parboaboa

Bergizi Tinggi! Inilah Tembiluk, Cacing Kayu yang Bisa Dimakan Mentah-Mentah

Nada Lingga | Selera Nusantara | 03-10-2023

Cacing tembiluk (Foto: Instagram/indoflashlight)

PARBOABOA – Apakah Anda pernah mendengar tentang tembiluk? Ikan air tawar yang unik ini, tidak seperti ikan pada umumnya.

Tembiluk memiliki julukan lain sebagai cacing kayu atau beberapa daerah mengenalnya sebagai tambelo, karena bentuk tubuhnya yang panjang dan ramping yang menyerupai cacing.

Namun, jangan biarkan penampilannya mengecoh Anda. Karena di balik penampilan yang tidak biasa ini, terkandung kekayaan gizi yang luar biasa.

Ikan atau cacing yang dapat ditemukan di wilayah Asia Tenggara ini bukan hanya merupakan sumber protein tinggi, tetapi juga mengandung asam lemak omega-3 yang baik untuk kesehatan jantung dan otak.

Tak hanya itu, beberapa orang bahkan menyukainya dalam bentuk mentah-mentah. Tentu ini menjadi pilihan yang menarik bagi para pecinta makanan eksentrik atau mereka yang ingin mendapatkan manfaat gizi yang paling alami.

So, apakah Anda tertarik mencoba tembiluk? Sebelum itu, yuk pahami terlebih dahulu apa itu tembiluk dan bagaimana cara mengolahnya menjadi makanan yang lezat. 

Apa Itu Tembiluk?

Cacing Tembiluk biasa dimakan dalam keadaan mentah oleh Suku Dayak Bulusu, Kalimantan Utara dan Suku Kamaro di Papua (Foto: travelingyuk)

Cacing tembiluk, yang juga dikenal sebagai "ikan uli" atau "ikan ulat" dalam bahasa Indonesia, sebenarnya bukan ikan, melainkan jenis invertebrata yang termasuk dalam kelompok annelida.

Mereka adalah cacing tanah air tawar yang umumnya ditemukan di sungai, danau, rawa, dan habitat perairan tawar lainnya di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Cacing tembiluk memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari cacing lainnya. Mereka memiliki bentuk tubuh yang panjang, ramping, dan berotot.

Tubuhnya umumnya berwarna gelap, biasanya coklat atau hitam, dan memiliki segmen-segmen yang terlihat seperti cincin-cincin. Tubuh cacing ini dapat mencapai beberapa puluh sentimeter panjangnya.

Mereka biasanya hidup di perairan tawar yang tenang atau perairan payau seperti sungai-sungai, danau-danau kecil, dan sawah. Cacing ini sering kali terkubur di dalam rongga kayu, pasir, lumpur, atau tanah di dasar perairan tempat mereka hidup.

Meskipun bentuknya tidak menarik, tembiluk memiliki peran ekologis yang penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Mereka membantu dalam dekomposisi bahan organik dan sirkulasi nutrien di dalam lingkungan air.

Namun, perlu diingat bahwa cacing tembiluk bukanlah makanan umum atau populer di banyak negara, dan konsumsinya tidak biasa.

Meskipun begitu, dalam beberapa budaya dan daerah di Indonesia, cacing tembiluk kadang-kadang dimasak dan dimakan sebagai hidangan eksotis.

Meskipun demikian, penting untuk memahami risiko yang terkait dengan mengonsumsi cacing tembiluk mentah atau setengah matang, karena dapat mengandung parasit dan bakteri yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

Sebelum mencoba makanan seperti ini, selalu penting untuk memastikan bahwa persiapan dan pengolahan makanan telah dilakukan dengan benar untuk mengurangi risiko kesehatan.

Manfaat Tembiluk

Cacing Tembiluk (Foto: Instagram/indoflashlight)

Dilansir dari jurnal Uji Toksisitas Ekstrak Cacing Tambelo (Bactronophorus thoracites) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test, oleh Lely Okmawaty Anwar dkk (2021), tambelo telah dikonsumsi oleh beberapa masyarakat karena dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit.

Suku Kamoro di Kabupaten Mimika, Papua, mempercayai bahwa tambelo “koo” berkhasiat menyembuhkan beberapa penyakit.

Sementara itu, di Brazil Utara, tambelo “turu” (Teredinidae) sangat populer digunakan untuk mengobati penyakit menular.

Beberapa potensi manfaat cacing tembiluk yang dimasak dengan benar adalah sebagai berikut:

  • Sumber Protein: Seperti ikan dan makanan laut lainnya, cacing yang dimasak dapat menjadi sumber protein yang baik. Protein penting untuk pertumbuhan, perbaikan, dan pemeliharaan jaringan tubuh.
  • Sumber Zat Gizi: Cacing tembiluk juga mengandung beberapa zat gizi penting, termasuk vitamin dan mineral seperti vitamin B12, fosfor, dan selenium.
  • Kesehatan Usus: Beberapa budaya menganggap cacing kayu yang dimasak dapat memiliki manfaat kesehatan usus. Namun, manfaat ini masih perlu diteliti lebih lanjut dalam konteks ilmiah.

