parboaboa

Terumbu Karang Adalah Pengertian, Klasifikasi, Jenis, Habitat, Manfaat, dan Cara Menanggulangi

Jesika | Sains | 12-12-2023

Gambar Terumbu Karang (Foto: Adobe Stock/Borisoff)

PARBOABOA - Terumbu karang adalah ekosistem laut yang terbentuk dari struktur batu kapur yang dibangun oleh jenis karang keras.

Salah satu terumbu karang terbesar di dunia di Australia yaitu Great Barrier Reef yang terletak di Pantai Queensland, Australia. Strukturnya membentang lebih dari 2.300 km di sepanjang pantai timur Australia.

Fungsi terumbu karang adalah menyediakan habitat bagi berbagai spesies laut, seperti ikan dan moluska, serta berperan penting dalam melindungi pantai dari abrasi dan gelombang laut.

Meskipun memiliki peran positif dalam lingkungan, saat ini terumbu karang menghadapi ancaman serius akibat perubahan iklim, polusi, dan aktivitas manusia yang tidak berkelanjutan.

Oleh karena itu, perlindungan dan pelestarian terumbu karang menjadi sangat penting untuk menjaga keberlanjutan ekosistem ini dan manfaatnya bagi lingkungan laut dan kehidupan manusia.

Untuk mengetahui lebih jelas tentang apa itu terumbu karang. Berikut akan dipaparkan secara lengkap mulai dari klasfikasi, habitat, bentuk, persebaran, jenis dan fungsinya. Simak baik-baik, yah!

Pengertian Terumbu Karang

Pengertian Terumbu Karang (Foto: Adobe Stock/HoangAnh) 

Melansir dari Buku Terumbu Karang yang ditulis oleh Dwi Supriyono (2020), terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zoo-xanthellae.

Dari asal katanya, istilah terumbu karang terdiri dari dua kata, yaitu terumbu dan karang.

Kedua kata tersebut memiliki makna yang sangat berbeda ketika digabungkan.

Perlu dicatat bahwa terumbu karang bukanlah istilah yang sama dengan karang terumbu.

Istilah pertama mencirikan suatu ekosistem, sementara istilah kedua merujuk pada suatu komunitas yang hidup di dasar substrat yang disebut sebagai komunitas bentik.

Proses pembentukan terumbu karang melibatkan kerjasama antara polip karang dan alga zooxanthellae.

Alga tersebut memberikan warna dan memproduksi nutrisi melalui fotosintesis, sementara polip karang menyediakan tempat tinggal dan nutrisi tambahan.

Kondisi lingkungan yang mendukung, seperti air hangat dan bersih merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan terumbu karang.

Berbagai hewan sering kali melekat pada terumbu karang, termasuk moluska, krustasea, echinodermata, polychaeta, porifera, dan tunikata.

Biota laut lainnya yang mendiami perairan sekitarnya meliputi Plankton dan jenis nekton.

Klasifikasi Terumbu Karang

Melansir dari Buku Pengenalan Terumbu Karang Sebagai Pondasi Utama Laut Kita oleh Nabil Zurba (2019), terumbu karang adalah termasuk dalam filum Cnidaria dan kelas Anthozoa, yang memiliki ciri khas berupa tentakel.

Ada dua kelompok utama dalam Cnidaria, yaitu Hydrozoa dan Anthozoa.

Hydrozoa melibatkan Millepora dan Stylasterina, sedangkan Anthozoa mencakup Stolonifera, Coenothecalia, dan Scleractinia atau karang keras yang merupakan jenis karang pembentuk terumbu utama.

