PARBOABOA, Jakarta - Pengembangan ekonomi digital nasional menjadi salah satu pilar utama dalam persiapan Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.
Oleh karena itu, diperlukan upaya percepatan yang efektif dalam mengelola sektor ini.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Agus Nugroho, Kepala Organisasi Riset Tata Kelola Pemerintahan, Ekonomi, dan Kesejahteraan Masyarakat (ORTKPEKM) dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), saat berbicara pada Simposium Mini ke-10 (SIMPONI 10) di Jakarta, pada Rabu (12/6/2024).
Agus Nugroho menjelaskan bahwa pemahaman mendalam secara empiris dan teoritis tentang potensi ekonomi digital sangat penting, karena mampu menggerakkan peningkatan nilai tambah yang signifikan.
Pengertian Ekonomi Digital
Ekonomi digital adalah kegiatan ekonomi yang mengandalkan internet dan kecerdasan buatan (AI).
Transformasi ini mengubah cara bisnis beroperasi, dari yang dulunya manual menjadi otomatis.
Bisnis dapat mengandalkan sistem untuk menjalankan operasionalnya, mengurangi ketergantungan pada pekerja manusia.
Selain itu, ekonomi digital memungkinkan berjualan tanpa memerlukan toko fisik melalui platform online seperti marketplace dan e-commerce.
Metode pembayaran juga beralih menjadi berbasis online, memungkinkan pembayaran dilakukan secara mudah melalui ponsel, di mana pun dan kapan pun.
Konsep ini mencerminkan evolusi ekonomi menuju model yang lebih terhubung secara digital, mengubah paradigma sosial-politik dan ekonomi dengan karakteristik seperti akses informasi, kapasitas instrumen, dan penggunaan big data yang semakin berkembang.
Contoh Ekonomi Digital
Di sekitar kita, terdapat banyak contoh dari ekonomi digital. Di Indonesia, beberapa contoh yang berkembang meliputi:
1. Transportasi
Ekonomi digital dalam sektor ini mencakup layanan yang memanfaatkan smartphone dan internet. Contoh layanan yang populer di Indonesia adalah Gojek dan Grab.
Mereka tidak hanya menyediakan layanan antar jemput penumpang, tetapi juga pengiriman makanan dan barang.
2. Kesehatan
Sebelumnya, orang harus pergi ke klinik atau rumah sakit untuk konsultasi kesehatan dengan dokter.
Namun, sekarang pertemuan dokter dan pasien bisa dilakukan secara virtual, contohnya melalui aplikasi seperti HaloDoc.
3. Bidang perbankan
Uang masih berfungsi sebagai alat pembayaran yang sah, meskipun dalam bentuk digital yang kini mendominasi.
Seiring dengan pertumbuhan transaksi digital, industri perbankan harus menyesuaikan diri dengan perubahan ini karena setiap transaksi memerlukan alat pembayaran yang valid.
Salah satu contohnya adalah dompet digital seperti e-banking, OVO, Gopay, dan lainnya, yang memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi di berbagai tempat.
Selain itu, produk perbankan seperti kartu debit dan kredit juga dapat digunakan untuk keperluan transaksi.
4. Bidang bisnis
Ekonomi digital ini juga bertransformasi dalam dunia bisnis. Dahulu, untuk memulai usaha, seseorang harus memiliki toko fisik agar calon pelanggan bisa melakukan pembelian langsung di tempat tersebut.
Namun, saat ini siapa pun dapat memulai bisnis tanpa harus memiliki toko fisik.
Manfaat ekonomi digital
Ada banyak keuntungan ekonomi digital yang mempermudah kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa manfaatnya:
1. Akses Informasi yang Luas
Internet memungkinkan akses lebih banyak informasi dan pilihan. Pengguna dapat dengan mudah mencari merek terbaik yang diinginkan dan membandingkan harga dari berbagai toko online.
2. Efisiensi Waktu
Berbelanja perlengkapan kantor sebelumnya memerlukan kunjungan ke berbagai toko, menghabiskan waktu dan persiapan yang besar.
Namun, dalam ekonomi digital, pemesanan dan pembayaran bisa dilakukan dari rumah, menghemat waktu berharga.
3. Penghematan Biaya
Perusahaan dapat mengurangi biaya sewa gedung dengan memanfaatkan ekonomi digital.
Selain itu, pengelolaan ritel dapat dipotong, dan barang dapat dikirim langsung dari pabrik atau gudang supplier.
4. Penurunan Hambatan
Perkembangan digital memungkinkan perusahaan baru memasuki pasar dengan lebih mudah.
Ini membuka peluang bagi produk inovatif untuk bersaing dengan perusahaan tradisional.
5. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
Ekonomi digital tidak hanya menguntungkan perusahaan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi personal.
Investasi digital memberikan peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui peningkatan GDP.
Investasi berperan penting dalam pembangunan ekonomi digital, karena merupakan salah satu komponen dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang berpengaruh signifikan.
Ekonomi digital di Indonesia
Perkembangan ekonomi digital di Indonesia terus dipercepat.
Kementerian Kominfo mengajak semua pihak untuk bekerja sama dalam mendorong adopsi teknologi digital, yang diharapkan dapat membantu Indonesia keluar dari jebakan middle income trap.
Menurut Staf Ahli Bidang Ekonomi Sosial dan Budaya Menteri Kominfo R. Wijaya Kusumawardhana, proyeksi cakupan pasar global pada tahun 2030 diperkirakan mencapai USD8,92 triliun, meningkat empat kali lipat dari tahun 2022 yang sebesar USD1,91 triliun.
Kemajuan teknologi digital ini diyakini akan berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara.
Berdasarkan Fortune Business Insight 2023, nilai transaksi ekonomi digital di tahun tersebut mencapai USD218 miliar.
Di Indonesia, sektor ekonomi digital juga berkontribusi sebesar 5,11 persen terhadap PDB nasional pada tahun 2022, sementara pada tahun 2023, Indonesia menyumbang 40 persen dari total nilai transaksi ekonomi digital di ASEAN.
Sektor ekonomi digital di Indonesia didominasi oleh empat sektor utama: E-commerce (USD62 miliar), transportasi dan makanan (USD7 miliar), media (USD7 miliar), serta travel dan wisata (USD6 miliar).
Dengan pertumbuhan yang terus menunjukkan tren positif, nilai ekonomi digital di Indonesia meningkat delapan persen dari USD76 miliar pada tahun 2022 menjadi USD82 miliar pada tahun 2023.
Proyeksi untuk tahun 2030 juga menjanjikan pertumbuhan hampir empat kali lipat dari angka saat ini.
Bahkan, ekonomi digital diprediksi akan berkontribusi sebesar 20,7 persen terhadap PDB Indonesia pada tahun 2025.
Editor: Norben Syukur