Sebelum mencoba makanan eksotis atau tidak biasa, sangat penting untuk mencari informasi yang dapat dipercaya tentang persiapan yang aman dan memastikan bahan makanan tersebut telah diolah dengan benar untuk mengurangi risiko kesehatan.

Jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran kesehatan terkait makanan, sebaiknya berkonsultasi dengan profesional medis atau ahli gizi yang kompeten.

Resep Tembiluk Goreng

Resep Tembiluk (Foto: Tangkapan layar YouTube Laode Chefenture)

Bagi umat Islam mungkin ada keraguan untuk mengonsumsi jenis hewan ini, tembiluk apakah boleh dimakan? Haram ataukah halal?

Dilansir dari laman Majelis Ulama Indonesia (MUI), semua jenis ulat, termasuk cacing, merupakan hewan melata di Bumi, dan semua termasuk jenis hewan hasyarat yang artinya hukumnya haram dimakan.

Dalam kitab Al-Iqna’ juga disebutkan sebagai berikut;

وَلَا تَحِلُّ الْحَشَرَاتُ وَهُوَ صِغَارُ دَوَابِّ الْأَرْضِ كَخُنْفُسَاءَ وَدُودٍ

Artinya: Tidak halal hasyarat (hewan Bumi) yaitu hewan-hewan kecil di bumi, seperti kumbang dan ulat atau cacing.

Namun, apabila Anda non-Islam dan berminat untuk memasak cacing tembiluk, berikut ini adalah cara memasaknya dengan aman.

Bahan-bahan:

  • Cacing tembiluk (pastikan Anda telah membersihkannya dengan benar)
  • Tepung terigu
  • Telur (untuk melapisi cacing)
  • Minyak goreng
  • Garam dan merica secukupnya
  • Bumbu pilihan Anda (misalnya, bumbu rempah atau bumbu favorit Anda)

Cara Memasak:

  1. Siapkan Cacing: Pastikan cacing kayu telah dibersihkan dengan baik dan dikeringkan dengan lembut menggunakan kertas tisu atau kain bersih. Anda dapat memotongnya menjadi potongan-potongan lebih kecil jika diinginkan.
  2. Lapisi dengan Tepung: Gulirkan cacing melalui tepung terigu hingga terlapisi dengan baik. Anda juga dapat menambahkan garam dan merica ke tepung untuk memberikan rasa.
  3. Celupkan ke Telur: Celupkan cacing tembiluk yang telah dilapisi tepung ke dalam telur yang telah dikocok lepas. Pastikan cacing terbalut telur dengan merata.
  4. Goreng: Panaskan minyak goreng dalam wajan hingga cukup panas. Goreng cacing dalam minyak panas hingga berwarna keemasan dan renyah. Ini hanya memerlukan waktu sebentar, sekitar 2-3 menit.
  5. Tiriskan: Angkat cacing yang sudah digoreng dari minyak dan tiriskan di atas kertas tisu atau kain bersih untuk menghilangkan kelebihan minyak.
  6. Hidangkan: Sajikan masakan ini dengan bumbu-bumbu atau saus pilihan Anda sebagai camilan atau hidangan pendamping.

Pastikan untuk memastikan bahwa cacing tembiluk yang Anda gunakan berasal dari sumber yang aman dan telah disiapkan dengan benar sebelum dimasak mengingat bahaya makan tembiluk yang berasal dari sumber yang tidak aman.

Tetap waspada dan berhati-hati saat mencoba hidangan seperti ini, dan pertimbangkan risiko kesehatan yang terkait dengan mengonsumsi cacing mentah atau setengah matang.

Sebagai sumber gizi yang unik dan beragam manfaatnya, cacing kayu membuka pintu bagi berbagai inovasi kuliner yang menarik dan penuh nutrisi. Dari hidangan-hidangan tradisional hingga kreasi kuliner modern, potensi ikan ini tampaknya tidak terbatas.

Namun, sambil mengeksplorasi kelezatan hewan ini, penting juga untuk menjaga keseimbangan dalam pengelolaan sumber daya alam. Kita harus berhati-hati untuk tidak mengancam populasi ikan ini melalui penangkapan berlebihan.

Dengan menjaga keseimbangan ini, kita dapat terus menikmati kekayaan gizi hewan tembiluk sambil melindungi keberlanjutan ekosistem perairan tempat mereka hidup.

Jadi, jika Anda belum pernah mencoba tembiluk, mungkin saatnya untuk mencicipi ikan yang unik ini dan menggali lebih dalam potensi gizinya yang luar biasa. Selamat menikmati!

Editor : Sari

Tag : #tembiluk    #hewan tembiluk    #selera nusantara    #manfaat tembiluk    #resep tembiluk    #cacing kayu   

BACA JUGA

BERITA TERBARU