PARBOABOA, Jakarta - Hasil penelitian menunjukkan lansia berusia di atas 65 tahun yang mengonsumsi aspirin sebanyak 100 mg per hari memiliki risiko lebih rendah terkena diabetes tipe 2.
Penelitian ini dilakukan oleh Profesor Sophia Zoungas dari Monash University di Melbourne. Studi terbaru ini dipresentasikan pada Pertemuan Tahunan Asosiasi Eropa untuk Studi Diabetes di Hamburg.
Dilansir dari The Sun, Profesor Zoungas melakukan penelitian selama hampir lima tahun dengan melibatkan 16.209 lansia sehat. Separuh dari mereka diberi aspirin, sementara sisanya diberi plasebo.
Hasilnya, risiko diabetes pada mereka yang mengonsumsi aspirin tipa hari mengalami penurunan sebesar 15 persen. Selain itu, pada lansia sehat yang mengonsumsi aspirin, terlihat adanya perlambatan peningkatan glukosa darah.
Selama penelitian ini, juga ditemukan sebanyak 995 peserta yang didiagnosis menderita diabetes atau mulai mengonsumsi obat penurun gula darah.
Meski demikian, Profesor Zoungas menegaskan potensi zat anti-inflamasi seperti aspirin untuk mencegah diabetes tipe 2 atau meningkatkan kadar glukosa masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Dia juga memperingatkan bahwa orang-orang sebaiknya tidak mulai mengonsumsi aspirin setiap hari kecuali atas petunjuk dokter.
Meskipun temuan baru ini menarik, secara aturan medis tidak mengubah penggunaan aspirin pada orang lanjut usia.
Pedoman peresepan utama aspirin saat ini merekomendasikan orang lanjut usia untuk mengonsumsinya setiap hari hanya jika ada alasan medis, seperti pasca-serangan jantung.
Hal ini sejalan dengan pendapat Dr. Faye Riley, Manajer Komunikasi Penelitian Diabetes di Inggris, yang mengatakan bahwa hubungan antara aspirin dan pencegahan diabetes juga masih belum jelas.
Menurutnya, cara terbaik untuk mengurangi risiko tipe 2 adalah dengan menurunkan berat badan jika diperlukan, mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang, serta melakukan lebih banyak aktivitas fisik.
Editor: Umaya khusniah