Menurut Veron (2000), Klasifikasi terumbu karang adalah sebagai berikut:

Kingdom: Animalia (Hewan)

Filum: Cnidaria (Organisme yang memiliki sel-sel khusus yang mengandung nematocyst atau sel penyengat)

Kelas: Anthozoa (Hewan karang)

Subkelas: Hexacorallia (Zoantharia) dan Octocorallia

1. Hexacorallia (Zoantharia)

Ordo Actiniaria (Sea anemones)

Ordo Zoanthidea (Zoanthids)

Ordo Corallimorpharia (Corallimorpharians)

Ordo Scleractinia (Stony corals)

2. Octocorallia

Ordo Helioporacea (Genus Heliopora)

Ordo Alcyonacea (Soft corals, Tubipora, Sea fans)

Ordo Pennatulacea (Sea pens)

Subkelas: Ceriantipatharia

  • Ordo Antipatharia (Black corals)
  • Ordo Ceriantharia (Tube anemones)

Famili: Astrocoeniidae

Genus dan Spesies: Beragam dan sangat banyak, mencakup berbagai jenis terumbu karang dari berbagai wilayah di dunia.

Klasifikasi ini mencerminkan keanekaragaman hayati dalam ekosistem terumbu karang dan menunjukkan bahwa terumbu karang terdiri dari berbagai kelompok organisme dengan peran dan karakteristik yang berbeda-beda.

Habitat Terumbu Karang

Dilansir dari Jurnal Digilib.Unila, berikut beberapa habitat terumbu karang adalah sebagai beirkut:

1. Habitat Reef Flat

Habitat ini terletak di zona pasang surut, yang mengalami fluktuasi salinitas, intensitas sinar matahari, dan suhu yang berubah-ubah.

Tipe reef flat dikenal tahan terhadap perubahan lingkungan tersebut.

Keunikan habitat ini terletak pada adaptasi organisme terumbu karang terhadap variasi kondisi yang terus-menerus berubah selama pasang surut.

2. Habitat Slope

Habitat slope adalah wilayah terumbu karang yang selalu berada di bawah permukaan air laut.

Biasanya, habitat ini berada pada kedalaman 0 hingga belasan meter, tergantung pada kemiringan dinding terumbu karangnya.

Terumbu karang yang menghadap ke laut terbuka disebut front reef, sementara yang menghadap ke pulau disebut back reef.

Kedalaman dan posisi ini memengaruhi jenis organisme yang mendiami area tersebut.

3. Habitat Rampart

Habitat rampart merupakan wilayah terumbu karang yang terletak di antara reef flat dan reef slope.

Kondisi ini menciptakan suatu zona transisi yang memiliki karakteristik unik.

Organisme di habitat rampart harus dapat beradaptasi dengan perubahan kondisi yang terjadi di zona pasang surut dan di bawah permukaan air laut.

Keberadaan habitat rampart memperkaya keragaman ekosistem terumbu karang dan menjadi zona peralihan yang penting di dalamnya.

Jenis-jenis Terumbu Karang

Jenis-jenis Terumbu Karang (Foto: Adobe Stock/ Borisoff) 

Terumbu karang adalah kekayaan alam yang sangat penting dan perlu dijaga kelestariannya.

Dilansir dari Laman Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang, Jenis-jenis terumbu karang adalah sebagai berikut.

1. Acropora Acuminate

  • Hidup di kedalaman 3-15 meter.
  • Tersebar di Australia, Filipina, Indonesia, Papua Nugini, dan Solomon.
  • Berwarna biru muda atau cokelat.
  • Koloni bercabang dengan ujung lancip.

2. Acropora Cervicornis

  • Hidup di kedalaman 3-15 meter.
  • Tersebar di Kepulauan Cayman, Jamaika, dan Indonesia.
  • Berwarna cokelat muda.
  • Koloni arborescens dengan koralit berbentuk pipa.

3. Acropora Elegantula

  • Hidup di kedalaman 3-15 meter.
  • Tersebar di Indonesia dan Srilanka.
  • Berwarna abu-abu.
  • Koloni korimbosa seperti lemak, bercabang tipis dan menyebar.

4. Galaxea Fascicularis

  • Hidup di kedalaman 3-15 meter.
  • Tersebar di Papua Nugini, Filipina, Indonesia, dan Australia.
  • Berwarna abu-abu, cokelat, hijau, dan putih.
  • Koloni kecil membentuk bantal, koloni besar berukuran 5 meter.

5. Lobophyllia Corymbosa

  • Hidup di kedalaman 3-15 meter.
  • Tersebar di Tanzania, Solomon, Papua Nugini, Jepang, Filipina, Indonesia, dan Australia.
  • Polip tebal seperti daging, koloni kecil membentuk plat, koloni besar berukuran 2 meter.

6. Lobophyllia Hemprichii

  • Hidup di kedalaman 3-15 meter.
  • Tersebar di Tanzania, Papua Nugini, Madagaskar, Jepang, Filipina, Indonesia, dan Australia.
  • Polip tebal seperti daging, koloni membentuk helm, koloni besar berukuran 5 meter.

7. Mycedium Elephantotus

  • Hidup di kedalaman 3-20 meter.
  • Tersebar di Papua Nugini, Filipina, Indonesia, dan Australia.
  • Tidak ada bintik pada koenestrum, koralit naminat, tentakel muncul hanya pada malam hari.

8. Oxypora Lacera

  • Hidup di kedalaman 3-15 meter.
  • Tersebar di Papua Nugini, Filipina, Indonesia, dan Australia.
  • Berwarna cokelat, koralit tipis yang dapat berubah tebal dalam lingkungan turbulen.

9. Pectinia Lactuca

  • Hidup di kedalaman 3-15 meter.
  • Tersebar di Papua Nugini, Filipina, Indonesia, dan Australia.
  • Berwarna abu-abu, cokelat, hijau, koloni submasif membentuk dinding-dinding tinggi.

10. Pectinia Paeonia

  • Hidup di kedalaman 5-15 meter.
  • Tersebar di Papua Nugini, Filipina, Indonesia, dan Australia.
  • Berwarna abu-abu, cokelat, hijau, perkembangan kolumella lambat.

Bentuk dan Penyebaran Terumbu Karang

Berdasarkan wilayah tumbuh terumbu karang, bentuk-bentuk terumbu karang adalah sebagai berikut:

1. Reef Terumbu

Reef Terumbu terbentuk dari endapan besar batu kapur, kalsium karbonat yang dihasilkan oleh hewan karang, alga berkapur, dan mollusca.

Struktur batu kapur yang terbentuk melalui proses biogenesis ini menjadi dasar utama bagi ekosistem pesisir.

Dalam konteks navigasi laut, terumbu dapat dianggap sebagai punggung laut yang muncul dari endapan batuan kapur di perairan dangkal.

2. Karang Ordo Scleractinia

Karang yang merupakan produk dari hewan dalam ordo scleractinia memiliki kemampuan khusus untuk mensekresi material yang disebut scleractinia.

Sebagai organisme klonal, terdiri dari puluhan atau bahkan jutaan individu polip. Analogi dengan tebu atau bambu yang memiliki banyak ruas dapat membantu memahami struktur karang yang terdiri dari polip mirip bambu dengan ruas-ruasnya.

3. Karang Terumbu

Karang terumbu yang menjadi konstruktor utama struktur terumbu, dapat dibagi menjadi dua jenis: karang hermatipik dan karang yang menghasilkan kapur.

Penting untuk dicatat bahwa karang terumbu ini memiliki perbedaan signifikan dengan karang lunak yang tidak menghasilkan kapur.

4. Terumbu Karang

Terumbu karang ini menjadi habitat bagi beragam biota laut yang berperan dalam produksi kapur, terutama batu dan alga berkapur.

Beberapa hewan yang sering ditemukan melekat pada terumbu karang meliputi moluska, krustasea, echinodermata, polychaeta, porifera, dan tunikata. Selain itu, di perairan sekitarnya, terdapat plankton dan jenis nekton yang menjadi bagian penting dari ekosistem laut.

