Sisi Positif dan Negatif Terbengkalainya Pembangunan Siantar City Mall

Pembangunan Siantar City Mall (SCM) di Jalan Melanthon Siregar, Kelurahan Karo, Siantar Selatandi, Kota Pematang Siantar, Sumatra Utara yang dimulai sejak 2016 dibiarkan terbengkalai akibat korupsi. (Foto: PARBOABOA/Kristianni Halawa)

PARBOABOA, Pematang Siantar - Pembangunan Siantar City Mall (SCM) di Kota Pematang Siantar, Sumatra Utara yang terbengkalai akibat korupsi memunculkan sisi positif dan negatif.

Jika ditilik dari sisi positifnya, bangunan Siantar City Mall yang terbengkalai menumbuhkan kreativitas masyarakat, terutama generasi muda.

Di sana, anak-anak muda ini mengekspresikan kreativitas mereka dengan menjadikan lokasi tersebut untuk membuat konten di media sosial, atau foto prewedding.

"Anak-anak gaul datang ke sini dan membuat coretan untuk konten di media sosial. Kami tidak tahu darimana mereka berasal. Ada juga yang datang hanya untuk berfoto prewedding," ungkap Hasibuan, seorang pedagang ikan cupang di depan bangunan Siantar City Mall, Kamis (28/9/2023).

Sedangkan dari sisi negatif, bangunan Siantar City Mall yang berlokasi di Jalan Melanthon Siregar, Kelurahan Karo, Kecamatan Siantar Selatan seringkali digunakan anak-anak muda sebagai lokasi kenakalan remaja seperti tawuran, perundungan hingga penyalahgunaan narkoba.

"Walaupun belum ada laporan kriminal resmi, tetapi kami tahu bahwa di sini terjadi masalah narkoba dan perkelahian, terutama di kalangan anak sekolah. Sayangnya, pihak berwajib tampaknya tidak tertarik mengatasi masalah ini karena tidak ada yang melaporkannya," kata Hasibuan kepada PARBOABOA.

Hal senada juga disampaikan warga setempat, Farida Hasibuan (62) yang mengatakan bangunan Siantar City Mall yang terbengkalai biasa dijadikan lokasi bolos anak-anak sekolah.

Meskipun aktivitas ini tidak langsung merugikan masyarakat setempat, namun Farida yakin kenakalan remaja tersebut berdampak serius di mata masyarakat.

Tidak hanya itu, lanjut Farida, bangunan Siantar City Mall kerap dijadikan sasaran pencurian dengan pengrusakan.

"Besi-besi dari bangunan ini bahkan dicuri habis-habisan. Jika hanya bangunan semen itu bisa diambil, mereka pasti akan melakukannya," kesalnya.

Penjual pulsa itu berulang kali melaporkan aktivitas kenakalan remaja itu ke aparat keamanan, namun kejadian tersebut masih berulang.

Farida hanya berharap Pemko Pematang Siantar merobohkan Siantar City Mall daripada terus menjadi lokasi anak muda berperilaku negatif.

"Dalam hal ini, sebenarnya lebih baik jika pembangunan tersebut tidak dilanjutkan lagi, daripada dibiarkan menjadi tempat yang tidak benar," imbuhnya.

Diketahui, Siantar City Mall yang dibangun sejak 2016 hingga saat ini masih terbengkalai dan mangrak.

Pembangunan Siantar City Mall ini dilakukan oleh PD Pembangunan Aneka Usaha (PD PAUS) di era Wali Kota Hefriansyah Noor.

Editor: Kurniati
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS