parboaboa

Memicu Inflasi, Harga Cabai Melonjak Naik!

Wenti Ayu | Ekonomi | 07-11-2023

Cabai rawit dan cabai merah mengalami kenaikan pada awal November 2023 ini. (Foto: Istock/Nitrub)

PARBOABOA, Jakarta - Harga cabai telah mengalami kenaikan yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jenis cabai rawit dan cabai merah mengalami kenaikan pada awal November 2023 ini. 

Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan bahwa kenaikan harga cabai merah telah terjadi di 335 kabupaten atau kota dengan rata-rata harga mencapai Rp 53.958 per kilogram.

Menurutnya, harga cabai merah terus meroket dari minggu ke minggu, dan belum ada penurunan yang signifikan.

Kenaikan harga cabai disebabkan oleh berbagai faktor, seperti cuaca ekstrem yang memengaruhi panen cabai, fluktuasi permintaan dan pasokan, dan faktor ekonomi regional.

Amalia memaparkan, Papua menjadi daerah dengan kenaikan harga cabai merah tertinggi, yakni sebesar Rp74.969 per kilogram.

Kemudian, disusul oleh Maluku sebesar Rp61.308 per kilogram, Kalimantan Rp60.224, Sumatera Rp53.521, Sulawesi Rp47.030, dan Bali Rp46.812.

Sementara itu, harga cabai rawit dengan rata-rata nasional berada di kisaran Rp70.272 per kilogram. Kenaikan harga cabai rawit ini telah terjadi di 312 kabupaten atau kota.

Sama seperti cabai merah, harga tertinggi cabai rawit ditempati oleh Papua yang mencapai Rp82.779 per kilogram. 

Kemudian, Maluku Rp81.515, Jawa Rp69.524, Sulawesi Rp64.259, Sumatera Rp64.259, dan Bali Rp61.729.

Kenaikan Cabai Pemicu Inflasi

Berdasarkan data BPS, hampir semua kabupaten dan kota mengalami kenaikan cabai merah dan cabai rawit.

Sementara di luar Jawa dan Sumatra beberapa komoditas yang mempengaruhi inflasi, yaitu beras, cabai merah, dan cabai rawit.

Amalia menyebutkan, terdapat 10 kabupaten dan kota yang mengalami kenaikan indeks perkembangan harga (IPH) tertinggi. 

Jombang merupakan wilayah yang mengalami perubahan IPH tertinggi, yaitu 7,44 persen.

Selanjutnya, disusul Boalemo 5,98 persen, Sarolangun 5,30 persen, Lombok Barat 5,11 persen, Banyuasin 5,09 persen, Pagar Alam 4,71 persen, Lampung Tengah 4,59 persen, Bangka Barat 4,43 persen, Lombok Timur 4,38 persen, dan Pringsewu 4,32 persen.

Menurut Amalia, selain cabai, komoditas gula pasir yang juga berkontribusi terhadap inflasi di Indonesia.

Bahkan, hingga saat ini belum terlihat tanda-tanda penurunan harga gula pasir.

Harga rata-rata gula pasir saat ini Rp16.386 per kilogram. Menurutnya, harga gula pasir tahun ini lebih tinggi dibandingkan 2022 lalu.

Terakhir, komoditas beras yang masih memiliki andil besar terhadap inflasi di Indonesia.

Amalia mengungkapkan bahwa harga beras mulai mendatar, tidak seperti beberapa pekan sebelumnya, bahkan menurut dia, kini sudah terlihat tanda-tanda penurunan harga pada komoditas ini.

Editor : Wenti Ayu

Tag : #harga cabai    #kenaikan harga cabai    #ekonomi    #inflasi    #bps   

BACA JUGA

BERITA TERBARU