cirinya yang umum digunakan dalam proses diagnostik:

  • Tidak Responsif

Pasien yang mengalami kondisi ini tidak merespons rangsangan fisik, sensorik, atau nyeri. Mereka tidak akan memberikan tanda-tanda kesadaran, seperti gerakan atau reaksi terhadap rangsangan.

  • Tidak Ada Refleks Otak

Refleks yang dikendalikan oleh otak, seperti refleks pupil (mengedut atau membesarnya pupil mata), refleks kornea (gerakan mata saat menyentuh kornea), dan refleks batuk, tidak terjadi.

  • Tidak Ada Aktivitas Pernapasan

Pasien tidak mampu bernapas secara spontan. Meskipun pernapasan dapat dipertahankan dengan bantuan mesin ventilasi, ini tidak terjadi secara alami.

  • Tidak Ada Detak Jantung

Pasien tidak memiliki aktivitas detak jantung yang dapat dideteksi, meskipun pasien dapat dihubungkan dengan mesin pemantau jantung.

  • Konfirmasi dengan Tes Khusus

Proses diagnostik kondisi ini melibatkan serangkaian tes khusus, seperti pemeriksaan EEG (Elektroensefalogram) yang menunjukkan tidak ada aktivitas listrik di otak, serta tes lain yang dapat mengkonfirmasi mati otak.

  • Penghilangan Kemungkinan Faktor Pengganggu

Sebelum diagnosis kondisi ini ditegakkan, tim medis akan memastikan bahwa tidak ada faktor pengganggu, seperti pengaruh obat-obatan atau kondisi medis yang memengaruhi fungsi otak, yang dapat menjelaskan tanda-tanda yang diamati.

Diagnosis mati otak hanya dapat ditegakkan oleh tim medis yang berpengalaman dan sesuai dengan pedoman medis yang berlaku. Hal ini penting terutama karena keputusan terkait perawatan atau transplantasi organ dapat berdasarkan diagnosisnya.

Pengetahuan tentang apa itu mati otak, penyebab, dan ciri-cirinya sangat penting, tidak hanya bagi para profesional medis, tetapi juga untuk masyarakat umum.

Anda perlu memahami bahwa ini bukanlah kondisi yang dapat sembarangan diartikan, karena berhubungan erat dengan keputusan-keputusan kritis, seperti donor organ atau perawatan pasien yang bersangkutan.

Editor : Sari

Tag : #mati otak    #penyebab mati otak    #kesehatan    #pasien mati otak    #perbedaan mati otak dan koma    #kasus mati otak   

BACA JUGA

BERITA TERBARU