parboaboa

Mengenal Kehidupan Manusia Praaksara pada Masa Bercocok Tanam Beserta Peninggalannya

Jesika | Sains | 09-10-2023

Gambar Masa Bercocok Tanam (Foto: Infogram)

PARBOABOA – Masa bercocok tanam adalah periode ketika manusia memenuhi kebutuhan hidup dengan membuka lahan untuk dijadikan sebuah ladang.

Masa ini merupakan hasil dari upaya manusia prasejarah dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka di masa sebelumnya. Manusia pada periode ini mulai bercocok tanam dan hidup secara berkelompok dan menetap di suatu tempat.

Dalam perkembangan sejarah dan peradaban masyarakat, beberapa penemuan baru seperti kemampuan berpikir manusia prasejarah semakin terasah untuk menghadapi tantangan alam.

Kehidupan manusia prasejarah merupakan babak penting dalam evolusi manusia yang membentuk fondasi peradaban manusia saat ini.

Masa ini memperlihatkan peralihan monumental dari gaya hidup berburu dan mengumpulkan makanan ke gaya hidup pertanian yang menghasilkan makanan. Periode ini membawa perubahan besar untuk manusia berinteraksi dengan alam dan satu sama lain.

Untuk memahami lebih mendalam masa bercocok tanam, pada artikel ini Parboaboa akan membahas lebih lanjut tentang pengertian, ciri-ciri, dan peninggalan kehidupan masyarakat prasejarah selama masa bercocok tanam yang menarik.

Pengertian Masa Bercocok Tanam

Pengertian Bercocok Tanam (Foto: The Yorck Project)

Dilansir dari Buku Sejarah SMP/MTs Kls VII (KTSP) yang ditulis oleh Dr.Nana Nurliana Soeyono, MA dan Dra. Sudarini Suhartono, MA, masa bercocok tanam atau dikenal sebagai masa revolusi kebudayaan adalah periode dalam sejarah manusia yang mengikuti masa berburu dan mengumpulkan makanan. Kehidupan pada masa itu ditandai dengan pertumbuhan tradisi mengumpulkan makanan (food gathering) dan memproduksi makanan (food producing) sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan bersama.

Selama masa ini, manusia prasejarah mulai menetap secara permanen di perkampungan-pertanian yang dihuni oleh beberapa keluarga. Mereka bekerja sama untuk mendirikan rumah dan mengelola kehidupan sehari-hari.

Masa bercocok tanam dimulai sekitar 10.000 tahun yang lalu selama periode Neolitikum. Masyarakat yang mendukung periode revolusi kebudayaan ini termasuk manusia Proto-Melayu, seperti Suku Dayak, Toraja, Sasak, dan Nias.

Ciri-ciri Masa Bercocok Tanam

Dilansir dari Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTS Kelas 7 yang ditulis oleh Drs. Bambang Puji Raharjo, M.Pd dan Nurul Hidayati, S.Pd, ciri-ciri masa bercocok tanam adalah sebagai berikut:

a. Memulai aktivitas pertanian untuk menghasilkan makanan sendiri.

b. Memulai praktek pemeliharaan binatang ternak.

c. Sudah mulai memahami konsep irigasi dan pemupukan dalam pertanian.

d. Mengenal sistem perdagangan yang berbasis pada pertukaran barang (barter).

e. Menyadari keberadaan sistem kepercayaan seperti animisme (keyakinan terhadap roh nenek moyang) dan dinamisme (keyakinan pada objek-objek yang memiliki kekuatan gaib atau memberikan petuah).

Kehidupan Sosial pada Masa Bercocok Tanam

Berikut ini beberapa gambaran kehidupan masyarakat pada masa revolusi kebudaayan, sebagaimana yang dimuat dalam Buku Modul Pembelajaran SMA  Kelas X oleh Kemendikbud:

  1. Kehidupan bercocok tanam dikenal dengan berhuma, yaitu teknik  bercocok tanam dengan cara membersihkan hutan dan menanaminya. Setelah tanah tidak subur lagi, maka mereka akan berpindah ke  tempat lain yang masih subur dan melakukan hal yang sama seperti sebelumnya. Hal ini dilakukan secara berulang-ulang. Pada perkembangannya, mulai menetapkan kehidupan bercocok tanam pada tanah-tanah persawahan.
  2. Masyarakat mulai menetap di sekitar lahan pertanian mereka. Mereka hidup menetap, bercocok tanam, dan memelihara hewan tertentu. Ini menunjukkan kemajuan dalam menguasai lingkungan mereka.
  3. Kehidupan menetap membantu perkembangan akal pikiran manusia dan pemahaman mereka tentang perubahan dalam kehidupan.
  4. Jumlah penduduk meningkat, dan usia rata-rata mereka mencapai sekitar 35 tahun. Hal ini menandakan peningkatan dalam tingkat kelangsungan hidup.
  5. Diangkat seorang pemimpin yang berwibawa, kuat dan disegani untuk mengatur para anggotanya.
  6. Muncul kegiatan kehidupan perkampungan, oleh karena itu dibuat peraturan untuk menjaga ketertiban kehidupan masyarakat.
  7. Masyarakat hidup secara berkolaborasi dan gotong royong. Mereka saling melengkapi, saling membantu, dan saling berineteraksi dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya.
  8. Bersifat food producing, yakni sudah mengenal cara bercocok tanam dan beternak.
  9. Adanya pembagian kerja antara laki-laki dengan perempuan

Kehidupan Ekonomi dan Hasil Kebudayaan pada Masa Bercocok Tanam

Menurut Buku Sejarah SMP/MTs Kls VII (KTSP) yang ditulis oleh Dr.Nana Nurliana Soeyono, MA dan Dra. Sudarini Suhartono, MA, pada masa ini perdagangan telah menjadi sistem di mana barang-barang dipertukarkan satu sama lain, yang dikenal dengan istilah "barter". Barang-barang yang biasanya ditukar pada saat itu termasuk hasil-hasil pertanian, kerajinan tangan seperti gerabah dan beliung, garam, dan juga ikan yang dihasilkan oleh penduduk di wilayah pantai.

Pada masa ini, manusia purba mencerminkan kehidupan sehari-hari mereka melalui sebuah lukisan. Mereka menggunakan lukisan sebagai sarana untuk menceritakan kisah-kisah tentang kehidupan mereka. Selain itu, mereka juga menciptakan perhiasan dari manik-manik dan kulit kerang sebagai bagian dari kebudayaan mereka.

Tidak hanya itu, mereka juga menjalankan berbagai upacara sebagai bentuk penghormatan kepada arwah leluhur mereka. Mereka percaya bahwa dengan melakukan upacara ini, mereka dapat menjamin kehidupan jenazah di alam baka. Oleh karena itu, saat pemakaman mereka memasukkan berbagai barang ke dalam kuburan bersama jenazah sebagai persiapan untuk kehidupan setelah kematian.

Bagaimana Bentuk Sistem kepercayaan Pada Masa Bercocok Tanam?

Sistem Kepercayaan Masa Bercocok Tanam (Foto: Twitter @WiseArtSofiaJS/Sofia Jain-Schlaepfer)

Pada masa revolusi kebudayaan ini, manusia telah mengembangkan kepercayaan pada kekuatan gaib. Mereka menghormati roh nenek moyang mereka dan terkadang ketika mereka melihat pohon besar, tinggi, dan rimbun, mereka merasa ketakutan. Pada saat itu, mereka meyakini bahwa ketakutan ini disebabkan oleh roh yang mendiami pohon tersebut.

Hal yang sama berlaku untuk batu besar dan binatang yang besar atau menakutkan. Mereka juga memuja kekuatan alam seperti petir, angin topan, banjir, dan gunung meletus, yang dianggap mengerikan.

Dilansir dari Buku Modul Pembelajaran SMA  Kelas X oleh KEMDIKBUD, sistem kepercayaan masyarakat pada masa ini sudah terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut

Animisme

Animisme adalah kepercayaan yang meyakini bahwa roh atau jiwa ada di dalam benda-benda tertentu. Sebagai contoh, ketika mereka merayakan panen, mereka memanggil roh pertanian untuk memberikan penghormatan.

Dinamisme

Dinamisme adalah kepercayaan bahwa ada kekuatan gaib yang terkandung dalam benda-benda tertentu. Sebagai contoh, mereka memberikan penghormatan kepada pohon, batu besar, gunung, dan benda-benda jimat karena meyakini adanya kekuatan dalam benda-benda tersebut.

Peninggalan Masa Bercocok Tanam

Peninggalan Masa Bercocok Tanam (Foto: Donisaurus)

Peninggalan pada masa bercocok tanam adalah para manusia mulai mengembangkan alat-alat yang lebih canggih daripada sebelumnya. Mereka mulai menggunakan alat-alat dari batu yang lebih halus.

Salah satu kegiatan yang umum dilakukan adalah mengasah kapak, karena alat ini sangat penting dalam kegiatan bercocok tanam, dan dengan kapak yang tajam, pekerjaan mereka menjadi lebih efisien.

Selain itu, pada masa ini manusia juga sudah mulai membuat gerabah dengan menggunakan teknologi yang sederhana. Dengan perkembangan peradaban manusia purba, mereka mulai menciptakan alat-alat baru yang dapat membantu mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Buku Sejarah untuk SMA/MA keleas X yang ditulis oleh J. Sumardianata, dkk., di bawah ini merupakan perkakas yang menjadi peninggalan di masa ini adalah sebagai berikut:

1. Kapak Persegi

Kapak ini memiliki bentuk yang mirip dengan cangkul, dengan bagian depannya yang lebih runcing dan tajam. Biasanya digunakan untuk menggarap ladang dan memecah kayu. Kapak ini ditemukan hampir di seluruh Indonesia, terutama di daerah barat seperti Bengkulu, Palembang, Lampung, dan Banten.

2. Kapak Lonjong

Kapak ini memiliki bentuk yang lebih panjang dan ujungnya agak meruncing, sementara pangkalnya lebih lebar. Kapak ini biasanya terbuat dari batu berwarna kehitaman, dan kadang-kadang dari batu nefrit yang berwarna hijau tua. Digunakan baik sebagai cangkul maupun kapak biasa. Kapak lonjong banyak ditemukan di Indonesia bagian timur, seperti Sulawesi, Sangir Talaud, Flores, Maluku, Leti, Tanimbar, dan Irian Jaya.

3. Mata Panah

Mata panah memiliki bentuk segitiga dengan sayap di bagian pangkalnya.

4. Gerabah

Setelah manusia mulai hidup menetap dan bercocok tanam di ladang, mereka mulai menciptakan alat-alat yang lebih canggih. Salah satunya adalah membuat gerabah.

5. Alat-alat dari Batu Obsidian

Alat-alat dari batu obsidian dibuat menggunakan batu khusus yang disebut batu obsidian atau batu kecubung. Biasanya, alat-alat ini ditemukan di sekitar pintu gua. Jenis batu ini hanya ditemukan di beberapa lokasi tertentu, seperti di daerah bekas Danau Bandung, dekat Garut, sekitar Bogor, di sekitar Danau Tondano, dan dalam jumlah yang sedikit di Flores.

Demikianlah informasi tentang masa bercocok tanam yang harus kamu ketahui. Masa bercocok tanam adalah titik balik penting dalam sejarah manusia. Semoga bermanfaat, ya.

Editor : Ratni Dewi Sawitri

Tag : #manusia praaksara    #masa bercocok tanam    #sains    #ciri-ciri masa bercocok tanam    #peninggalan masa bercocok tanam   

BACA JUGA

BERITA TERBARU