parboaboa

Surat Ibrahim Ayat 7 Beserta Artinya Lengkap dengan Kandungan, Tajwid, Tafsir, Asbabun Nuzul dan Hikmahnya

Winda | Islam | 27-12-2023

Surat Ibrahim Ayat 7 (Parboaboa/Winda)

PARBOABOA - Bersyukur merupakan salah satu cara berterima kasih atas semua nikmat dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT kepada umatnya.

Salah satu ayat Al-Qur'an yang memberikan gambaran untuk selalu bersyukur adalah Surat Ibrahim Ayat 7.

Surat Ibrahim adalah surat ke-14 dalam Al-Quran yang terdiri dari 52 ayat termasuk dalam kelompok surat Makkiyah.

Nama surat ini diambil dari banyaknya doa yang dipanjatkan oleh para Nabi, yakni Nabi Ibrahim AS dan Nabi Musa AS.

Arti Surat Ibrahim ayat 7 menunjukkan perintah untuk bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan, sebagai bentuk keimanan kepada Allah SWT.

Seperti yang tertuang dalam hadits riwayat Thabrani :

(قَا اللهُ تَعَالىَ : يَاابْنَ اَدَمَ, اِنَّكَ مَاذَكَرْتَنِى شَكَرْتَنِى, وَاِذَامَانَسِيْتَنِى كَفَرْتَنِى (رواه الطبرانى عن ابى هريرة

Artinya: “Allah berfirman dalam hadits qudsi-Nya: “wahai anak Adam, bahwa selama engkau mengingat Aku, berarti engkau mensyukuri Aku, dan apabila engkau melupakan Aku, berarti engkau telah mendurhakai Aku!” [H.R Thabrani].

Untuk lebih memahami ayat tersebut, berikut Parboaboa akan sajikan secara lengkap mulai dari kandungan, tafsir, hikmah, tajwid dan asbabun nuzulnya.

Bacaan Surat Ibrahim Ayat 7 Latin, Arab, dan Artinya

Berikut adalah tulisan Arab Surat Ibrahim ayat 7 dan artinya:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ

"Wa iż ta`ażżana rabbukum la`in syakartum la`azīdannakum wa la`ing kafartum inna 'ażābī lasyadīd."

Artinya: "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Kandungan Surat Ibrahim Ayat 7

Adapun isi kandungan Surat Ibrahim ayat 7 latin, di antaranya:

1. Wajib Bersyukur atas Segala Nikmat

Ayat ini mengingatkan untuk selalu bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah Allah berikan.

Hal ini mencakup nikmat, seperti kesehatan, rezeki, kebahagiaan, dan sebagainya.

Dalam Islam, bersyukur kepada Allah adalah bentuk pengakuan dan penghargaan terhadap-Nya sebagai Pemberi Segala Nikmat.

2. Terhindar dari Sikap Kufur

Ayat ini juga mengingatkan tentang bahaya sikap kufur atau mengingkari nikmat Allah.

Kufur dalam konteks ini bukan hanya mengacu pada kekufuran agama, tetapi juga kepada sikap tidak bersyukur terhadap nikmat-nikmat Allah.

Sikap ini dapat merugikan secara spiritual dan dapat mengakibatkan hilangnya nikmat-nikmat tersebut.

3. Bersyukur Atas Segala Hal dan Situasi

Ayat ini mengajarkan bahwa bersyukur tidak hanya diperlukan ketika dalam keadaan baik atau senang, tetapi juga ketika diuji dengan musibah atau kesulitan.

Menghadapi ujian dengan kesabaran dan bersyukur adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menguatkan iman.

Tetap bersyukur kepada Allah menjadi tindakan yang dianjurkan dalam Islam, salah satunya dengan mengucapkan Alhamdulillah Alla Kulli Hal.

