PARBOABOA, Jakarta - Gempa bumi berkekuatan M 5,8 baru saja mengguncang wilayah Riau, Senin (11/12/2023) pukul 17.16 WIB. Ini menjadi kedua kalinya dalam empat bulan terakhir.
Gempa sangat terasa, terutama di wilayah Kuantan Singingi, Riau, dengan kedalaman 246 km.
Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono, gempa jenis menegah ini disebabkan oleh aktivitas deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia.
Lempeng tersebut tersubduksi ke bawah Pulau Sumatra (Intra-Slab Event). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault.
Gempa ini berdampak di daerah Padang dengan skala intensitas II MMI, yang dirasakan oleh beberapa orang, dan menyebabkan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Beruntungnya, pemodelan yang dianalisis oleh BMKG menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi menyebabkan tsunami, dan tidak ada aktivitas gempa susulan (aftershock).
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Selain itu, disarankan untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa, serta memastikan bahwa bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa.
Sebelumnya, pada Jumat, 4 Agustus 2023, Riau juga mengalami gempa bumi dengan magnitudo 4,3, yang terjadi di wilayah yang sama, yaitu Kuantan Singingi.
Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang, Suaidi Ahadi, menyatakan bahwa gempa pada saat itu bersifat dangkal akibat aktivitas sesar lokal dan tidak berpotensi tsunami.
Gempa tersebut memengaruhi wilayah Solok dengan skala III-IV, yang berarti goyangan hanya dirasakan oleh beberapa orang.
Suaidi juga menegaskan kalau beberapa wilayah di Provinsi Riau, khususnya Kota Pekanbaru, tidak terdampak karena tidak memiliki patahan lempeng tektonik.
Namun, wilayah yang berbatasan langsung dengan Sumatra Barat memiliki potensi terkena gempa susulan secara periodik.
Editor: Aprilia Rahapit