Manfaat Terumbu Karang dalam Bidang Sosial dan Ekonomi

Manfaat Terumbu Karang (Foto: ScubaDiver) 

Terumbu karang adalah sekumpulan hewan kareng yang memiliki sejumlah manfaat penting, baik bagi lingkungan laut maupun kesejahteraan manusia. Adapun manfaat sosial ekonomi terumbu karang adalah sebagai berikut:

Manfaat Terumbu Karang Bidang Sosial

Terumbu karang bukan hanya menjadi tempat yang indah dan menarik, tetapi juga memiliki peran penting dalam memberikan manfaat sosial kepada masyarakat.

Dengan memahami dan memanfaatkan terumbu karang secara tepat, kita dapat merasakan dampak positifnya dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa manfaat sosial yang dimiliki oleh terumbu karang:

1. Media Pendidikan yang Menarik

Terumbu karang menyediakan pengalaman belajar yang menarik dan mudah dipahami.

Keindahan alam bawah lautnya menjadi media edukasi yang luar biasa, membantu masyarakat untuk lebih mengenal dan memahami kehidupan ekosistem di sekitarnya.

2. Sarana Rekreasi untuk Semua Kalangan

 Kecantikan terumbu karang menawarkan peluang rekreasi yang sangat beragam, baik untuk masyarakat lokal maupun wisatawan asing.

Aktivitas snorkeling, menyelam, dan berenang di sekitar terumbu karang memberikan pengalaman rekreasi yang mengasyikkan dan memperkaya kehidupan sosial.

3. Dukungan Terhadap Kegiatan Pendidikan dan Penelitian

Terumbu karang bukan hanya menjadi objek keindahan, tetapi juga tempat yang ideal untuk kegiatan pendidikan dan penelitian.

Masyarakat dapat terlibat dalam pemahaman ekosistem pesisir, belajar mengenai keanekaragaman tumbuhan dan hewan laut, serta mendukung upaya pelestarian alam.

4. Pentingnya Sebagai Sarana Penelitian

Keanekaragaman biota laut di terumbu karang menjadikannya sumber penelitian yang sangat berharga.

Oleh karena itu, terumbu karang menjadi tempat strategis bagi ilmuwan dan peneliti untuk memahami lebih dalam tentang kehidupan laut dan melindungi keberlanjutan ekosistem.

Manfaat Terumbu Karang Bidang Ekonomi

Terumbu karang tidak hanya memberikan manfaat sosial, tetapi juga berkontribusi signifikan pada ekonomi masyarakat.

Melalui keberadaannya, terumbu karang memberikan dampak ekonomi yang positif. Secara ekonomis terumbu karang bermanfaat sebagai

1. Sumber Pangan yang Melimpah

Terumbu karang menyediakan sumber daya perikanan yang tinggi, dengan berbagai jenis ikan, udang, kepiting, dan teripang. Ini memberikan kontribusi signifikan dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat setempat.

2. Meningkatkan Produktivitas Perikanan

Terumbu karang berperan penting sebagai tempat pemijahan dan tumbuh kembang bagi banyak jenis ikan.

Hal ini meningkatkan produktivitas perikanan, memberikan dampak positif pada mata pencaharian nelayan dan industri perikanan.

3. Sumber Bahan Baku Obat-obatan

Terumbu karang menjadi sumber potensial untuk obat-obatan, dengan mengandung senyawa kimia yang dapat memiliki manfaat dalam pengembangan obat-obatan dan produk farmasi.

4. Obyek Wisata yang Menguntungkan

Keindahan terumbu karang menjadi daya tarik utama bagi industri pariwisata. Melalui kegiatan wisata bahari seperti snorkeling dan diving, terumbu karang menciptakan peluang ekonomi melalui penyediaan jasa pariwisata.