Tajwid Surat Ibrahim Ayat 7

Adapun hukum tajwid Surat Ibrahim ayat 7 adalah sebagai berikut:

  1. Idzhar Syafawi terjadi saat huruf "mim" bersentuhan dengan huruf selain "nun" dan "mim," dalam hal ini dengan huruf "lam." Pelafalannya harus jelas dan tanpa berdengung.
  2. Ikhfa diterapkan ketika huruf "nun" sukun bertemu dengan huruf "syin." Cara melafalkannya harus samar dan ditahan selama tiga harakat. Saat melafalkan huruf "nun," lidah dan bibir harus siap untuk mengucapkan huruf "syin."
  3. Idzhar Syafawi terjadi ketika huruf "mim" bersentuhan dengan huruf selain "nun" dan "mim," dalam hal ini dengan huruf "wau" yang memiliki harakat fathan. Pelafalannya harus jelas dan tanpa berdengung.
  4. Mad Thobi'i terjadi ketika huruf "zai" memiliki harakat kasrah diikuti oleh huruf "ya" sukun. Pelafalannya harus panjang selama dua harakat.
  5. Ghunnah terjadi ketika huruf "nun" memiliki harakat tasydid. Cara melafalkannya adalah dengan menahan selama tiga harakat.
  6. Idzhar Syafawi terjadi saat huruf "mim" bersentuhan dengan huruf selain "nun" dan "mim," dalam hal ini dengan huruf "hamzah" yang memiliki harakat kasrah. Pelafalannya harus jelas dan tanpa berdengung.
  7. Ikhfa terjadi ketika huruf "nun" sukun bertemu dengan huruf "kaf." Cara melafalkannya harus samar dengan dengung dan ditahan selama tiga harakat. Pengucapannya mirip dengan bunyi "ng."
  8. Ghunnah terjadi ketika huruf "nun" memiliki harakat tasydid. Cara melafalkannya adalah dengan menahan selama tiga harakat.
  9. Mad Thobi'i terjadi karena huruf "dzal" memiliki harakat fathah dan bertemu dengan huruf "alif." Pelafalannya harus panjang selama dua harakat.
  10. Mad Thobi'i terjadi karena huruf "ba" memiliki harakat kasrah diikuti oleh huruf "ya" sukun. Pelafalannya harus panjang selama dua harakat.
  11. Mad Thobi'i terjadi karena huruf "dal" memiliki harakat kasrah diikuti oleh huruf "ya" sukun. Pelafalannya harus panjang selama dua harakat.
  12. Qalqalah Kubra diterapkan karena huruf "dal" berada di akhir ayat dan diwaqaf, sehingga harus dibaca dengan memantul tebal.

Tafsir Surat Ibrahim Ayat 7

Tafsir Surat Ibrahim Ayat 7 (Foto: Parboaboa/Winda) 

Dalam Surat Ibrahim ayat 7 menjelaskan tentang pentingnya mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala kenikmatan yang diberikan.

Berbagai pakar tafsir memberikan penafsiran yang berbeda mengenai surat tersebut, seperti:

1. Tafsir Al Azhar

Dalam tafsir ini, Hamka menjelaskan bahwa ayat ini terhubung dengan cerita Nabi Musa AS dan pengikutnya.

Allah SWT mengingatkan kaum Bani Israil setelah mereka dibebaskan dari penindasan Raja Firaun bahwa mereka harus bersyukur atas kemerdekaan yang telah diberikan.

Untuk mengungkapkan rasa syukur, mereka diminta untuk bekerja keras dan membangun peradaban mereka sendiri setelah dibebaskan dari kedzaliman Firaun.

2. Tafsir Al Misbah

Quraish Shihab dalam Tafsir Al Misbah menjelaskan bahwa syukur berarti "menampakan" nikmat-nikmat Allah dengan cara terbaik dan sesuai dengan kehendak-Nya.

Ini berbeda dengan sikap kufur, yang berarti "menutupi" nikmat-nikmat tersebut.

Sikap kufur seperti merasa tidak puas hanya akan membawa penderitaan bagi diri sendiri.

Sikap ini dianggap sia-sia karena tidak menghargai keagungan dan kekayaan yang diberikan oleh Allah SWT.

3. Tafsir Tuhfatul Habib 'ala Syarhil Khatib

Sulaiman Al Bujairami mengutip pandangan Qasim Al 'Abbadi yang membedakan antara "Syakur" (banyak bersyukur) dan "Syakir" (bersyukur).

Syakur merujuk pada seseorang yang menghargai semua nikmat Allah secara bersamaan, sedangkan Syakir merujuk pada seseorang yang menghargai nikmat-nikmat tersebut dalam berbagai waktu.

