Upacara Melasti Bali : Pengertian, Sejarah, Makna, Tujuan, dan Susunan Acaranya

Ilustrasi gambar upacara Melasti Bali (Foto: Parboaboa/Ratni)

PARBOABOA - Upacara Melasti adalah salah satu ibadah yang dilakukan oleh umat Hindu Bali.

Upacara Melasti biasa dilaksanakan di sekitar bulan Maret tepatnya 2 hingga 4 hari sebelum merayakan Hari Raya Nyepi.

Upacara ini umumnya dilakukan di pinggir pantai.

Mengutip dari buku 70 Tradisi Unik Suku Bangsa di Indonesia oleh Fitri Haryani Nasuxon (2019), upacara Melasti berasal dari Bali yang diartikan sebagai ngayudang malaning gumi ngamet tirta amerta, yaitu ritual yang bertujuan untuk menghanyutkan kotoran alam menggunakan air kehidupan.

Menghanyutkan kotoran menggunakan air kehidupan bermakna menyucikan diri dari segala perbuatan buruk di masa lampau dan membaungnya ke laut agar mendapat kesucian lahir batin dan berkah dari Sang Pencipta.

Lantas, bagaimana susunan upacara Melasti Bali dan apa makna dari upacara tersebut? Berikut informasi lengkapnya.

Apa itu Upacara Melasti?

upacara melasti adalah

Ilustrasi umat Hindu di Bali sedang melaksanakan upacara Melasti(Foto: Parboaboa/Ratni)

Dilansir dari buku Berbagai Macam Upacara Adat di Indonesia Penuh Makna Kehidupan oleh Husni Abdullah Mubarok (2023), upacara Melasti adalah upacara yang dilaksanakan sebelum Hari Nyepi, yang jatuh pada hari yang sama dengan Tahun Baru Saka Bali.

Tujuan dari upacara ini adalah untuk membersihkan segala macam kekusutan dan keburukan di bumi dan di dalam diri manusia.

Upacara ini juga dianggap sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan kepada para dewa dan leluhur yang telah memberikan dengan menggunakan air laut yang dainggap suci.

Setelah proses pembersihan selesai, umat Hindu Bali akan membawa kembali persembahan-persembahan tersebut ke tempat asalnya dan meletakkannya di pelinggih atau altar di rumah atau pura setempat.

Upacara ini dakhiri dengan acara memohon keselamatan dan berkah kepada para dewa dan leluhur.

Melasti sangat penting bagi umat Hindu Bali, karena upacara ini dianggap sebagai bentuk persiapan yang sangat penting untuk menghadapi Hari Raya Nyepi.

Selain itu,upacara ini juga menjadi bagian dari warisan budaya Bali yang sangat berharga, yang menunjukkan kesakralan dan keindahan kepercayaan dan kebudayaan Hindu di Bali.

Sejarah Upacara Melasti

Awalnya, upacara Melasti di Bali berakar pada perayaan Tahun Baru Saka dan Hari Raya Nyepi.

Upacara ini menjadi peluang bagi masyarakat Bali untuk membersihkan diri dan meraih kesempatan memiliki kehidupan yang baru.

Melasti memiliki keterkaitan dengan upacara Nagansankritan yang berasal dari India.

Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama dalam mensucikan, Nagansankritan lebih menekankan pada upaya membersihkan suatu desa.

Upacara ini disebut juga melelasti yang secara harfiah berarti menghanyutkan kotoran alam dengan bantuan air kehidupan.

Makna dan Tujuan Upacara Melasti

Upacara Melasti memiliki makna sebagai pembersih jagat raya, mencakup diri sendiri (Bhuana Alit) dan alam semesta (Bhuana Agung).

Dengan kata lain, upacara ini merupakan suatu ritual pembersihan alam semesta, termasuk bumi beserta isinya.

Dalam pelaksanaannya, umat Hindu membersihkan peralatan, sarana, dan prasana upacara yang nantinya digunakan pada rangkaian kegiatan Nyepi selanjutnya, yaitu Tawur Agung.

Melalui upacara ini, umat Hindu juga dapat memperoleh angemet tirta amerta (air suci atau air kehidupan).