5. Ornamen Hias untuk Akuarium

Terumbu karang juga dimanfaatkan sebagai bahan ornamen hias dan untuk industri akuarium. Konsumen yang mencari keindahan dan keunikan seringkali membeli terumbu karang sebagai dekorasi dalam akuarium.

Cara Menanggulangi Kerusakan Terumbu Karang

Manfaat Terumbu Karang (Foto: Adobe Stock/ Ustockphoto) 

Dilansir dari Laman dkp.jatengprov.go.id, beberapa cara menanggulangi kerusakan terumbu karang adalah sebagai berikut

1. Menjaga Kebersihan Sungai dan Pesisir Pantai

Menjaga kebersihan sungai dan pesisir pantai merupakan langkah krusial dalam melindungi kehidupan laut, khususnya terumbu karang yang menjadi habitat vital.

Sungai yang mengalir ke laut membawa dampak signifikan terhadap keseimbangan ekosistem karang.

Saat sampah, terutama plastik, berserakan di aliran sungai, gelombang ombak tak henti-hentinya membawanya menuju terumbu karang, membawa konsekuensi serius.

Sampah plastik, seperti penunggu tak diundang, menjadi penghalang cahaya matahari yang sangat diperlukan oleh terumbu karang. Bagi terumbu karang, cahaya matahari adalah nyawa.

2. Mencegah Erosi Kritis

Mencegah erosi kritis untuk menjaga terumbu karang. Aktivitas manusia, seperti penggundulan hutan untuk ladang atau perumahan, meningkatkan erosi yang dapat merugikan tanah.

Tanah yang terbawa oleh air hujan akibat kehilangan daya serapnya mengakibatkan sedimentasi di laut, menghambat pertumbuhan terumbu karang.

Sedimentasi ini, menciptakan air keruh, menutupi pori-pori tubuh karang, membuat zooxanthellae kekurangan cahaya.

Kondisi ini, jika terus menerus, dapat menghentikan siklus hidup karang. Penting untuk mengurangi pengaruh negatif aktivitas manusia agar terumbu karang tetap tumbuh dan berkembang.

3. Menangkap Ikan Tanpa Merusak Karang

Menangkap ikan tanpa merusak terumbu karang menjadi kunci utama untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut.

Sebagai tempat perkembangbiakan ikan, sering menjadi target nelayan. Sayangnya, beberapa nelayan yang tidak bertanggung jawab menggunakan metode merusak seperti bom ikan atau alat tangkap tidak ramah lingkungan.

Dengan melarang alat tangkap yang tidak ramah lingkungan, kita tidak hanya melindungi terumbu karang, tetapi juga mendukung nelayan itu sendiri.

Jika habitat ikan terus merusak, jumlah ikan akan menurun, mengakibatkan kerugian ekonomi bagi para nelayan.

Maka dari itu, penerapan praktik penangkapan ikan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan perlu didorong untuk menjaga keberlanjutan ekosistem laut dan kesejahteraan nelayan.

4. Tidak Mengambil Karang dan Terumbu Karang

Menjaga keberlanjutan terumbu karang memerlukan kesadaran akan pentingnya tidak mengambil karang dari habitatnya.

Meskipun karang merupakan daya tarik utama bagi pecinta scuba diving, tindakan pengambilan dapat memiliki dampak serius terhadap ekosistem laut.

Karang memiliki faktor pembatas, termasuk suhu dan salinitas, yang sangat memengaruhi pertumbuhannya.

Mengambil karang dari habitatnya dan memindahkannya ke tempat yang tidak sesuai dapat mengakibatkan kematian karang tersebut.

Oleh karena itu, perlu dilakukan sosialisasi yang mendalam untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya membiarkan terumbu karang tetap berada di habitat alaminya.

5. Ikut Melibatkan Masyarakat dalam Upaya Pelestarian Terumbu Karang

Pelibatan masyarakat adalah kunci utama dalam menjaga kelestarian terumbu karang. Aktivitas pelestarian ekosistem ini tidak akan mencapai hasil optimal jika hanya dilakukan oleh satu pihak.

Masyarakat, sebagai penerima manfaat langsung, memiliki peran penting dalam menjaga keberlanjutan terumbu karang.

Pelibatan masyarakat sebaiknya dimulai sejak usia dini. Pendidikan anak-anak tentang manfaat ekologi, khususnya terumbu karang, dapat membangun rasa kepemilikan terhadap kelestarian lingkungan.

Dengan demikian, generasi yang akan datang akan lebih cenderung menjaga dan melibatkan diri dalam upaya pelestarian terumbu karang.

6. Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia dalam Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang

Peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pengelolaan ekosistem terumbu karang merupakan langkah kunci untuk mendukung pelestarian lingkungan ini.

Mengingat pentingnya data ilmiah dan pemahaman mendalam terhadap kondisi terumbu karang, melibatkan SDM dengan kompetensi yang mumpuni menjadi esensial.

SDM yang terampil dalam melakukan monitoring berkelanjutan terhadap kondisi terumbu karang memiliki peran krusial.

Data yang diperoleh dari monitoring tersebut dapat memberikan gambaran yang akurat tentang dinamika ekosistem dan memfasilitasi identifikasi potensi risiko serta masalah yang dihadapi.

7. Rehabilitasi Terumbu Karang

Melalui kegiatan rehabilitasi terumbu karang, seperti pengembangan terumbu karang buatan dan penanaman bibit karang, dapat diupayakan pemulihan ekosistem laut yang rusak.

Dukungan riset dan inovasi dalam teknologi rehabilitasi terumbu karang juga perlu ditingkatkan untuk memastikan efektivitas upaya ini dalam jangka panjang.

Luas Terumbu Karang di Indonesia

Indonesia memiliki keanekaragaman terumbu karang yang luar biasa, mencakup berbagai jenis karang keras (scleractinian coral), karang lunak (soft coral), dan anemon laut.

Dilihat dari jenisnya terumbu karang indonesia merupakan salah satu yang terkaya di dunia.

Dikutip dari Buku Hukum Lingkungan Dan Kebijakan Pertanahan - Rajawali Pers yang ditulis oleh Flora Pricilla Kalalo (2021), diperkirakan luas luas terumbu karang yang terdapat di wilayah perairan Indonesia  sekitar lebih dari 60.000 km2 yang tersebar luas dari perairan kawasan Barat Indonesia sampai kawasan Timur Indonesia.

Indonesia memiliki terumbu karang yang luas, karena berada di kawasan tropis dengan suhu air laut yang hangat sepanjang tahun.

Posisi geografisnya yang unik sebagai pertemuan dua samudera besar, Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, menciptakan lingkungan laut yang kaya nutrisi dan mendukung kehidupan terumbu karang.

Selain itu, topografi laut yang beragam, pulau-pulau kecil, dan keanekaragaman hayati lautnya yang tinggi juga berkontribusi pada luasnya terumbu karang di perairan Indonesia.

Semua faktor ini bersama-sama menciptakan ekosistem terumbu karang yang sangat besar dan penting, yang perlu dijaga dengan baik untuk keberlanjutan lingkungan laut dan kehidupan masyarakat.

Demikianlah informasi terkait apa yang dimaksud dengan terumbu karang lengkap dengan klasfikasi, habitat, jenis, bentuk, persebaran, jenis, fungsi dan cara menanggulangi kerusakan terumbu karang.

Semoga informasi ini tidak hanya menginspirasi, tetapi juga mendorong kita untuk menjaga dan melindungi keindahan alam bawah laut.

Editor : Ratni Dewi Sawitri

Tag : #terumbu karang    #terumbu karang adalah    #sains    #manfaat terumbu karang    #jenis terumbu karang   

BACA JUGA

BERITA TERBARU