4. Tafsir Al-Wajiz karya Wahbah Az-Zuhaili

Tafsir ini menekankan pentingnya manusia untuk selalu bersyukur atas nikmat-nikmat yang Allah berikan.

Allah berjanji jika seseorang bersyukur, maka Dia akan meningkatkan nikmat tersebut.

Namun, jika seseorang mengabaikan nikmat-Nya, maka hukuman-Nya akan sangat berat, yang memungkinkan menghilangnya nikmat-nikmat tersebut.

Asbabun Nuzul Surat Ibrahim Ayat 7

Asbabun Nuzul Surat Ibrahim Ayat 7 (Foto: Parboaboa/Winda) 

Asbabun Nuzul adalah istilah dalam ilmu tafsir Al-Qur'an yang merujuk pada sebab atau latar belakang turunnya suatu ayat.

Surat Ibrahim ayat 7 menceritakan tentang kisah Nabi Musa ketika mengingatkan kaumnya yaitu Bani Israil tentang nikmat yang dianugerahkan Allah SWT kepada mereka.

Di antara banyaknya nikmat, di selamatkannya Bani Israil dari penjajahan yang dilakukan oleh Fir’aun.

Namun, di zaman Nabi Musa AS, Bani Israil tidak mampu menghargai rahmat Allah, sehingga anugerah tersebut berubah menjadi sebuah ujian yang menjadi pelajaran bagi mereka dan generasi berikutnya.

Allah SWT kemudian mengungkapkan hikmah di balik bersyukur. Apabila Bani Israil bisa bersyukur atas rahmat Allah dan tidak mengingkari-Nya, mereka akan menerima lebih banyak anugerah daripada hukuman-Nya.

Meskipun ayat ini berkisah tentang Nabi Musa dan Bani Israil, umat Islam harus menarik pelajaran dan hikmah dari cerita ini.

Seperti sikap bersyukur  merupakan perintah dan kehendak Allah SWT yang harus dipegang oleh setiap umat muslim.

Dalam Al-Quran Surat Ibrahim ayat 7 Allah berfirman jika kita bersyukur maka Allah SWT akan menambahkan nikmat hidup yang berlipat ganda.

Namun, bagi mereka yang mengingkari, melupakan Pemberi Karunia, dan mengingkari-Nya, azab Allah menanti, karena perbuatan kufur yang mereka lakukan.

Hikmah Bersyukur Sesuai Surat Ibrahim Ayat 7

Terdapat empat hikmah dari surat ini agar umat muslim selalu bersyukur, seperti:

1. Bersyukur Atas Tambahan Nikmat

Dengan bersyukur kepada Allah akan menghasilkan tambahan nikmat kepada umat-Nya. Artinya, ketika menghargai dan bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Allah.

Dia akan memberikan lebih banyak kebaikan dan nikmat kepada kita.

2. Terhindar dari Siksa

Bersyukur juga dapat menjauhkan diri dari siksa Allah. Dalam ayat tersebut, Allah menyatakan bahwa jika manusia bersyukur, Allah tidak akan menyiksa mereka.

Ini menunjukkan bahwa bersyukur adalah cara untuk menghindari hukuman-Nya.

3. Ketetapan Nikmat

Dengan bersyukur, umat muslim juga akan memperoleh ketetapan dalam nikmat yang Allah berikan. Artinya, nikmat yang diterima akan tetap ada dan tidak hilang seiring waktu.

4. Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT

Salah satu hikmah dari bersyukur adalah membawa diri untuk lebih dekat kepada Allah. Ketika bersyukur, umat muslim mengakui kebesaran dan karunia-Nya.

Demikianlah informasi mengenai bacaan Surat Ibrahim Ayat 7 dan artinya, lengkap dengan kandungan, tajwid, tafsir, dan hikmahnya.

Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang selalu bersyukur atas nikmat dari Allah SWT.

Editor : Ratni Dewi Sawitri

Tag : #surat ibrahim ayat 7    #kandungan surat ibrahim ayat 7    #islam    #tafsir surat ibrahim ayat 7   

BACA JUGA

BERITA TERBARU