PARBOABOA, Jakarta – Aktivitas Gunung Merapi di Sumatra Barat terpantau mengalami penurunan sejak pertama kali erupsi pada Sabtu (07/02/2023) lalu.
Kendati demikian, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) tetap meminta masyarakat untuk terus waspada dan merekomendasikan agar menjauh dari puncak gunung.
“Total sebanyak 329 letusan sejak pertama kali Gunung Merapi erupsi di Sabtu (7/1) lalu dan di Februari ada 10 hari gunung ini mengalami erupsi,” kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Merapi PVMBG, Teguh Purwanto dalam keterangannya di Bukittinggi, Rabu (01/03/2023).
Ia mengatakan, selama bulan Februari kemarin, aktivitas Gunung Merapi yang terletak di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam itu menurun drastis dengan jumlah erupsi terbanyak tiga kali dalam sehari.
“Erupsi sebanyak tiga kali dalam satu hari itu terjadi di tanggal 1,2 dan 20 Februari serta 18 hari tidak tercatat adanya erupsi,” tutur Teguh.
Berdasarkan laporan terakhir pada Februari, kata Teguh, petugas mencatat Gunung Merapi mengalami kegempaan sebanyak tiga kali.
“Terjadi gempa Tornillo satu kali dengan amplitudo 4,2 mm selama 12 detik, kemudian tektonik lokal satu kali selama 14 detik dan tektonik jauh dengan durasi 39 detik,” jelas Teguh.
Sementara itu. lanjutnya, untuk cuaca di Gunung Merapi ini terpantau berawan dan hujan dengan disertai angin yang bertiup lemah ke arah timur dan barat laut.
Teguh menambahkan, saat ini gunung tersebut masih di Level II atau Waspada. Oleh karena itu, pihaknya memperingatkan agar warga tidak mendaki pada radius 3 kilometer dari kawah puncak.
“Gunung Merapi masih di Level II atau Waspada dengan rekomendasi masyarakat di sekitar Gunung Merapi dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendaki pada radius tiga kilometer dari kawah,” pungkasnya.
Editor: Maesa