Upacara ini berfungsi sebagai cara untuk meleburkan segala "noda" pada pikiran, perkataan, dan perbuatan, serta memiliki makna filosofis lainnya:

1. Pembersih Jagat Raya

Melasti berasal dari kata "mala" dan "asti" atau "astiti", yang artinya kotoran dan mendoakan atau memuja.

Dalam konteks ini, Melasti dapat diartikan sebagai pembersihan segala kotoran dengan memuja keagungan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan yang Maha Esa).

Umat Hindu membersihkan peralatan upacara, seperti arca, pralingga, atau pratima Ida Bahatara, pelinggih, dan lainnya, sebagai media untuk memusatkan pikiran dalam rangka memuja Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

2. Kekuatan untuk Hari Raya Nyepi

Upacara Melasti juga merupakan permohonan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar umat Hindu mendapat kekuatan dalam melaksanakan Hari Raya Nyepi.

3. Menghanyutkan Penderitaan

Selain menghanyutkan kotoran alam, upacara Melasti memiliki makna untuk menghanyutkan penderitaan masyarakat.

Ritual ini bertujuan untuk memotivasi masyarakat secara ritual dan spiritual untuk menghilangkan beragam penyakit sosial, seperti wabah penyakit, permusuhan, keserakahan, dan lainnya.

4. Pengingat akan Kelestarian Lingkungan

Melalui upacara Melasti, umat Hindu diingatkan untuk menghilangkan keserakahan yang dapat merusak lingkungan.

Dengan demikian, kelestarian lingkungan dapat terjaga.

Susunan Upacara Melasti

susunan upacara melasti

Ilustrasi susunan acara pada upacara Melasti Bali (Foto: Parboaboa/Ratni)

Biasanya umat Hindu melaksanakan Melasti mengenakan pakaian putih dan dilakukan secara berkelompok atau rombongan yang datang dariwilayah yang sama.

Berikut susunan acara Melasti yaitu sebagai berikut:

1. Mempersiapkan Alat dan Sajen

Dalam pelaksanaan Melasti hal yang pertama dilakukan adalah menyiapkan alat dan sesajen.

Setiap anggota rombongan biasanya menyiapkan sesajen sesuai dengan kemampuannya.

Selain itu, mereka juga membawa benda-benda sakral seperti arca, pralingga, dan pratima dari pura di wilayah masing-masing untuk disucikan di air kehidupan.

2. Arak-arakan

Setelah persiapan selesai, rombongan memulai ritual arak-arakan mengelilingi desa sambil membawa peralatan dan sesajen.

Saat melakukan arak-arakan, juga dilakukan penyucian kepada peserta dengan tetesan air oleh pimpinan adat.

3. Sembahyang

Kegiatan sembahyang menjadi inti dari pelaksanaan Melasti.

Sebelum sembahyang, setiap rombongan menyediakan meja atau panggung menghadap laut atau danau.

Meja tersebut digunakan untuk meletakkan perangkat suci dari pura dan sesajen.

Sebelum sembahyang, peserta membersihkan wajah atau menyentuh air untuk membuang karma buruk.

Selanjutnya, mereka duduk bersila menghadap perangkat ibadah dan sesajen, menghadap sumber air suci.

Pemangku setempat memimpin upacara, menyiramkan air suci kepada peserta dan peralatan ibadah.

Asap dupa ditembarkan sebagai simbol penyucian.

Para peserta melakukan ritual pesembahyangan, menerima secangkir air suci, dan bijak pada dahi sebagai tanda kesucian.

Setelah sembahyang, peserta mengarak perangkat ibadah kembali ke pura untuk ritual lanjutan.

Setelahnya, peserta dapat pulang ke rumah masing-masing.

Untuk menjaga ketertiban, pelaksanaan upacara Melasti berbeda-beda di setiap desa.

Dengan demikian, upacara dapat berlangsung dengan optimal dan khidmat.

Itulah penjelasan mengenai upacara Melasti Bali mulai dari pengertian, sejarah, makna, tujuan, dan susunan acaranya. Semoga bermanfaat.

Editor: Ratni Dewi Sawitri
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS